[LIVE] Ustadz Abdullah Zaen, M.A. | Romantisme Rumah Tangga Nabi (Sesi 1) – YouTube

Gunakan Ctrl + F untuk mencari kata
Klik kata tersebut untuk menuju pada video YouTube

(6) [LIVE] Ustadz Abdullah Zaen, M.A. | Romantisme Rumah Tangga Nabi (Sesi 1) – YouTube

Transcript:
(00:21) Sebentar tes sound dulu. Tes 1 Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi wa kafa wasalatu wassalamu ala rasulihil mustofa
(01:33) wa ala alihi wasohbihi wamaniktafa amma ba’d. Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin, para hadirat dan juga segenap pendengar serta pemirsa rahimani warahimakumullah. Berbicara tentang Nabi Agung Muhammad sallallahu alaihi wasallam seperti mengarungi samudra yang tidak ada tepinya. Setiap orang apapun profesinya dia bisa mengambil inspirasi dari kehidupan Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
(02:31) Di medan perang, Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam akan menjadi seorang panglima yang gagah perkasa. yang ahli strategi yang bisa mengobarkan semangat para prajuritnya di masjid. Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam akan menjadi seorang imam yang sangat merdu suaranya, yang menyentuh hati para jemaahnya.
(03:09) yang membuat mereka tidak pernah bosan sepanjang apapun bacaan beliau. Sebagai seorang pemimpin di masyarakatnya, Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam menjadi pembimbing sekaligus teman untuk rakyatnya. Beliau begitu akrab dengan seluruh sahabatnya. apapun strata sosial sahabat tersebut. Dan ketika Nabi kita sallallahu alaihi wasallam berada di dalam rumahnya, maka beliau adalah seorang suami yang sangat dicintai oleh istrinya dan menjadi ayah favorit untuk putra dan putrinya.
(04:03) Sehingga wajar seandainya Allah azza wa jalla menyatakan di dalam Al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 21. Laqad kaana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah. telah ada untuk kita semuanya di dalam diri Rasulullah sallallahu alaihi wasallam uswatun hasanah. Contoh yang terbaik di dalam ayat ini. Apakah Allah Subhanahu wa taala membatasi bahwa contoh terbaik yang diberikan oleh Nabi sallallahu alaihi wasallam hanya dalam satu aspek dan bukan dalam aspek yang lainnya? Jawabannya tidak.
(05:07) Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan, “Uswatun hasanah.” Contoh yang terbaik buat siapa? Buat siapa? Buat siapapun. Buat siapapun. buat panglima perang, buat pemimpin publik, buat kepala rumah tangga, buat ayah, buat suami, ya, buat imam masjid, buat guru, apapun profesinya bisa mengambil suri teladan dari Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
(05:48) Sehingga kalau kita kupas kehidupan Nabi sallallahu alaihi wasallam tidak ada habisnya. Coba yang nulis sirah nabawiyah. Sejarah kehidupan nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Banyak apa sedikit? Banyak. Dulu apa sekarang? Dulu dan sekarang. Tak ada habisnya kehidupan Nabi sallallahu alaihi wasallam. Salah satu yang akan kita kupas adalah bagaimana Nabi sallallahu alaihi wasallam menjaga keharmonisan rumah tangganya.
(06:28) Ada yang nikahnya sudah lama, ya. Sudah berapa lama? Berapa? 31 tahun. Ada yang nikahnya baru aja. Ada baru aja 1 tahun. Masyaallah. Penganten baru apa penganten lama 1 tahun agak baru. Ana tanya nih. Yang sudah menikah selama 31 tahun pernah bosan gak? Enggak. Luar biasa. Jangan-jangan takut sama masalah.
(07:28) Pertanyaannya, menikah sekian lama merasa bosan. Wajar gak? Wajar gak? Kenapa wajar? Karena ketemunya itu-itu terus. Kemudian pekerjaannya itu terus. Coba bayangkan ibu-ibu itu pekerjaannya apa? Nah, banyak nyapu, ngepel, nyuci, masak, ngurus anak. Setiap hari pekerjaannya itu-itu aja. Kalau sudah 31 tahun menikah berarti 360 hari kali 31.
(08:21) Bosan, Bu? Bosan. Laki-laki takut sama suaminya. Ngomong aja bosan gak apa-apa. Bapak-bapak pun juga sama. setiap hari kerja pulang berangkat pagi pulang sore pulang ke rumah ketemunya itu lagi itu lagi. Rumahnya juga itu lagi itu lagi. Manusiawi. Manusiawi. Tapi yang perlu untuk kita pikirkan adalah bagaimana kita mengolah perasaan tersebut.
(09:11) Bagaimana kita mengatasi kebosanan itu? Jangan sampai dengan alasan bosan kemudian kita terjerumus kepada sesuatu yang diharamkan di dalam agama kita. Apa itu? Nauzubillahi minzalik. Punya will atau punya bil. Apakah itu terjadi? Terjadi dan insyaallah di sini gak ada. Amin. Kenapa? Karena tidak bisa mengolah perasaan tersebut. sesuatu yang manusiawi ketika tidak di kemas, tidak di ee bungkus, kemudian tidak ditangani secara syari, bisa menjerumuskan seseorang kepada penyimpangan sehingga mempelajari sisi romantisme kehidupan Nabi sallallahu alaihi wasallam.
(10:20) menjadi sebuah kebutuhan untuk kita semuanya. Dan rumah tangga adalah salah satu ibadah terlama. Kalau salat berapa lama? Emang salat biasanya berapa menit sih? 15 menit sekali salat. Puasa 1 bulan. Puasa Ramadan haji 6 hari. Totalnya kan seperti itu kan. Mulai dari tanggal berapa? 8 9 10 11 12 13 hari haji.
(11:09) Ibadah yang sampai puluhan tahun apa? Berkeluarga, berumah tangga. Itu ibadah yang paling lama. Sehingga kita harus terus mempelajari ilmu tentang rumah tangga ini. Barangkali ada di antara kita yang saat akan berumah tangga dulu modalnya adalah bonek. Apa bonek? bondo nekad walaupun bukan dari Surabaya.
(11:57) Mungkin ada di antara kita modalnya asal punya duit, asal sudah kepengin, tapi modal ilmunya masih banyak di antara kita yang kurang. Sehingga terjadilah apa yang terjadi yang saya tadi sebutkan. Nauzubillah minzalik. terjadi perselingkuhan di dalam rumah tangga dengan alasan boan. Maka bagaimana supaya rumah tangga yang kita arungi ini bisa tetap fresh, bisa tetap segar, menjadi sebuah rumah tangga yang harmonis, yang romantis.
(12:38) Maka malam hari ini dan di pertemuan-pertemuan berikutnya insyaallah kita akan mengupas hal ini. Amat disayangkan hal ini belum banyak dibahas. Sisi romantisme rumah tangga Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Salat Nabi sallallahu alaihi wasallam dibahas, puasa Nabi sallallahu alaihi wasallam dibahas, haji Nabi sallallahu alaihi wasallam dibahas.
(13:12) Kemarin ketika kurban kurban Nabi sallallahu alaihi wasallam dibahas. Tapi romantisme rumah tangga Nabi sallallahu alaihi wasallam ini termasuk salah satu tema yang kurang banyak dikupas. Padahal apakah ini termasuk sunah Rasul sallallahu alaihi wasallam atau tidak? termasuk ya rumah tangga Nabi sallallahu alaihi wasallam itu termasuk sunah yang harus kita pelajari. Oke.
(13:42) Romantisme kalau dibuka di KBBI ya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka kita akan temukan beberapa makna. Di antara makna yang disebutkan di KBBI, romantisme adalah sesuatu yang berupa cerita roman. Apa cerita roman? Apa itu cerita roman? Cerita percintaan yang fiktif. Kalau fiktif berarti apa? Bohongan. Bukan cerita nyata.
(14:25) Apakah ini cocok untuk kita sematkan ke dalam rumah tangga Nabi sallallahu alaihi wasallam? Ya tentu tidak. Rumah tangga Nabi sallallahu alaihi wasallam itu bukan sesuatu yang fiktif. Kalau sinetron baru fiktif. Makanya kalau nyari contoh jangan dari mana sinetron. Ya, Abi kayak itu dong.
(14:48) H yang di mana itu? itu. G itu kan kalau lagi ngomong kan halus banget, Bi. Di mana? Di film. Bohongan itu. Bagaimana rumah tangga aslinya? Enggak tahu. Yang tahu kita sering dengar cerita gosip artis kawin cerai, robot ee rebutan rebutan gonogini. Itu yang sering kita dengar. Jadi jangan ngelihat contoh dari film.
(15:22) Lihat contoh dari kehidupan nyata Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Ini makna yang pertama. Dan ini jelas tidak bukan itu maksud kita ya. Romantisme rumah tangga Nabi sallallahu alaihi wasallam itu bukan artinya adalah cerita percintaan yang fiktif. Itu enggak kita pakai lah. Terus apa makna yang lain? Romantisme itu di dalam KBI salah satu maknanya adalah bersifat mesra dan mengasyikkan ya bersifat mesra dan mengasyikkan. Nah, makna inilah yang akan kita ambil.
(16:07) Jadi ketika kita menceritakan tentang romantisme rumah tangga Nabi sallallahu alaihi wasallam, maka maksudnya kita akan mengupas betapa asyiknya dan mesranya kehidupan rumah tangga Nabi sallallahu alaihi wasallam bersama dengan para istrinya. Berarti makna yang kita ambil apa? Asyik, mesra, dan kasih sayang. Bukan apa tadi? Cerita fiktif ya.
(16:37) Oke, supaya ini perlu dijelaskan supaya nanti tidak timbul persepsi negatif tentang judul yang kita ambil pada kesempatan kali ini. Oke. Ketika kita mengupas tema ini, terus terang ketika kami berusaha untuk mengumpulkan materi ini, saya mendapatkan hal-hal yang subhanallah yang ajaib, yang saya pikir sampai segitunya ya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kepada istrinya.
(17:09) Saya pribadi ketika mengumpulkan materi ini sampai geleng-geleng kepala dan kayaknya seng kayaknya susah banget maksudnya jauh banget kita nih dari kehidupan siapa? Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Nanti kita akan bahas supaya kita gampang untuk mencerna ee romantisme rumah tangga Nabi sallallahu alaihi wasallam akan kita bagi menjadi tiga bab.
(17:38) Berapa bab? Tiga. Yang pertama romantisme kata-kata. Romantisme kata-kata. Verbal. Yang kedua, romantisme fisik atau perbuatan. Sudah berapa nih? Dua. Bab ketiga, romantisme. Ketika konflik, apa yang ketiga? Romantisme. Ketika konflik kita ulangi ya, Bapak-bapak. Bab pertama apa? Romantisme, kata-kata verbal, Ibu-ibu.
(18:29) Yang kedua apa? Romantisme fisik atau perbuatan. Yang ketiga, romantisme. Ketika konflik malam ini kita hanya akan membahas bab pertama karena sesi anak bersama antum tiga sesi ya. Sehingga pas ya sehingga pas. Sesi malam ini kita akan membahas bab yang pertama yaitu romantisme verbal atau berupa kata-kata. Dalam sebuah hadis yang sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi kita sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Alkalimatut thyyibatu shodqah alkalimatut thyyibatu shodqah.
(19:22) Siapa yang mau nerjemahin? Kalimat yang baik adalah sedekah. Pertanyaannya, kalau sedekah berarti dapat pahala enggak? Dapat. Namanya juga sedekah. Kepada siapakah kita disuruh ngomong yang baik? Kepada siapa? Kepada semua orang. Yang jauh apa yang dekat? Yang jauh atau yang dekat? Jauh dekat. Sama bedah.
(20:00) Yang kenal atau yang enggak kenal? Hah? Semuanya. Semuanya. Kenal enggak kenal, jauh dekat, semuanya kita harus mengucapkan kalimat yang baik. Pertanyaannya adalah siapakah yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan kalimat baik kita? langsung istri yang dekat. Siapa yang dekat? Pertanyaannya, yang dekat sama kita siapa? Pasangan.
(20:45) Terus siapa lagi? Anak. Terus siapa lagi? Orang tua. Itulah ring satu kita. Siapa ring satu kita? pasangan, suami istri, terus anak, terus orang tua. Makanya apa kata Nabi sallallahu alaihi wasallam? Khairukum khairukum liahlihi. Manusia yang terbaik di antara kita adalah manusia yang paling baik akhlaknya kepada keluarganya.
(21:24) Ada sebagian orang sama tetangganya, masyaallah apa baiknya minta bapak-bapak sama istri tetangga uhuh ya lewat gitu kan lagi nyapu. Masyaallah rajin banget jeng nyapu yah ya sama siapa? istri tetangga. Ketika istrinya sendiri nyapu, gimana yang bersih? Ya, itu masih banyak tuh, belum. Apakah seperti itu, Ibu-ibu? Oh, tidak. Masyaallah. Alhamdulillah.
(22:14) Berarti sudah mempraktikkan hadis Nabi sallallahu alaihi wasallam, ya. Jadi kita itu harus paham prioritas siapa yang harus didahulukan. Jadi bukannya kita ini enggak boleh ramah sama orang lain, tapi siapa yang harus lebih kita ramahi gitu loh? Jawabannya ya istri kita, jawabannya ya suami kita ya.
(22:48) Bahkan seharusnya kita ini lebih ramah dengan keluarga kita dibandingkan kepada bos kita sendiri. Ketika karyawan mau ngomong sama bos itu nyusun kalimat gak nyusun. Nyusun kalimat itu kenapa? Takut salah, takut menyakiti perasaan. Pertanyaannya adalah ketika bapak-bapak mau ngomong sama istri atau istri mau ngomong sama suaminya, apakah menyusun kalimat? Hah? Apakah merancang kalimat? Memilih kalimat yang terbaik, yang terindah. Udah gini aja.
(23:33) Pernah WA enggak? Pernah WA enggak? Sering. Kalau antum WA sama ustaz gimana? Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga Allah senantiasa menjaga ustaz dan keluarganya. Semoga wah panjang baru kemudian afwan, Ustaz. Pertanyaannya ibu-ibu kalau WA Bapak kayak gitu enggak? Asalamualaikum. Alhamdulillah masih ada salamnya, Pak. Jangan lupa ya beliin sate.
(24:06) Ya sudah kayak gitu pakai huruf besar semua pula ya. Ditambah tanda pentung tiga. La haula wala quwwata illa billah. Alkalimatut thayyibatu shodqah. Perkataan yang baik adalah apa? Sodqah. Apalagi kepada orang yang terdekat. Oke, mari kita lihat bagaimana Nabi sallallahu alaihi wasallam mempraktikkan romantisme dalam kata-kata. Yang pertama, panggilan mesra.
(24:48) Apa panggilan mesra? Ini salah satu romantisme kata-kata. Salah satu contohnya adalah apa yang dituturkan oleh Aisyah radhiallahu anha, Ummul Mukminin, ibunda kita yang mulia, yaitu ketika Aisyah bersama Nabi sallallahu alaihi wasallam sedang berada di dekat masjid ya, rumah Nabi sallallahu alaihi wasallam sama masjid kan apa? bersebelahan nempel ya nempel.
(25:29) Jadi ee lagi ngelihat Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersama istrinya Aisyah lagi ngelihat anak-anak Habasyah. Apa Habasyah? Etiopia. Lagi anak-anak Habasyah lagi pada main-main di dalam masjid. Maka begitu melihat anak-anak Habasyah lagi pada main-main, Nabi sallallahu alaihi wasallam pun berkata, “Ya Humaira, atuhibbina anzuri ilaihim.
(26:04) Wahai humaira, wahai apa? Humairo, apakah engkau pengin nonton?” Nonton apa? Nonton apa? Anak-anak pada main. Lihat panggilannya apa? Ya humair. Huma itu apa sih? Wahai yang bibinya pink. Pink ya kemerah-merahan. Mungkin kalau hari ini kita yo Say apalagi beb apalagi cintaku, sayangku habibi, habibati.
(26:55) Kira-kira seperti itulah kalau hari ini. Ya enggak cukup sampai di situ. Maka Aisyah radhiallahu anha pun dipanggil seperti itu. Maka Aisyah pun mengatakan, “Iya tentu wahai Rasul. Sudah, akhirnya nonton. Enggak cukup cuma nonton. Aisyah sambil ee bersandar kepalanya disandarkan ke apa ini? Pundak Nabi kita sallallahu alaihi wasallam. Sambil nonton sudah agak lama gitu kan.
(27:30) Nabi sallallahu alaihi wasallam bertanya, “Qala Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, hasbuki Aisyah sudah selesai belum?” Maksudnya nontonnya udah selesai belum? Apa kata Aisyah? “Ya Rasulullah, la takjal.” “Wahai Rasul, kenapa buruan? Kenapa kok buruan?” Maka kemudian sudah Nabi sallallahu alaihi wasallam tetap pundaknya buat apa? Sayidina Aisyah tetap Nabi sallallahu alaihi wasallam udah lama.
(28:04) Nabi tanya lagi, “Wahai Aisyah, sudah belum?” Kata Aisyah, “Ngapain buruan wahai Rasul?” “Bu sampai tiga kali.” “Sampai berapa kali?” “Tiga kali.” Dan kenapa Aisyah mengatakan seperti itu? Apakah saking asyiknya permainan anak-anak Habasyah? Tidak. Apa kata Aisyah? Wawallahi ma hubbun nadar ilaihim. Saya katakan, “Wahai Rasul, jangan terburu-buru.
(28:39) Wahai Rasul, jangan terburu-buru. Bukan karena asyiknya saya nonton anak-anak Habasyah tersebut.” ahisa maqui minu. Tapi aku pengin mengirimkan pesan kepada istri-istri nabi yang lainnya. Bagaimana spesialnya aku di sisi Nabi sallallahu alaihi wasallam dan bagaimana spesialnya Nabi di hatiku. Bikin apa? bikin apa? Bikin cemburu yang lainnya.
(29:20) Jadi bukan karena Aisyah itu pengin nonton, tapi karena Aisyah itu pengin mengirimkan pesan kepada istri-istri Nabi yang lain. Aku ini super super apa? Spesial. Tapi Nabi sallallahu alaihi wasallam enggak marah. Coba sekarang ketika Bapak-bapak nemeni istrinya belanja, gimana, Pak? Cepat, cepat, cepat. Lama banget.
(29:58) Kalau bisa kelakson bolak-balik apa? Klakson tin lama banget belanjanya gitu ya. G enggak? Masyaallah. Ya, mau bilang itu gimana, mau bilang enggak emang gitu. Coba panggilan kita kepada istri kita. Apakah pernah kita memanggil istri kita seperti panggilan yang dicontohkan oleh Nabi sallallahu alaihi wasallam? Ustaz, sudah tua, Ustaz masih pakai beb-bab. Lucu, Ustaz.
(30:33) Antum tahu ketika Rasulullah sallallahu alaihi wasallam memanggil Aisyah dengan panggilan tadi, berapa usia Nabi? P tahu enggak? 53 tahun. Bukan penganten umur 25 tahun. Bukan umur 53 tahun itu kan sudah mbah-mbah ya, sudah kakek-kakek. Jadi Nabi sallallahu alaihi wasallam itu mempertahankan romantismenya sekalipun usianya sudah tua, sekalipun usianya sudah lanjut, Nabi sallallahu alaihi wasallam tetap romantis.
(31:19) Bahkan balapan lari pun nanti kita akan bahas nanti. Romantisme yang sifatnya fisik itu usianya sudah di atas 50 Nabi sallallahu alaihi wasallam dengan Aisyah radhiallahu anha. Jadi jangan alasan sudah apa? Sudah tua. Karena Nabi sallallahu alaihi wasallam ketika mempraktikkan itu usianya sudah kepala lima. Lah banyak di antara kita usianya baru kepala kepala kepala tiga ya, kepala empat.
(31:50) Berarti kan masih jauh di bawah usia Nabi sallallahu alaihi wasallam. Kenapa kita malas untuk romantis dalam kalimat, dalam kata-kata, panggilan yang enak? Oke, ini contoh ya. Romantisme apa? Kata-kata yaitu panggilan panggilan mesra. Oke. Contoh romantisme dalam kata-kata yang lainnya adalah ngo brol. Apa? Ngobrol.
(32:23) Rasulullah sallallahu alaihi wasallam sibuk atau tidak sibuk? Sibuk siapa? Rasul atau bapak-bapak? Rasul sallallahu alaihi wasallam. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kalau kita bayangkan kesibukannya beliau adalah seorang kepala negara. Beliau juga seorang hakim. Kalau ada masalah apa-apa di antara rakyatnya, Nabi sallallahu alaihi wasallam yang menjadi hakim.
(32:54) Beliau juga seorang panglima perang, beliau juga seorang dai, beliau juga seorang ee imam. Ya, coba perhatikan bagaimana sibuknya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Dan ingat, Rasul sallallahu alaihi wasallam istrinya enggak cuma satu. Itu pun Nabi sallallahu alaihi wasallam selalu nyempatkan untuk ngobrol dengan istrinya.
(33:27) Rasulullah sallallahu alaihi wasallam habis Isya sebelum istirahatnya selalu Nabi sallallahu alaihi wasallam itu mengawalinya dengan ngobrol. Ngobrol ringan ya. Bukan sampai apa malam-malam kok ngobrol ringan dengan istrinya. Dan kalau ngobrol itu betul-betul wajhan biwajhin. Wajhan biwajhin itu benar-benar apa? Hadap-hadapan. Face to face. Kalau ada sesuatu yang bakal mengganggu interaksi itu, Nabi akan singkirkan.
(33:59) Saya kasih contoh dalam hadis riwayat Abu Daud. Saat Nabi sallallahu alaihi wasallam pertama kali pakai apa? Jin, cin cincin. Begitu Nabi sallallahu alaihi wasallam pakai cincin, Nabi pakai cincin untuk apa? Untuk stempel ya sebagai cap kalau ngirim surat. Pertama kali Nabi pakai cincin. Apa kata Rasul sallallahu alaihi wasallam? Sagalani mundulum ilaihi nadarah wa ilaikum nadarah. Wahai para sahabatku.
(34:35) Sejak aku pakai cincin ini, aku jadi enggak fokus. Aku jadi enggak fokus ketika aku berinteraksi dengan kalian. Kadang-kadang aku melihat cincin, kadang-kadang aku ngelihat kalian. Tumma alqah. Setelah itu oleh Nabi cincin itu dilepas. Kenapa? Ganggu apa? Fokus. Oke. Cincin ganggu fokus sehingga sama Nabi dicopot.
(35:18) Pertanyaannya lebih ganggu fokus mana? Cincin atau HP? Jawab. Lebih ganggu fokus mana? Cincin apa HP? HP. Coba ana tanya sama Bapak Ibu sekalian, dalam sehari ngelihat HP berapa kali? Enggak terhitung. Bapak-bapak dalam sehari ngelihat istri berapa kali? Enggak terhitung karena enggak pernah. Saya sering sampaikan HP ini merusak suasana. Ada enggak suami istri ngobrol semuanya pegang? Semuanya pegang HP? Ada.
(36:10) Ada. Sering. Sering banget. Sering. Sering banget. Nabi sallallahu alaihi wasallam itu menghargai istrinya. Nabi sallallahu alaihi wasallam tidak ingin istrinya itu sakit hati. Sehingga Nabi sallallahu alaihi wasallam itu singkirkan sesuatu yang bisa mengganggu interaksi.
(36:34) Saya tidak katakan jangan pakai HP, bukan. Tapi tahu waktu dong, tahu waktu. Minimal itu minimal ya. Minimal ketika makan HP itu diapain? disingkirin. Bukankah makan itu adalah salah satu momen terhangat di dalam rumah tangga kita? Subhanallah. Ana baca kisah Bung Hatta. Siapa Bung Hatta? Siapa? Bung Hatta Wapres ya. Wapres Indonesia.
(37:16) Berdasarkan cerita dari putrinya, beliau kalau lagi makan dengan istrinya, dengan anak-anaknya, selalu beliau memakai pakaian formal. Pakaian apa? Formal. Pakaian formal berarti pakaian apa? Resmi kayak nemui siapa? Pejabat. Setiap makan mesti pakai pakaian formal. Apa alasannya? Saya menghargai momen ini. Angkat. Saking menghargai keluarganya sampai beliau pun mengganti bajunya.
(37:55) Coba kita rata-rata kalau makan pakai apa? Ote-ot. Eh, kok soblong? Ya, itu pun sudah. Hah? Aromanya aroma dinosaurus ya. Enggak ada wangi-wanginya blas. Ya udah kayak gitu masih diganggu dengan HP pula. Suasana hangat itu menjadi hambar. semuanya pada sibuk dengan ketawa, tapi ketawa dengan orang lain.
(38:35) Makanya pernah saya bikin ee tulisan atau kajian, lupa saya, mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Dan itu bukan hanya terjadi di meja makan, kadang itu juga terjadi di kamar tidur. Semuanya sudah berada di atas kasur ya. Yang satu menghadap ke utara, yang satu menghadap ke selatan. Wajahnya bersinar terang.
(39:15) Ya, bukan karena efek dari ibadah dan sujud yang lama, bukan karena efek layar HP. Subhanallah. Mau sampai kapan kita seperti itu? Mbok Yao tahu. Mbok Yao. Hah? Mbok tahu mbok Yao. Mbok Yao itu apa sih bahasa Indonesianya? Hah? Sebaiknya ya, setidak-tidaknya habis Isya HP dikeluarin dari mana? Dari kamar tidur.
(40:04) Setidak-tidaknya habis Isya HP dikeluarin dari kamar tidur. Masuk kamar tanpa HP supaya kita bisa mengamalkan sunah Rasul sallallahu alaihi wasallam. yaitu menyegerakan istirahat setelah Isya dan mengawali sebelum istirahat itu dengan obrolan ringan dengan keluarga. Siap. Siap. Mulai kapan? Malam ini. Malam ini. Yuk, taruh di luar ya. Bukan maksudnya di luar. Di luar kamar hotel bukan.
(40:49) Hilang nanti ya. Jangan sesaklek itu, jangan seharfiah itu ya. Maksudnya di-shutdown gitu maksudnya ya. Matiin HP gitu ya. sehingga kita betul-betul bisa ee bercengkeramah. Ustaz, emang kita ngobrol sama istri ngobrol apa, Ustaz? Subhanallah. Ngobrol apa? Emang enggak ada materi ngobrol? Ya bingung mau ngobrol ya? Ngobrolin apa kek ya? Gimana, Beb? Kajian tadi iya kena kita nih ngobrolin kajian, ngobrolin anak. Ya.
(41:32) Iya sih. Anak kita tadi kenapa ya kok ee pulang-pulang wajahnya apa muram gitu ya. Iya. Tadi saya sudah nanya oh ternyata ada kayak gini. Ngobrolin tentang apa? Anak. Ya. Bapak-bapak mungkin ngobrolin tentang kerja gak apa-apa cerita yang ringan-ringan ya. Ibu-ibu juga mungkin ngobrolin ee tentang oh ya tadi ee ada sedikit masalah tuh di dapur kayak gini. Pokoknya ngobrol yang ringan ya ngobrol yang ringan.
(42:07) Dan subhanallah urusan ngobrol ini ternyata Rasulullah sallallahu alaihi wasallam itu bukan hanya sebelum tidur. Ketika beliau bangun tidur ketika beliau bangun tidur kan beliau rutin untuk melakukan apa? Salat tahajud kan ya, qiyamullail. Ya ayyuhal muzammil kumil laila illa qolila. Jadi Nabi sallallahu alaihi wasallam itu memaksimalkan malamnya untuk qiyamul lail.
(42:37) Ternyata Nabi sallallahu alaihi wasallam setelah qiyamulail itu beliau tidak terus sampai subuh gitu enggak? Selesai qiyamulail beliau akan melihat istrinya. akan ngecek istrinya. Seandainya istrinya sudah bangun, maka akan diajak ngobrol lagi sama Nabi sallallahu alaihi wasallam. Dan seandainya istrinya lagi istirahat, mungkin karena kecapekan sama Nabi sallallahu alaihi wasallam dibiarin.
(43:10) Mungkin karena lagi apa tadi? Kecapekan, enggak dipaksain. Ayo, waktunya ngobrol. Mengamalkan ilmu enggak? ketika lagi capek banget dibiarin nanti pas menjelang subuh baru diapain? Baru dibangun. Coba bayangkan jadi ngobrolannya Nabi sallallahu alaihi wasallam itu enggak cuma sebelum tidur termasuk juga setelah tidur. Beliau lakukan itu dan itu pun enggak dipaksain.
(43:40) Jadi ngobrol yang betul-betul sifatnya sangat natural ya. Dari tadi Aisyah mulu, Ustaz. Berarti Nabi sallallahu alaihi wasallam pilih kasih dong ngobrolnya sama Aisyah terus. Enggak. Sama istri yang lain juga demikian. Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dalam hadis riwayat Bukhari, beliau bercerita pernah nginp di rumah Mai Mai Munah.
(44:10) Oh maai Maimunah radhiallahu anha. Dan kata Ibnu Abbas, Nabi sallallahu alaihi wasallam melakukan hal yang serupa. Jadi enggak cuma sama Aisyah aja, sama istri-istri Nabi yang sallallahu alaihi wasallam yang lainnya. Beliau ngobrol itu sudah menjadi habit di dalam rumah tangga Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
(44:36) Oke, ini sudah berapa nih? Berapa contoh nih? Dua ya. Ya, ini masih di bab pertama ya, bab tentang romantisme kata-kata verbal ya. Contoh yang pertama apa tadi? Panggilan mesra. Terus contoh berikutnya ngobrol. Contoh selanjutnya adalah menghargai masukan pasangan apa? menghargai masukan pasangan. Kalau boleh diumpamakan, rumah tangga itu seperti, seperti apa? Bis.
(45:27) Ada sopirnya, ada apanya? Ada kondekturnya, ada penumpangnya. Sopir itu ndak boleh eis harus mendengarkan masukan bukan hanya dari konteksturnya termasuk juga dari siapa? Dari penumpangnya. Kira-kira rumah tangga itu mirip-mirip seperti itu. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam salah salah satu bentuk romantisme beliau adalah menghargai masukan dari pasangan.
(46:06) Bapak-bapak, setinggi apapun tingkat pendidikan kita, jangan meremehkan istri. Walaupun antum S1, S2, S3, sedangkan istri cuma SD. Jangan meremehkan. Karena kita ini bukan nabi. Bukan apa nabi. Kalau nabi keliru langsung ditegur sama siapa? Sama Allah. Kalau kita ada jaminan seperti itu.
(46:46) Kalau Nabi sallallahu alaihi wasallam yang dibimbing dengan wahyu saja mau meminta masukan kepada istrinya. Kenapa kita nabi bukan ya ilmu masih dikit meremehkan masukan di orang lain ya? Tapi kan tingkat pendidikannya lebih rendah dari saya. Loh, belum tentu tingkat pendidikan tinggi itu tahu semua. Itu belum tentu. Makanya ada sebuah kalimat yang ee bagus ya.
(47:18) Yujadu fin nahri ma la yujadu fil bahri. Sesuatu yang ada di sungai kadang-kadang enggak ada di laut. Pertanyaannya, laut sama sungai luas mana? Tahu? Tapi sesuatu yang di sungai kadang-kadang itu enggak ada di laut. Berarti sungai itu punya kelebihan walaupun lebih kecil ya dibandingkan laut. Maka jangan kita meremehkan masukan dari istri kita.
(48:03) Contoh bagaimana Nabi sallallahu alaihi wasallam mendengarkan masukan dari istrinya. Kejadian di peristiwa perjanjian Hudai. B peristiwa apa? Hudaibiyah. Ini hadis diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari. Sebuah kejadian di mana Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam pengin um roh. Ya, ternyata dihalangi sama siapa? sama musyrikin Quraisy.
(48:46) Dan saat itu Nabi sallallahu alaihi wasallam sudah membawa hewan untuk disembelih. Sudah pakai ihram pasukannya anu anggota yang berangkat banyak. Sudah tinggal masuk aja. Ternyata diapain? dihalangi sama musyrikin Quraisy dan kemudian terjadi perjanjian macam-macam sekian poin dan rata-rata perjanjian itu secara lahiriah menguntungkan kaum muslimin atau merugikan? Merugikan secara apa? Lahiriah.
(49:17) Saking jengkelnya para sahabat sampai Umar Ibnul Khattab radhiallahu anhu berkata kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam, “Wahai Rasul, bukankah kita di pihak yang benar, di pihak yang benar, dan mereka di pihak yang salah?” Apa kata Nabi sallallahu alaihi wasallam? Betul kita di pihak yang benar dan mereka di pihak yang salah.
(49:48) anata fiina. Kalau memang kita di pihak yang benar dan mereka di pihak yang salah, kenapa kita ngalah? Betapa rendahnya kita. Nabi sallallahu alaihi wasallam dengan ringan menjawab, “Ini wahyu.” Apa? Wahyu. Lah turun wahyu dari Allah azza wa jalla memerintahkan kepada nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
(50:15) untuk menyembelih apa hadiunya yang sudah terlanjur diapain di bawa kemudian mencukur rambutnya dan melepas kain ihramnya padahal belum sempat tawaf. Belum sempat tawaf ini perintah dari langit. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam pun keluar dari tendanya menyampaikan kepada para sahabatnya, “Wahai para sahabatku, ayo sekarang sembelihlah hewan kalian kemudian cukurlah dan ganti bajulah.
(50:58) ” Para sahabat diam. Semuanya diam. Enggak ada yang berdiri. Apakah para sahabat menentang perintah Rasul? Hah? Tidak. Terus kenapa enggak dilakukan? Mereka lagi syok. Syok ngapain? Ya, karena ternyata betul-betul enggak bisa masuk, betul-betul enggak bisa umrah. Padahal mereka sudah melakukan perjalanan sekian belas hari.
(51:35) sudah yakin optimis bakal bisa umrah. Ternyata tahu-tahu gagal dan disuruh ngelepas ihram. Mereka syok sehingga mereka enggak segera menjalankan perintah Nabi sallallahu alaihi wasallam. Bukan karena mereka menentang perintah Nabi. Bukan. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam pun ketika melihat para sahabatnya enggak ada yang bergerak satu pun, Nabi mengulangi perintahnya.
(52:00) Wahai para sahabatku, perintah dari Allah sembelih, cukur, ganti baju. Enggak ada yang bergerak satuun. Diulangi sampai tiga kali. Dan enggak ada yang bergerak satuun. Sedih Nabi sedih. Sedih enggak? Biasanya. Biasanya Nabi sallallahu alaihi wasallam nyuruh sekali langsung apa? Berangkat para sahabat. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam pun masuk ke dalam tendanya.
(52:33) dalam keadaan sedih dan di dalam tenda salah satu istrinya. Siapakah beliau? Apakah beliau? Depannya U, belakangnya H. Hah? Siapa? Ummu Salamah. Betul. Siapa? Ummu Salamah. Ummu Salamah ini adalah istri yang peka. [Musik] Apa? peka. Dan itu salah satu kelebihan istri-istri Nabi sallallahu alaihi wasallam.
(53:07) Ngelihat perubahan wajah langsung ngerti ada masalah. Apakah istri-istri antum seperti itu? Kok diam aja? Peka atau tidak? Ah, lagi syok ya. Ummu Salamah peka banget. Dan ini kelebihan. Kelebihan. Jadi kalau ngelihat wajah suami enggak suka itu harus ngerti kita. Oh ini lagi ada masalah nih suami dimasakin sebuah masakan kok ngambilnya cuma sedikit.
(53:47) Ya itu artinya itu artinya sudah makan di luar atau kemungkinan yang lain apa enggak suka. Enggak suka. Jangan besok masak itu lagi. Udah tahu suami kalau dimasukin terong ambilnya dikit kok. Besoknya terong lagi terong lagi. Itu namanya ndak peka. Ummu Salamah peka banget.
(54:22) Begitu ngelihat wajah Nabi sallallahu alaihi wasallam pun langsung bertanya, “Wahai Rasul, ada apakah gerangan?” kan. Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan, bercerita tentang kejadian tadi. Ummu Salamah pun berkata, “Wahai Rasul, nanti habis ini silakan keluar dari tenda. Begitu engkau keluar dari tenda, enggak usah bicara apa-apa. Langsung engkau panggil tukang cukurmu dan cukur gundul.
(54:56) Kemudian ganti pakaianmu dan sembelihlah hadumu tanpa berbicara satu kata pun. Itu masukan dari siapa? Ummu Salam. Nabi terima atau tidak? Terima terima. Begitu keluar dari tenda, masukan dari Ummu Salamah langsung dikerjakan oleh Nabi sallallahu alaihi wasallam. Apa efeknya? Langsung semua sahabat berbondong-bondong. Kalau bahasa jawanya gemruduk.
(55:32) Gemruduk itu langsung apa? Bergegas melakukan seperti yang dilakukan Nabi sallallahu alaihi wasallam. Tanpa satu kata pun terucap oleh Nabi sallallahu alaihi wasallam. Itulah itulah bagaimana Nabi sallallahu alaihi wasallam itu menghargai masukan dari istrinya. Jadi enggak kemudian kamu tahu apa sih? Tahu enggak usia Nabi sallallahu alaihi wasallam saat itu berapa dan usia Ummu Salamah saat itu berapa? Hah? Berapa kira-kira? Hudaibiyah itu kan masih berapa tahun lah.
(56:05) 3 tahun menjelang Nabi sallallahu alaihi wasallam wafat. Berarti umur berapa Nabi sallallahu alaihi wasallam? 60-an tahun. Ummu Salamah berapa? 34an tahun. Berarti se se paring berapa? 3. Jadi jangan Bapak-Bapak menang-menang sudah senior mengatakan anak kemarin sore tahu apa? Dan rata-rata dari kita, rata-rata dari kita.
(56:37) Perbedaan umur antara kita dengan istri kita enggak enggak jauh kan? 60 istrinya berapa? 66 57 rata-rata gitu kan 40 istrinya berapa? 35 rata-rata kayak gitu. Coba bayangin 60 banding berapa tadi? 34 kan jauh banget, jauh lebih mudah. Tapi Nabi sallallahu alaihi wasallam mau mendengar masukan dari istrinya.
(57:15) Jadi jangan kita meremehkan pasangan kita. Seakan-akan pasangan kita itu enggak tahu apa-apa. Anak kecil, anak kemarin sore, enggak ada pengalaman. Ya, jangan kayak gitu. Itu menyinggung perasaan pasangan kita. Terus kita emang masukan istri itu masukan apa, Ustaz? Ya terserah antumlah mau ngerehap rumah misalnya minta masukan kepada istri. Ini kita mau ganti warna chat nih.
(57:47) Ee mau warna apa ya? Istri bilang kuning. Kata suami enggak merah. Akhirnya dibikin apa? Eh garis-garis bukan oren. Kenapa oren? Ah, karena memadukan dicampur merah sama kuning jadinya orang. Itu jalan apa? Jalan tengah. Ya, kata istri enggak. Ee kata istri kuning enggak. Kata suami biru. Nah, akhirnya terpilih warna hijau. Ya, ngerti seni juga nih. Merah.
(58:31) Eh, apa? Biru tambah kuning jadi apa? Jadi hijau. Ya. Jadi kasih masukan ya dan terima masukan tersebut. Apalagi untuk pendidikan anak. Apalagi untuk pendidikan anak. Gimana sih ya anak kita ini ya? Kok mainan HP terus ya. Cara ngasih masukannya bagaimana ya? Ngobrol ya. Jangan kemudian nanya-nanya chat di PT aja.
(59:02) Nah, ya boleh, boleh, tapi kita diskusikan gitu loh. Kita diskusikan kira-kira yang cocok buat anak kita tu kayak apa ya. Bisa jadi masukkan dari istri itu lebih baik, bisa jadi masukkan dari suami itu lebih baik. Oke, ini adalah contoh ee dari romantisme kata-kata dalam rumah tangga Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Kita ulangi ya.
(59:27) Kita akan mempelajari berapa bab? tiga. Yang pertama apa? Romantisme kata-kata. Yang kedua fisik atau perbuatan yang ketiga romantisme. Ketika konflik poin yang pertama malam ini kita bahas yaitu romantisme kata-kata. Kita kasih contoh berapa? Tiga. Apa? Yang pertama panggilan mesra, terus ngobrol terus menerima masukan dari pasangan. Inilah materi kita pada malam hari ini.
(1:00:02) Semoga bermanfaat untuk kita semuanya. Masih ada sisa waktu dikit. Kalau ada yang pengin nanya dipersilakan. Baik, ee kita saatnya masuki sesi tanya jawab dan siapa yang mau mulai? Ibu-ibu atau Bapak-bapak atau yang sedang pengantin baru juga enggak apa-apa kalau adaak ini, Pak ya. Kalau ibu-ibu mengusungkan boleh dengan secari kertas. Insyaallah saya akan menjawab.
(1:00:55) Ibu-ibu ada ada silakan Bu. Ada belakang. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Ahallahu ilaikum ya Ustaz. Ee ada empat pertanyaan yang ingin saya tanyakan. Boleh langsung atau satu-satu, Ustaz? Silakan. Gak apa-apa. Satu ee batas-batas sampai manakah pasangan itu boleh mesra di depan umum? Yang kedua, ee kalau kita mencintai makhluk itu kan tidak boleh melebihi mencintai Allah dan Rasul-Nya.
(1:01:58) Berarti termasukkan dalam mencintai pasangan. Nah, sampai manakah batas-batas untuk mencintai pasangan? Yang ketiga ee tadi disarankan untuk sebelum tidur atau setelah isya kita ngobrol dengan pasangan. Apabila ngobrolnya itu tentang masalah gitu kan, itu kan bukan obrolan yang ringan ya, Ustaz. Dan kita juga disarankan untuk berkata baik atau diam.
(1:02:42) Asannya kita hanya menceritakan yang baik-baik saja atau yang buruk juga. Karena kalau yang buruk kan bikin stres ya, Ustaz. Jadi tidur juga enggak enggak tenang ya nyenyak. Terus yang keempat, bagaimana apabila terjadi perbedaan solusi untuk pendidikan anak? dan ee akhirnya kan mengikuti pemimpin keluarga ya gitu.
(1:03:19) Bolehkah istri ee berkata saya berlepas diri dari keputusan yang kepala keluarga ambil gitu, Ustaz? Dah gitu aja. Baik. Terima kasih atas pertanyaan. Yang pertama, ee seperti apakah batasan mesra di depan umum? Tergantung mesra itu maksudnya apa. Ya, ada sebagian orang gandengan tangan itu sudah dianggap apa? Kemesraan. Kalau sekedar gandengan tangan gak ada masalah.
(1:03:52) Tapi kalau kemesraan yang dimaksud adalah maaf ya sampai maaf ya ciuman di depan umum yo pasti itu enggak boleh ya. Tapi kalau sekedar gandingan tangan gak ada masalah. Gak ada masalah. Jadi tergantung bagaimana mesra itu didefinisikan. Ya, kalau sekedar panggilan yang kayak tadi sayang ee yang semisal dengan itu, maka saya pikir itu masih biasa-biasa aja.
(1:04:28) Dan perlu kita ketahui bahwa mesra antara satu daerah dengan daerah yang lain itu berbeda-beda. Asal antum tahu ya, di Arab Saudi gandingan tangan suami istri depan imum itu aneh banget. Di mana? Di Arab. Kalau di sini biasa atau tidak? Biasa biasa. Jadi kita perlu mengetahui juga kita ini lagi di mana gitu loh.
(1:05:00) Jadi sampai itu kesannya wah orang Indonesia ya suami istri romantis-romantis gitu. Padahal mungkin kan istrinya karena sudah susah jalan gitu kan. Kan mungkin aja akhirnya diapain diganding kan mungkin aja gitu. Jadi kita perlu paham kalau sampai levelnya maaf yang maaf ya bisa memancing ee nafsu ya seperti tadi yang saya kasih contoh maka jangan itu lakukan di depan umum dan ingat ya mesra itu yang tulus.
(1:05:34) Mesra itu yang tulus. Maksudnya tulus bagaimana? Ya, betul-betul dari hati. Bukan sekedar untuk pamer ya. Mesranya pas lagi di depan umum, pas di rumah enggak ada mesra-mesranya blas. Jangan gitulah. Mesra itu yang tulus ya. Oke, ini yang pertama. Yang kedua, ee bagaimana supaya ee cinta kepada pasangan tidak mengalahkan cinta kepada Allah? Ya, pastilah.
(1:06:08) tidak mungkin bisa mengalahkan cinta kepada Allah. Karena Allah yang memberikan segalanya kepada kita. Sedangkan pasangan itu memberikan sebagian kepada kita. Maka gak boleh sama sekali cinta kita kepada Allah kalah dari cinta kita kepada pasangan. Tahunya cinta kita kepada pasangan bisa mengarahkan cinta kepada Allah adalah ketika antara dua kepentingan berbenturan.
(1:06:41) Antara dua apa? Kepentingan berbenturan. Contohnya bagaimana? Ada perintah Allah, ada keinginan pasangan. Allah azza wa jalla memerintahkan a pasangan penginnya B. Nah, di situlah akan diuji seberapa besar cinta kita kepada Allah. Kalau kita lebih mendahulukan keinginan pasangan kita, padahal itu melanggar aturan Allah, berarti cinta kita kepada pasangan sudah lebih dominan daripada cinta kita kepada Allah.
(1:07:20) Ya, nanti kalau enggak dituruti ustaz nanti marah-marah. Ingat hati manusia. Hati manusia di tangan Allah. Man ardallaha bisakhatinas radhiallahu anhu wa ardasa anhu. Barang siapa yang mencari ridanya Allah walaupun itu berkonsekuensi orang tidak suka, maka Allah akan cinta kepada orang tersebut dan akan membuat orang-orang menjadi suka kepada dia.
(1:08:11) Kebalikannya apa? Barang siapa yang mencari ridanya manusia dengan melakukan sesuatu yang dibenci oleh Allah, maka Allah akan benci kepada dia dan membuat orang-orang benci kepada dia. Berarti yang harus didahulukan ridanya siapa? Allah. Oke. Yang ketiga, katanya sebelum tidur suruh ngobrol. Kalau ngobrolin masalah nanti jadi stres, tidurnya malah jadi gak nyenyak.
(1:08:46) Itu bagaimana, Ustaz? Ya tergantung sikon. Tergantung apa? Sikon. Kalau seandainya kita ngelihat nih sebelum tidur ngelihat wajah istri kok kelihatannya lagi happy, wajah suami kelihatannya lagi happy juga. Gak apa-apa ngomongin masalah. Tapi kalau misalnya sebelum tidur sudah kelihatan nih dari wajahnya putek atau butek enggak enak banget ya masam gitu ya sudah capek banget ya udah jangan ngobrolin masalah ya jangan ngobrolin masalah yang berat-berat kalau kita melihat situasi dan kondisinya tidak memungkinkan kemudian seringkiali kita ini
(1:09:32) enggak pintar aja mengepas mengemas Apa kalimat? Seringnya kita seperti itu. Sebenarnya kalau masalah seberat apapun kemudian kita kemas dengan kalimat yang enak itu insyaallah bisa untuk dibahas bersama. Yang terakhir, kalau terjadi perbedaan solusi dalam pendidikan anak antara suami dengan istri, bolehkah istri mengucapkan saya berlepas diri dari solusi yang ee diberikan suami? Saya enggak tahu ini seberapa serius sih masalahnya. Kadang-kadang perbedaannya itu bukan perbedaan-perbedaan yang sifatnya apa? Prinsipil.
(1:10:12) Ya kadang-kadang cuma perbedaan suami ngasih uang saku berapa? Kalau menurut saya Rp10.000. Kalau istri berapa? R2.000. Saya berlepas diri. Itu kan bukan masalah prinsip lah ya. Cuma, cuma, cuma apa beda dikit gitu loh. Jadi kita itu harus tahu dong mana halal haram, mana hitam putih, mana yang ranahnya masih hitam putih. Berarti ranahnya masih abu-abu. Abu-abu.
(1:10:44) Yang abu-abu itu sudahlah ya kita cari aja titik temunya ya. Kita cari aja titik temunya. Atau gini aja, misalnya nih, istri meyakini pokoknya solusi suami enggak benar, udah biarin dulu dilihat. dijalanin dulu. Enggak usah buru-buru kita memvonis. Pokoknya saya berlepas diri. Kecuali kalau jelas-jelas haram.
(1:11:06) Ya, misal nih anak minta duit buat beli rokok. Kata suami boleh, kata istri enggak boleh. Ini halal haram atau bukan? Halal haram ya gak apa-apa. Tapi kalau sekedar oh untuk mengobati anak kita kecanduan gadget ini kalau menurut saya caranya kayak gini. Kalau menurut istri caranya kayak gini, udah kita lihat dulu aja selama dua-duanya sama-sama dibenarkan oleh agama, udah kita lihat solusinya suami kayak apa coba dijalani 1 bulan, 2 bulan, oh ternyata ngefek, alhamdulillah. Oh, ternyata tidak ngefek. Enggak usah pula. Tuh kan, tuh
(1:11:41) kan. Apa kata aku? Enggak usah juga. Udah tinggal dijalankan solusi dari istri. Belum tentu juga solusi dari istri akan ngefek juga. Belum tentu. Makanya enggak usah nyalahin dulu, udah dijalanin aja dulu. Nanti ternyata ee solusi istri bagus ya, alhamdulillah ya. Suami juga harus harus apa? Legowo untuk mengatakan, “Masyaallah emang kamu ngeten.
(1:12:14) ” Harus gitu. Kalau ternyata juga enggak ngefek, ya udah kita cari lagi ya. Kira-kira solusinya bagaimana? Ustaz yang tadi mendahulukan ee Allah daripada makhluk itu kan ee untuk yang perkara wajib aja ya, Ustaz. Kalau yang sunah kan bisa kita mendahulukan suami misalnya gitu. Kalau yang dimaksud itu kayak puasa sunah. Iya.
(1:12:44) Misal nih ya, anu istri minta izin untuk puasa sunah, kemudian suami menghendaki untuk tidak, ya gak apa-apa ya gak apa-apa. Suami ee meminta istrinya untuk tidak melakukan puasa sunah. Kecuali kalau itu terkait dengan hal yang sifatnya wajib. Ya, suami mengatakan sama istri, “Enggak boleh puasa Ramadan.” Ya gaklah ya. Jangan taati itu, tapi juga menolaknya dengan cara yang baik.
(1:13:17) Ya. Baik, Ustaz. Ee kalau misalkan dibat menambahkan langsung dari Ibu-ibu, kalau tema-tema pembicaraan ketika menjelang tidur kalau misalkan kita batasin saja hal-hal yang memang akan menjadi gembira atau hal-hal yang tidak akan menimbulkan konflik bisa tidak sana. Kemudian kita tetapkan lagi untuk tema-tema yang dalam tanda kutip akan menimbulkan itu sebaiknya di siang hari seperti itu bisa enggak ke Covid? Boleh-boleh aja. Cuman kan itu enggak bisa dijadikan sebuah kaidah yang diterapkan di semua rumah
(1:13:55) tangga. Kadang-kadang ada sebagian rumah tangga itu lebih cocok ngobrolin masalah di siang hari. Ada sebagian rumah tangga lebih cocok ngobrolin masalah di malam hari. Jadi, enggak bisa disamakan kaidahnya. Tapi kalau mau sepakat oke gak apa-apa ya. Misalnya nih suami istri udah ya kita bikin MOU ya. Ya.
(1:14:21) Masalah-masalah yang boleh diobrolin di malam hari, masalah-masalah yang enggak boleh diobrolin di malam hari gak apa-apa kalau mau bikin MOU seperti itu. Tapi yang enggak sesaklek itulah emang perusahaan apa ya untuk menghindari itu. Baik. Jazakumullah khair. Barakallah fik. Ibu-ibu bila ada pertanyaan kita tahan dulu saja.
(1:14:41) Masih ada dua sesi dengan Ustaz terkait dengan masalah rumah tangga dan tentunya ee masih ada beberapa kesempatan tentunya untuk menggali lagi agar kita bisa mengambil banyak faedah dari romantisme rumah tangga Nabi ini. Dan bagaimana Bapak-bapak? Kita cupkan dulu, Ibu-ibu. Kita coba Ustaz Ustaz Za Susanto remaja ya berarti besok dengan masihen sampai Simak Radio Robogor 100 poin. Yeah.


Kajian

pada

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *