(6) [LIVE] Ustadz Abu Zaid Cecep Nurrohman, Lc., M.A. | Karakteristik Istri yang Shalihah – YouTube

Gunakan Ctrl + F untuk mencari kata
Klik kata tersebut untuk menuju pada video YouTube

(6) [LIVE] Ustadz Abu Zaid Cecep Nurrohman, Lc., M.A. | Karakteristik Istri yang Shalihah – YouTube

Transcript:
(00:03) Kajian Islam ilmiah di Roja TV dan Radio Roja. Di antara bentuk amanah yang paling agung yang wajib untuk diperhatikan oleh setiap hamba adalah kewajiban yang terkait dengan anak-anaknya. Saksikanlah kajian Islam ilmiah di Roja TV dan Radio Roja. Simak Radio Rojo Bogor 100.1 FM, Radio Roja Majalengka 93.
(00:42) 1 FM, Radio Roja Palu 101,8 FM, dan Radio Roja Bandung 104.3 FM. Menebar cahaya sunah. inalhamdulillah nahmaduh bismillahirrahmanirrahim asalamualaikum warahmatullah wabarakatuhdalillah nahmaduhu waastainuhu wasastagfir anati yahdihillahu fala mudillalah wam yudlil fala hadiyalah ashadu alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu la nabiya ba’dah Ya ayyuhalladzina amanutaqulaha haqqa
(01:56) tuqatih wala tamutunna illa wa antum muslimun. Ya ayyuhanasuttaqubakumulladzi khalaqakum min nafsin wahidah walaqa minha zaujaha wabat minhuma rijalan katsir waisa. Wattaqulahalladzi tasaaluna bihi wal arham innallaha kaanaana alaikum raqibah. Ya ayyuhalladzina amanutaqulah waquulu qulan sadida yuslih lakum a’malakum waagfir lakum dunubakum wam yutiillaha wa rasulahu faqad faza fauzan adzima amma ba’du fainna asdaqal hadisi kitabullah wahairal hadyi hadyu muhammad alaihi wasallam
(03:07) umuhd wa muhdatin bidah wa kulla bidatin dolalah wa kulla dolalatin finar amma ba’du maasyiral muslimat akhwati fillah rahimani warahimakunallahu AJM. Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa taala yang kembali mempertemukan kita di majelis yang mulia ini. Di kesempatan sore hari ini di penghujung hari yang keet7uh dari bulan Muharram di tahun 1447 Hijriah dalam rangka bertaqarub kepada Allah Subhanahu wa taala menjalankan salah satu amal ibadah yang sangat agung, yang sangat mulia di sisi Allah Subhanahu wa taala. Ibadah yang menjadi hajat setiap muslim
(04:16) dan muslimah itu ibadah yang bernama thaabul ilmi syar’i. Sebagaimana dikatakan oleh Al Imam Ahmad rahimahullahu taala. Beliau mengatakan, “Hajatul abdi ilal ilmi a’dom min hajatihi il thami wasyarab.” Hajat seorang hamba terhadap ilmu jauh lebih besar daripada hajatnya terhadap makanan dan minuman. lianna hajatahu il thami wasyarab yakfi fil yaumi marratan marrata karena hajat seseorang terhadap makan dan minum dalam sehari cukup sekali dua kali wa hajatuhu ilal ilmi biadadi anfasihi
(05:27) sedangkan hajat seorang hamba terhadap ilmu ilmu sejumlah hembusan nafasnya. Maka di antara nikmat yang sangat besar yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba adalah nikmat diberikan keistikamahan di atas jalan-jalan ilmu assyari’i. Dimudahkan di dalam melangkahkan kaki ke majelis-majelis ilmu. Kita mohon kepada Allah subhanahu wa taala semoga Allah senantiasa menganugerahkan keikhlasan ke dalam hati-hati kita di dalam mendatangi majelis-majelis ilmu.
(06:21) Baik dalam rangka taalum, mempelajari ilmu ataupun taklim, mengajarkan ilmu. Sehingga ilmu yang kita pelajari bersama Allah jadikan sebagai ilmu yang bermanfaat yang menjadi pembuka pintu-pintu kebahagiaan dunia dan akhirat kita. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepadawah hasanah orang-orang beriman, Nabi kita yang mulia Muhammad bin Abdillah.
(06:58) Shawatullahi wasalamuhu alaih kepada keluarga beliau, kepada sahabat-sahabat beliau, dan kepada setiap umat Rasulillah sallallahu alaihi wasallam yang senantiasa berupaya untuk istikamah berjalan di bawah naungan petunjuk dan tuntunan Rasulillah sallallahu alaihi wasallam sampai akhir zaman. Akhwati fillah azakunallah. Kita melanjutkan kembali kajian rutin kita di dalam membahas risalah sifat azzaujah asalihah atau karakteristik istri yang silatus Syekh Prof. Dr.
(07:53) Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Alabbad Albadr hafidahumallahu tabaraka wa taala. Kita masih melanjutkan poin bahwasanya di antara sifat seorang istri yang salihah adalah istri yang pandai memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang suami dengan cara berusaha untuk menampilkan penampilan yang terbaik di hadapan suaminya.
(08:38) Ini di antara karakter seorang istri yang salehah. Seorang istri yang berusaha untuk tampil yang terbaik di hadapan suaminya. Seorang istri yang berusaha untuk menggembirakan hati suaminya dengan penampilan terbaiknya. Ya. Maka jangan sampai seorang muslimah dia pandai bersaleh di hadapan orang di luar rumahnya.
(09:13) Namun ketika dia di hadapan suaminya, dia tampil apa adanya. Hendaknya seorang istri, seorang muslimah yang berusaha bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala, dia berusaha untuk memberikan penampilan terbaiknya di hadapan suaminya. Dan ini yang dituntunkan oleh syariat kita. Ini yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
(09:48) Maka penulis mengatakan, “Di antara tanda kebodohan seorang wanita adalah ketika dia mampu menampilkan penampilan terbaiknya di hadapan khalayak di luar rumahnya, namun dia tidak mampu menampilkan penampilan terbaiknya di hadapan suaminya.” ini bukan ya sifat atau karakter seorang istri yang salhah. Kata beliau, idofatan ila ma takunu alaihi katsirun minanisa min adam thawiyati wal istijabah waatratit tabarrum wat tasakhud watasyakki bimaa tuwajihu bihi zauja wabima tuwajihu bihi ghairahu.
(10:43) Ditambah lagi terkadang kebanyakan kondisi para wanita menampakkan ketidaktaatannya kepada suaminya ya. banyak mengeluh ya di hadapan suaminya seringki menampakkan perkara-perkara yang tidak diharapkan oleh suaminya. Banyak keluh kesah ya di hadapan seorang suami kurang sabar di dalam bermuamalah bersama suaminya.
(11:39) Fatajdibuha hayatan taisatan wa hayatan naqidatan wa hayatan mufqikatan watakunu hiyal jinayah ala nafsiha. Sehingga yang ada ya sikap sang wanita tersebut mendatangkan kehidupan yang buruk di dalam kehidupan rumah tangganya ya. Dan ini ya termasuk jinayah ya satu keburukan atas dirinya sendiri.
(12:17) Ketika seorang wanita ya seringki mengeluh di hadapan suaminya dalam perkara-perkara yang semestinya dia bersabar, dalam hal-hal yang semestinya dia bisa bersabar, ya. Maka justru hal itu akan mendatangkan keburukan kepada dirinya sendiri. Yaakulu shallallahu alaihi wasallam kama fi sahihi muslimin. Nabi kita yang mulia alaihialatu wasalam pernah bersabda di dalam hadis yang dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam sahihnya.
(12:56) Min hadisi Jabirin radhiallahu anhu. Dari hadis Jabir bin Abdillah radhiallahu taala anhu wa ardh. Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, “Idza qodima ahadukum lailan fala ya’tatianna ahlahu turuqan yakni la yufajiuhum fillil.” Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam memberikan himbauan kepada para suami setelah mereka pulang ya dari perjalanan yang jauh setelah sekian lama keluar dari rumahnya untuk hajatnya, untuk keperluannya dan dia harus masuk ke dalam rumahnya di malam hari. Kata Nabi yang mulia, “Apabila salah seorang di antara kalian
(13:54) datang ke rumahnya di malam hari, maka janganlah dia mendatangi istrinya secara tiba-tiba secara langsung.” Ya, jni jangan dia menggauli istrinya secara secara tiba-tiba di malam tersebut. Limaza? Kenapa demikian? Kenapa Nabi sallallahu alaihi wasallam menghimbau para suami, para laki-laki ya pada masa itu ketika datang di rumahnya ya pada malam hari setelah ya safar sekian lama kemudian pulang ke rumahnya di malam hari.
(14:43) Nabi sallallahu alaihi wasallam menghimbau kepada para suami agar jangan mendatangi istrinya di malam tersebut secara tiba-tiba. Apa alasannya? Q kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, “Hatta tastahiddal magibah watamtas watamtasyit asyaitah.” sampai sang istri tersebut membersihkan badannya ya istihdad ya sampai dia melakukan istihdad yakni membersihkan ya bulu kemaluannya kemudian merapihan ya rambutnya ya sampai istrinya berbenah ya sampai istrinya ya bersih-bersih dia mandi dan seterusnya.
(15:41) Kata penulis, w fi laftatun karimatun lil marati. Dalam hadis di atas terdapat isyarat dari Nabi sallallahu alaihi wasallam bagi kaum wanita, bagi para istri. Wahua annahu yanbagalqo zaujaha bikamali nadofatiha wa husni haiatiha wa jamali istiadiha. Pada hadis di atas ya terdapat faedah yang sangat besar di mana ketika seorang wanita ya dikabarkan akan kedatangan suaminya secara khusus ketika suami ya sudah sekian lama ya tidak pulang ke rumah karena hajatnya, karena kebutuhannya ya setelah safar sekian lama maka hendaknya seorang wanita berusaha untuk
(16:34) menemui suaminya dengan penampilan terbaiknya, kebersihan fisiknya. Ya, hendaknya seorang wanita menampakkan penampilan terbaik, bersiap di dalam menyambut suaminya. W siyama idana qadima min ghaibatin a min safarin. Terlebih kata penulis kalau seandainya sang suami sudah sekian lama ya meninggalkan rumahnya karena safar, karena hajatnya.
(17:11) Ketika ya seorang istri mendapatkan kabar akan kepulangan suaminya, maka hendaknya dia bersiap diri di dalam menyambut sang suami tersebut dengan penampilan terbaiknya. Ah, ini sunah yang diajarkan yang dituntunkan oleh Nabi sallallahu alaihi wasallam kepada kaum muslimat, kepada para istri. Fahad amrun yatatabu minha istadan wa tahayyuan hatta fiil baiti tahiatihi.
(17:48) Maka hal ini menuntut ya dari seorang wanita untuk bersiap diri, mempersiapkan diri, merapikan rumahnya ya memperbaiki ya kondisi fisiknya. Ketika dikabarkan kepada dia akan kedatangan suaminya, maka bersiap diri membersihkan fisiknya, ya kemudian merapihan rumahnya demi menyambut sang suami tersebut. Ini sunah yang Nabi sallallahu alaihi wasallam tuntunkan kepada setiap istri, kepada setiap muslimah.
(18:22) Kama jaa ummil mukminina Aisyata radhiallahu anha. Sebagaimana juga diisyaratkan dalam hadis ummil mukminin Aisyah radhiallahu taala anha wa ardaha. Dalam hadis yang dikeluarkan oleh al Imamul Bukhari dan Muslim, Aisyah radhiallahu anha menuturkan, qadima Rasulullahi sallallahu alaihi wasallam min safar.
(19:03) Suatu ketika Nabi sallallahu alaihi wasallam datang dari safarnya. Setelah ya sekian lama Nabi safar, Nabi pulang. ke rumahnya. Nabi pulang ke rumah Aisyah radhiallahu anha. Waqad satartu biqiramin li sahwatin li fiha tamil. Maka aku ya menutup rak atau lemari yang di sana ada gambar-gambar makhluk yang bernyawa ya. Aku tutup dengan kain.
(19:49) Di mana kain tersebut terdapat ya gambar makhluk yang bernyawa ya. Maksudnya Aisyah menutup adalah untuk merapihan rumahnya menyambut kedatangan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dirapihan ya. Kemudian hal-hal yang kelihatannya tidak rapi maka ditutup dengan kain. Ha. Ini yang dicontohkan oleh ibunda kaum mukminin Aisyah radhiallahu anha di dalam menyambut kedatangan suami beliau Rasulullah sallallahu alaihi wasallam.
(20:26) Falamma roahu Rasulullahi sallallahu alaihi wasallam hatakahu. Namun ketika Nabi sallallahu alaihi wasallam melihat kain tersebut yang di sana terdapat gambar makhluk yang bernyawa. Nabi mengambilnya ya Nabi cabut kain tersebut. Waqala. Kemudian Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Asyaddunasizaban yaumalqiamah. Alladina yuduna bikqillah.
(20:59) Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, “Orang yang paling keras siksanya di hari kiamat adalah orang-orang yang menyerupai ciptaan Allah Subhanahu wa taala.” Yakni menggambar makhluk yang bernyawa. berusaha untuk ya menggambar makhluk-makhluk yang bernyawa sehingga dia menyerupai ciptaan Allah Subhanahu wa taala.
(21:30) Qalat kata Aisyah, faja’alnahu wisadatan a wisadataini. Maka kemudian ya kain tersebut dijadikan untuk bantalan ya tidak ditampakkan di dalam rumah tapi dijadikan sebagai bantalan. ya dijadikan sebagai bantalan, tempat untuk duduk atau tempat untuk ya ditiduri ya. Kata penulis, “Limadza wadaat had qiram a asitar.” Pertanyaannya, kenapa Aisyah radhiallahu anha meletakkan gorden tersebut atau penutup tersebut? liannaha arat dakala shallallahu alaihi wasallam ilal bait yajidu fian minahsini tahti baiti nafsihi wafil marati nafsiha jawabannya kata penulis karena Aisyah
(22:30) menginginkan ya ketika Nabi sallallahu alaihi wasallam masuk ke dalam rumahnya dia atau beliau mendapatkan ya rumah rumah yang rapi, rumah yang bersih, sehingga memasukkan kegembiraan ke dalam hati Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Ah, ini ya maksud dari Aisyah radhiallahu anha ketika beliau ya meletakkan qiram atau gorden atau penutup tersebut, tujuannya untuk memperindah kondisi rumah ya.
(23:08) Agar ketika Nabi sallallahu alaihi wasallam masuk, beliau mendapatkan kondisi rumah yang lebih nyaman. Fanastafidu minal hadis faidatan wahiya analagi tui al baitaahu wa tuhsinaadahu wa tahiyatahu. Dari hadis di atas kita mengambil satu faedah. bahwasanya seorang wanita muslimah hendaknya berusaha untuk merapikan rumahnya.
(23:46) Hendaknya seorang wanita muslimah, seorang istri yang salihah berusaha untuk ya merapihan rumahnya, membersihkan rumahnya sehingga ketika suami masuk ke dalam rumahnya, suami mendapatkan rasa nyaman di dalam rumah tersebut. Ya, jangan sampai ketika suami datang rumah berantakan. Ya, enggak dia pedulikan kerapihan rumahnya.
(24:16) Enggak dia pedulikan kebersihan rumahnya. Jangan seperti itu. Hendaknya seorang wanita muslimah ya ketika dia tahu akan kedatangan suaminya berbenah diri di dalam rumahnya, membersihkan rumahnya, merapikan rumahnya ya. Agar ketika suami masuk ke dalam rumah maka suami mendapatkan sakinah, ketenangan di dalam rumah tersebut.
(24:42) Ya, setelah sekian lama ya suami di luar rumah dan mungkin mendapatkan hal-hal yang kurang nyaman di luar rumahnya ya, maka dibuat nyaman, dibuat senyaman mungkin sang suami tersebut dengan kondisi rumah yang baik. Kbagiahada nafsiha aladal kamiluhsin istiqbala zaujiha. Demikian pula ya hendaknya seorang wanita mempersiapkan dirinya ya dengan penampilan terbaiknya setelah dia merapihan rumahnya, membersihkan rumahnya.
(25:27) Yang kedua dia berusaha untuk memberikan penampilan terbaiknya di hadapan suaminya. Rumahnya bersih, rumahnya nyaman. Istri juga demikian ya. Menampilkan penampilan terbaiknya. dan berusaha untuk menyambut dengan hangat kedatangan suaminya. Fazihi kulluha minas sifatillati jaat fi sunatin nabii shallallallahu alaihi wasallam lil marati wazaujati shihah.
(25:58) kata penulis, “Ya, ini semua adalah di antara karakter, di antara sifat seorang wanita atau seorang istri yang salihah yang dituntunkan di dalam sunah Rasulillah sallallahu alaihi wasallam.” Maka akhwati fillah azakunallah, sunah itu bukan hanya sebatas penampilan luar kita ketika kita di luar rumah ya. Tapi di antara sunah juga adalah apa yang kita upayakan di dalam rumah kita. Membersihkan rumah bagi kaum wanita.
(26:37) Merapihkan kondisi rumah bagi seorang ya istri. Kemudian menyambut suami dengan penampilan terbaiknya. menyambut suami dengan hangat di dalam rumahnya. Ini pun sunah. Di antara sunah yang diajarkan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Maka sunah bukan hanya di luar rumah ya kita menutup aurat kita di luar rumah kita. Bukan hanya itu.
(27:06) Tapi di antara sunah adalah ketika seorang wanita, ketika seorang istri berusaha untuk menjadi pasangan yang terbaik bagi suaminya. Di antara sunah adalah ketika seorang muslimah berusaha untuk ya menampilkan penampilan terbaiknya di hadapan suaminya. Menyambut suami dengan penuh kehangatan. Ini sunah ya yang terkadang banyak dilalaikan oleh sebagian wanita muslimah di zaman apa di zaman di zaman sekarang.
(27:42) Kata penulis, waminzalika aidan ma jaa fil mujamil aat l thabrani min hadisi anas bin malik radhiallahu taala anhu wa ardha anna rasulullahi shallallahu alaihi wasallam qal ala ukhbirukum binisaikum fil jannah yakni azzaujah allati ahlah bisifatihal hamidah wilalihal mubarokah qala kullu wadudin walud idza gadibat a usia ilaiha au gadba zaujuhai yakni aini wna binaumin wqirinun
(28:52) hatta tardni. Di antara sifat seorang wanita yang salehah, seorang istri yang salihah adalah apa yang datang dalam riwayat yang dibawakan oleh Al Imam At-Tabrani di dalam almujamul Ausat dari hadis Anas bin Malik radhiallahu taala anhu wa ardah bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pernah bersabda Kata Nabi yang mulia, “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang istri-istri kalian di dalam surga Allah Subhanahu wa taala?” Yakni seorang istri yang layak untuk mendapatkan surga Allah Subhanahu wa taala. Seorang istri yang akan diganjar dengan surga Allah Subhanahu wa taala
(29:54) karena sifat-sifatnya yang terpuji. Ya. Maka hadis ini memberikan motivasi kepada setiap wanita muslimah agar berhias diri dengan sifat-sifat yang Nabi sebutkan dalam hadis ini sehingga dia ya termasuk ke dalam ahlul jannah. dijadikan sebagai istri bagi seorang laki-laki ya di dalam surga Allah Subhanahu wa taala.
(30:26) Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, “Ya, sifat atau karakter istri yang salihah yang akan menjadi pasangan bagi seseorang di surga Allah Subhanahu wa taala adalah kullu wadudin waludin.” Setiap wanita yang penyayang. walud yang ya memiliki anak keturunan ya seorang wanita yang penyayang, yang penyabar, walud yang memiliki keturunan. gadibat a usia ilaiha.
(31:22) Ketika dia marah ya atau ketika suaminya marah kepada dirinya ya, maka dengan kesabarannya dia mengatakan kepada sang suami, “Hadi yadi fi yadik.” Wahai suamiku, ini tanganku. Ini tanganku. Ya, la aktahil bigamin hatta tard. Aku tidak bisa memejamkan kedua mataku. Aku enggak bisa tidur nyenyak sampai engkau rida terhadap diriku.
(32:12) Ini di antara karakter wanita yang salehah, di antara karakter seorang wanita yang dikatakan oleh Nabi sallallahu alaihi wasallam sebagai wanita ahlul jannah. Seorang wanita yang pandai mengambil hati suaminya. Ya, ketika suaminya marah maka dia berusaha untuk meredamkan amarah suaminya dengan sikapnya, dengan muamalahnya. Wahai suamiku, ya ini tanganku ambil ya.
(32:42) Aku tidak pernah bisa tidur nyenyak sampai engkau rida terhadap diriku, sampai hilang amarah darimu, sampai engkau rida terhadap diriku. Ya, ini sifat seorang wanita yang muslimah yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala. Ya, wanita yang berusaha untuk mendinginkan ya amarah suaminya ketika suami terpancing amarahnya ya dengan sikapnya, dengan muamalahnya sehingga sang suami mendapatkan ketenangan di dalam rumahnya. Bukan sebaliknya ya.
(33:24) Bukan wanita yang senantiasa membakar amarah sang suami atau memancing emosi sang suami. Tidak. Tapi wanita yang muslimah, yang salihah adalah wanita yang pandai meredam emosi suaminya dengan akhlak dan dengan perilakunya. Kata penulis waminal musaf. Di antara perkara yang sangat disayangkan yang kita lihat pada hari-hari ini anna ba’danisa la tubali yanama zaujuh lailain wasalat wal asr wasyahr wahua mugab.
(34:08) Di antara fenomena yang sangat disayangkan pada hari-hari ini adalah apa yang kita dapatkan dari sebagian wanita di mana ia tidak peduli ya dengan amarah suaminya. Ketika suaminya marah kepada dirinya ya 1 hari, 2 hari, 3 hari, 10 hari, bahkan 1 bulan, ya. Dia enggak peduli.
(34:42) Dia tidak berusaha untuk meminta rida kepada suaminya. Padahal dia tahu suaminya marah kepada dirinya. Ya, dia tidak berusaha untuk meminta rida suaminya. Padahal di antara karakter ya wanita ahlul jannah kata Nabi sallallahu alaihi wasallam adalah seorang wanita yang ketika ya dia berbuat kesalahan atau ketika suami marah kepada dirinya dia berusaha untuk berlapang dada meminta maaf kepada suaminya mengatakan ambillah tanganku ya aku tidak pernah tidur dengan Yaman ya selama engkau masih masih marah kepadaku. Aku tidak bisa ya tidur dengan dengan nyenyak ya sampai engkau rida kepada
(35:27) diriku. Namun sebagian wanita enggak peduli. Mau suaminya marah sehari, mau seminggu, mau sebulan, bahkan lebih, dia enggak peduli. Ya, dia tidur ya biasa-biasa saja seperti tidak ada masalah. Wannal amro la yak’niha. ya seolah-olah yakni tidak ada masalah bagi dirinya.
(35:57) Mau suaminya marah mau tidak ya dia enggak pedulikan. Dia tidak berusaha untuk mengambil hati sang suami. Dia tidak berusaha untuk mengambil rida sang suami. Wala kaanaha satalqallaha subhanahu wa taala wausibuha ala hadil umur wa ala hadil amal. seolah-olah dia enggak sadar bahwasanya apa yang dia lakukan ya ketika dia membiarkan suaminya marah ya tanpa berusaha untuk meminta keridaan suami, meminta maaf kepada suaminya ya bahwasanya hal-hal semacam itu akan ada hisabnya di hadapan Allah Subhanahu wa taala. akan ada ya penghisaban amalannya di hadapan Rabbul alamin, di hadapan
(36:49) Allah Subhanahu wa taala. Maka pandai-pandailah seorang wanita muslimah untuk mengambil hati suaminya ya bersabar dalam menghadapi ya sikap suami yang terkadang mungkin ya kurang dia ridai tapi dia berusaha ya untuk menjadi pasangan yang baik bagi suaminya berusaha untuk bersabar dalam bermuamalah bersama suaminya dan dia niatkan kan karena Allah subhanahu wa taala sehingga dia ya termasuk ke dalam bagian wanita ahlul jannah di hari kiamat nanti.
(37:33) Kemudian kata penulis, kata Syekh Abdur Razzaq hafidahullahu taala, wamin sifatil marati shihah. Dan di antara karakter seorang wanita yang salihah, seorang istri yang salihah, majaa fi sunanil baihaqi. Apa yang datang di dalam Sunan albaihaqi an Abi Uzainah asadafi. Dari Abi Uzainah Asadafi radhiallahu taala anhu wa ardah anna Rasulullahi sallallahu alaihi wasallam qal bahwasanya Rasulullahi sallallahu alaihi wasallam pernah bersabda kata Nabi yang mulia khairu nisaikum alwadudul walud almuwatiatul muwasi Wasiatu istri-istri terbaik.
(38:46) Di antara istri-istri kalian adalah wanita yang penyayang. Al-walud yang memiliki ya keturunan. Al-Muwatiah. Almuwasih. Wanita yang berusaha untuk taat kepada suaminya. Wanita yang berusaha untuk berkhidmat kepada suaminya. Apabila mereka bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala, maka baiknya seorang yang muslimah, seorang istri yang salihah ya dibangun di atas dua perkara.
(39:28) Yang pertama, bagus muamalahnya bersama sang khaliq dengan cara bertakwa kepada Allah subhanahu wa taala. Yang kedua, bagus dalam bermuamalah bersama suaminya. Maka enggak cukup seorang wanita muslimah itu bertakwa kepada Allah kemudian melupakan, melalaikan hak-hak suami. Ya, jangan sampai seorang wanita hanya pandai beribadah kepada Allah Subhanahu wa taala.
(39:57) Namun di saat yang bersamaan dia tidak menjalankan kewajiban sebagai seorang istri menunaikan hak-hak suaminya. Maka jadilah ya wanita muslimah yang berusaha menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa taala, bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala, kemudian berusaha untuk menjadi istri yang terbaik bagi suaminya, menjalankan hak-hak suaminya. Wasyarun nisaikum.
(40:36) Sedangkan istri kalian yang paling buruk adalah al-mutabarrijat almutakhayyilat wahunnal munafiqat. Wanita-wanita yang pandai tabaruj ya menampakkan yakni hal-hal yang tidak semestinya ditampakkan di hadapan khalayak. almutakhayyilat wanita-wanita yang sombong yang congkak yang angkuh wahunnal munafiqat dan mereka adalah wanita-wanita yang terkena penyakit kemunafikan la yadkhulul jannah minhunna illa mlul gurabil a’sam kata nabi sallallahu alaihi wasallam Tidak ada yang akan masuk surga di antara mereka. Yakni wanita-wanita yang pandai tabaruj, wanita-wanita yang ya
(41:43) sombong, yang angkuh. Tidak akan masuk surga di antara mereka kecuali ya seperti burung gagak yang a’sam. Ya, makna a’sam di sini kata para ulama ini burung gagak yang ada ya warna putih pada kakinya ya. Dan itu jarang karena mayoritas burung gagak itu warnanya hitam.
(42:15) Ya, di sini Nabi sallallahu alaihi wasallam membuat perumpamaan bahwasanya sangat jarang ya di antara wanita-wanita yang pandai tabaruj kemudian wanita-wanita yang angkuh yang akan masuk surga Allah Subhanahu wa taala karena keangkuhannya, karena kesombongannya. Ya sifati shihah. Kata penulis, maka lihatlah ya perhatikan sifat-sifat yang Nabi gambarkan bagi seorang istri yang salihah.
(42:51) Sifat yang pertama adalah al-wadud, sifat penyayang. Ya, hendaknya seorang wanita muslimah punya sifat wadud, punya sifat penyayang terhadap suaminya dan penyayang terhadap anak-anaknya. Sabar ya dalam bermuamalah bersama suaminya. Sabar dalam bermuamalah bersama anak-anaknya ya.
(43:23) Jangan temperamental, jangan sedikit-sedikit marah, terpancing emosi ya. sehingga jauh dari sifat wadud, jauh dari sifat penyayang bagi seorang seorang wanita. Kata penulis, waadzihi sifatun karimatun wa khullatun hamidatun fil marati shihah wazaujatil mubarokah. Sifat al-wadud adalah sifat yang mulia, ya, sifat yang terpuji yang hendaknya ada dalam diri seorang wanita yang salihah dan seorang istri yang mubarokah. Seorang istri yang ya diberkahi oleh Allah subhanahu wa taala.
(44:04) Kita berusaha untuk menghiasi diri kita dengan sikap penyayang. Ya. Dan butuh dilatih ya. Butuh dilatih sabar ya. Kemudian berusaha untuk menyayangi suami, berusaha untuk sayang kepada anak-anak. Ini butuh dilatih. Alwadud a almuttasifah bil wuddi wa husni tawadud. Ya, makna al-wadud kata penulis adalah wanita yang berhias diri dengan kasih sayang ya dan muamalah yang baik dalam bermuamalah bersama orang lain.
(44:51) Wa ahaquasi bidzalika azzauj. Dan pihak yang paling berhak dengan kasih sayang seorang wanita muslimah adalah suaminya. Ya, kita berlemah lembut, kita bersikap kasih sayang kepada semua. Ya, namun yang paling berhak mendapatkan kasih sayang seorang wanita adalah pasangan hidupnya, adalah suaminya. Anuhsin tawadud ilaihi wa taksib masyahu wafatahu bikalimatihal latifah wa alfadhalbah.
(45:36) [Musik] watiha. Hendaknya seorang wanita salhah ya berusaha untuk mengambil hati seorang suami, mengambil ya cinta seorang suami dengan kelembutan. ya tutur katanya dengan kebaikan muamalahnya ya dan dengan penampilan terbaik pada fisiknya. Ah ini ya poin penting yang hendaknya diperhatikan oleh setiap wanita muslimah ya.
(46:24) Ambil hati suami, ambil ridanya suami dengan ya bagusnya kalimat-kalimat yang kita ucapkan di hadapan suami kita. Dengan bagusnya tutur kata, dengan bagusnya ya kalimat-kalimat yang kita ucapkan di hadapan suami kita, kemudian perilaku kita, akhlak dan muamalah kita dalam bermuamalah bersama suami juga demikian. Hendaknya seorang wanita muslimah berusaha untuk bermuamalah dengan baik bersama suaminya. Ya.
(47:05) Demikian pula dengan kebaikan fisiknya, mazharnya, penampilannya ya berusaha menampilkan penampilan yang terbaik di hadapan suaminya. Ya, maka bagus ucapannya, bagus muamalahnya, dan bagus penampilannya. Ya, ini semua satu paket yang tidak boleh dipisahkan satu dengan yang lainnya. Ya, yang hendaknya ada dalam diri seorang wanita muslimah.
(47:36) Fatawadud yakunu bil kalam wakunu bil haiah wakunu bil mazhar wakunu bil amal wakunu bil khuluq. Maka ya sifat penyayang ya sifat kelemahlembutan itu terkadang dilakukan dengan ucapan. Ya, berucap yang lemah lembut di hadapan suami, tidak meninggikan suara di hadapan suaminya. Terkadang dengan penampilan, dengan mazhar, dengan haiah.
(48:08) Ya, berusaha untuk meraih hati suami dengan penampilannya. Berusaha meraih keridaan suami dengan penampilannya. Dan terkadang dengan akhlak atau dengan muamalah, dengan amalan ya yang dia lakukan di hadapan suaminya. Berkhidmat kepada suami dengan tulus, dengan ikhlas, mengharapkan besarnya ganjaran di sisi Allah Subhanahu wa taala.
(48:34) Ya, berperilaku berperangai yang baik di hadapan suaminya. Ini semua masuk kategori al-wadud yang dimaksudkan dalam hadis Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Kemudian karakter yang kedua yang Nabi sebutkan dalam hadis di atas hadis Abi Uzainah Asadafi radhiallahu anhu adalah alwalud a katiratul injab.
(49:12) Wanita ya yang banyak melahirkan yakni wanita yang subur ya katiratul injab. Wanita yang yang subur ya yang berpotensi memiliki banyak-banyak anak. Wahiya sifatun hamidatun fil marah. Dan sifat al-walud ya di antara sifat yang terpuji dalam diri seorang wanita. Wahiya min khairin nisa. Dan dia ya adalah termasuk di antara wanita-wanita yang terbaik.
(49:49) Makanya Nabi sallallahu alaihi wasallam ya memberikan motivasi kepada para calon suami ya untuk mencari wanita-wanita yang subur, yang banyak keturunan. Karena Nabi sallallahu alaihi wasallam senang ya dengan banyaknya jumlah umat beliau. Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam ya kepada para laki-laki calon suami kata Nabi yang mulia tazwajul wadudal walud.
(50:21) Fa inni muktirun bikumul umama yaumalqiamah. Wahai kaum laki-laki, nikahilah wanita-wanita yang penyayang dan wanita-wanita yang subur yang memiliki banyak keturunan. Karena aku akan merasa bangga dengan banyaknya jumlah umatku di hari kiamat nanti. Ya, Nabi sallallahu alaihi wasallam senang ya dengan banyaknya jumlah umat-umat beliau di hadapan umat para nabi dan rasul di hari kiamat nanti.
(50:56) Maka di antara sifat wanita yang terbaik adalah wanita yang berpotensi memiliki banyak keturunan. Waatil maratu mubtalatanin maradin fah amrun laha. Namun kata penulis, kalau seandainya wanita ya tidak bisa melahirkan ya karena sebab tertentu, karena penyakit tertentu, maka tidak ya tidak masalah. Enggak ada masalah ya.
(51:27) Ketika seorang wanita muslimah, yakni tidak dianugerahkan keturunan oleh Allah Subhanahu wa taala, ya sudah ini di luar kesanggupannya ya. Karena Allah Subhanahu wa taala memberikan keturunan ya kepada siapa yang Allah kehendaki. Sebagian orang anaknya banyak, sebagian orang Allah enggak kasih keturunan. Ya.
(51:52) Maka ketika seorang wanita ya karena sebab tertentu, karena sakit tertentu sehingga enggak memiliki keturunan, enggak ada masalah. Yang penting dia bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala dan berusaha untuk taat kepada suaminya. Berusaha untuk menjadi istri yang terbaik di hadapan suaminya. Ya liannahu laisa amron qat fihi saat hiya fil ikhl bihi.
(52:19) Karena ketika ya dia sudah berusaha tapi Allah enggak berikan keturunan, maka itu di luar kesanggupannya ya, di luar batas kesanggupannya ya. Selama dia ya tidak berusaha untuk yakni menjadi sebab tidak mendapatkannya keturunan tersebut, maka tidak ada masalah. Ya fala yuhasibuallahu alik wal yaduha yunafiika maahiha maka Allah subhanahu wa taala tidak akan menghisab ya sang wanita tersebut ketika memang Allah tetapkan dia tidak memiliki keturunan dan hal itu tidak memudaratkan dirinya dan tidak mengurangi kesalihannya di hadapan Allah
(53:13) subhanahu wa taala ya. Selama memang dia tidak berusaha untuk merusak fisiknya, merusak badannya ya, sehingga dia divonis tidak punya keturunan ya karena sakit atau sebab yang lainnya maka enggak ada masalah. inat hiya waludan wakhana injunai. Adapun kalau seandainya sang wanita ya asalnya dia adalah wanita yang walud, punya banyak keturunan ya, akan tetapi dia enggan untuk memiliki keturunan ya atau dia memutus yakni peranakannya sehingga dia tidak memiliki keturunan dengan usahanya ya dengan ikhtiarnya
(54:10) maka ini yang bermasalah ya. Awalnya dia dalam kondisi normal ya, tidak ada masalah, tapi dia sendiri yang berusaha untuk ya yakni bagaimana caranya agar tidak memiliki anak dengan pilihannya, dengan ikhtiarnya, dengan usahanya.
(54:41) Bagaimana caranya agar dia tidak memiliki anak? Ya, padahal seharusnya dia bisa memiliki anak, memiliki keturunan. Maka ini yang bermasalah. Kata Fadilatus Syekh hafidahullahu taala. Waqad qala sallallahu alaihi wasallam. Dan Nabi yang mulia alaihialatu wasalam pernah bersabda, “Tazawajul wadudal walud.” Nikahilah oleh kalian wahai para laki-laki, wanita-wanita yang penyayang dan wanita-wanita yang banyak memiliki keturunan. Nikahi mereka.
(55:12) Fa inni muktirun bikumul umama yaumalqiamah. Karena sesungguhnya aku akan merasa bangga dengan banyaknya jumlah umatku di hadapan umat-umat yang lain pada hari kiamat nanti. Ya falladzi yanbagi alal marah antas fi wujudil aulad. Maka yang sepatutnya dilakukan oleh seorang wanita adalah berusaha ya bagaimana caranya untuk memiliki seorang anak keturunan ya watabdulus sababik dan mengambil sebab agar dia memiliki keturunan.
(55:57) Watas’a fi tarbiyatihim watansyiatihimayatihim. Kemudian setelah Allah anugerahkan keturunan, maka berusaha untuk mentarbiah mereka, untuk mendidik mereka ya dengan tarbiah yang baik. Dididik anak itu karena anak adalah amanah yang Allah berikan kepada para orang tua. Harus diarahkan ya diajarkan dididik dengan pendidikan yang terbaik.
(56:29) Allah Subhanahu wa taala berfirman, “Ya ayyuhalladzina amanu qu anfusakum wa ahlikum nar.” Wahai orang-orang beriman, peliharalah diri kalian dan anggota keluarga kalian dari siksa api neraka Allah Subhanahu wa taala. Makna menjaga ya keluarga dari api neraka. Kata Ali bin Abi Thalib, “Adibuhum waimuhum.” Didik mereka. Ya, ajarkan ilmu kepada mereka. Ya, ajarkan tentang syariat Allah.
(57:05) Ajarkan tentang agama Allah Subhanahu wa taala. Ajarkan akidah yang benar. Ajarkan ibadah yang benar. Ajarkan muamalah yang benar. Ah, ini tanggung jawab orang tua ya, terhadap anak-anak mereka. Maka setelah Allah anugerahkan seorang anak kepada ya orang tua hendaknya ya dididik dan diajarkan dengan baik.
(57:33) Watahib litakuna sababan fiujil mujtama abnaun shihunatun muslihun watahtasibika min aalihuliha fizzawaj. Dan hendaknya seorang istri ya, seorang wanita muslimah ihtisab ya dengan memiliki anak dia hadirkan niat mengharapkan ganjaran pahala di sisi Allah subhanahu wa taala. ya niatkan ya dengan memiliki anak mudah-mudahan bisa menjadi sebab adanya anak keturunan yang saleh yang baik di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin.
(58:21) Ya, niatkan ketika kita memiliki anak maka kita harapkan anak-anak kita kelak menjadi para penyeru kebaikan, orang-orang yang mengajak manusia kepada jalan kebaikan. Ya, kita harapkan dari anak-anak kita tersebut, dari keturunan kita, kita minta kepada Allah Subhanahu wa taala ya dianugerahi anak-anak yang baik, yang saleh dan salihah dan menjadi orang-orang yang memperbaiki manusia, mengajak manusia kepada jalan kebaikan.
(58:53) Ya, maka jangan sampai kita mengikuti gaya hidup orang-orang kufar ya. meninggalkan pernikahan, meninggalkan yakni keinginan punya anak. Ini bukan sifat seorang muslim, seorang muslimah ya. Enggak mau punya anak, enggak mau repot yang ngurus anak. Nah, ini bukan sifat seorang muslim, bukan sifat seorang muslimah ya. Seorang muslim, seorang muslimah berusaha memiliki anak keturunan yang saleh dan salehah.
(59:20) Ya. Dan kita harapkan kelak mereka menjadi penerus estafet kebaikan kita. Mereka bisa menjadi orang-orang yang menyeru kepada kebaikan. Watahtasibualika min aalihuliha fizwad. Dan hadirkan niat ini ya. memiliki anak keturunan yang saleh dan salehah. Hadirkan niat ini dari awal memasuki kehidupan rumah tangga.
(59:52) Ya, ketika akad pernikahan berlangsung ya, maka niatkan menikah untuk mencari keturunan yang baik, mencari keturunan yang saleh dan salihah yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa taala yang berusaha untuk menyeru manusia kepada kebaikan. Takulu bainaha wa bainallah. Dia azamkan tekad ya antara dia dengan Allah subhanahu wa taala.
(1:00:26) La’alllaha yukrimuni biabnain min aimmatil huda au min ulamail muslimin au min duatil khair. Dia azamkan, dia tekatkan. Ya Allah, mudah-mudahan dengan pernikahan ya hamba, Engkau anugerahkan kepadaku anak-anak yang saleh dan salehah yang kelak menjadi aimmatul huda, pemimpin dalam hidayah, pemimpin dalam kebaikan, menjadi ulama kaum muslimin, menjadi penyeru kebaikan.
(1:00:58) Duatul khair yang mengajak manusia kepada kebaikan. fayuktabu lahal ajrulim alti shihah w ybauha minal inayati sehingga ya seorang wanita muslimah dicatatkan baginya pahala yang sangat besar dengan niatnya tersebut ya ketika seorang wanita muslimah menikah dengan niat mencari keturunan yang baik mencari keturunan yang saleh dan salihah maka dia dapat pahala dengan niatnya ya meskipun qadar Allah, Allah tidak berikan dia keturunan. Tapi dengan niatnya dia dapat pahala yang besar.
(1:01:37) Apalagi kalau Allah berikan dia keturunan dan dia berusaha untuk ya mendidik sang anak, mengarahkan sang anak, mengajarkan sang anak ya dengan pendidikan terbaik ya, maka kelak anak inilah yang akan menjadi ya penerus kebaikan bagi orang tuanya. Maka hati-hati ya dari propaganda orang-orang kufar yang mengajak kaum muslimin untuk meninggalkan memiliki anak keturunan ya.
(1:02:08) Tidak mau direpotkan dengan tangisan anak ya, tidak mau direpotkan dengan yakni keluh kesah anak akhirnya memutuskan untuk tidak memiliki anak. Maka ini bukan sifat dan karakter orang-orang beriman. Ya ingat hidup kita terbatas. Waktu kita di dunia terbatas dan di antara sumber pahala jariah yang terus mengalir kepada seseorang setelah dia tidak lagi mampu beramal adalah kesalehan dan kebaikan anak-anaknya. Ya.
(1:02:49) Kata Nabi sallallahu alaihi wasallam, “Ada tiga perkara yang akan senantiasa mengalirkan pahala bagi seseorang. Ya, yang pertama adalah sedekah jariah. Yang kedua adalah ilmu yang bermanfaat. Yang ketiga adalah anak yang saleh yang senantiasa mendoakan kebaikan untuk kedua orang tuanya.” Ya.
(1:03:21) Maka harapan setiap orang tua muslim dan muslimah punya anak keturunan ya yang baik, yang saleh dan salihah. Dan kita minta kepada Allah Subhanahu wa taala, minta taufik kepada Allah Subhanahu wa taala ya. Kemudian kita berusaha berikhtiar semaksimal yang bisa kita upayakan dengan mendidik mereka dengan pendidikan yang terbaik sehingga kita ya dapat kebaikan dari anak keturunan tersebut. Wallahuam.
(1:03:55) Ini yang bisa kita bahas di kesempatan sore hari ini. Akhwati fillah aazakunallah. Mudah-mudahan apa yang kita bahas meskipun sedikit bermanfaat bagi kita semuanya. Apa-apa yang hak semata-mata taufik dari Allah Subhanahu wa taala yang kurang dan yang salah karena kekurangan ilmu yang saya miliki. Wasallallahu ala nabiyina Muhammadin wa alihi wasahbihi ajmain.
(1:04:29) Wa akhiru dakwana anilhamdulillahi rabbil alamin. Subhanakallahumma wabihamdika ashadu alla ilahailla anta astagfiruka waubu ilaik. Asalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.


Kajian

pada

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *