[LIVE] Ustadz Dr Muhammad Nur Ihsan | Amalan Hati – YouTube

Gunakan Ctrl + F untuk mencari kata
Klik kata tersebut untuk menuju pada video YouTube

(6) [LIVE] Ustadz Dr Muhammad Nur Ihsan | Amalan Hati – YouTube

Transcript:
(00:01) Kajian Islam ilmiah di Roja TV dan Radio Roja. Allah Subhanahu wa taala memerintahkan kita untuk ya mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan, nasihat-nasihat yang disampaikan. Yang demikian itu adalah sesuatu yang menjadi rutinitas dan kebiasaan ahlul iman. Saksikanlah kajian Islam ilmiah di Roja TV dan Radio Roja.
(00:30) Simak Radio Rojo Bogor 100.1 FM, Radio Roja Majalengka 93.1 FM, Radio Roja Palu 101,8 FM, dan Radio Roja Bandung 104.3 FM. menebar cahaya sunah. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahiabbil alamin wasalatu wasalamu ala asrofil iyaai wal mursalin wa ala alihi wa ashabihi waman tabiahum biihsanin ila yaumiddin amma ba ikhwat Islam rahimani warahimakumullah sahabat raja di mana pun Anda berada senang sekali kami dapat hadir kembali menyapa antum semuanya di saluran tilawah Al-Qur’an dan kajian Islam TV serta Radio Roja guna mengikuti beberapa
(01:37) program menghadirkan ke ruang dengar Anda dan layar kaca Anda. Tak lupa kita memuji saya bersyukur pada Allah atas segala nikmat dan karunia ini. Selawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan dan tercurahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam untuk keluarganya, untuk para sahabatnya dan seluruh pengikutkutnya hingga akhir zaman nanti.
(02:00) Dan insyaallah beberapa menit ke depan kami akan hadirkan kajian ilmiah live dari pembahasan kitab A’malul Qulub bersama guru kita Ustaz Dr. Muhammad Nur Ihsan, MA. Hafidahullahu taala. Kami hadirkan dari studio mini Sekolah Tinggi Diosa Islamiyah Imam Syafi’i Jabar. Serta kami ingatkan untuk Anda bertanya seputar pembahasan, Anda bisa menghubungi nomor kami via telepon atau pesan singkat WhatsApp di nomor 021823 6543. Kami ulangi kembali di 0218236543.
(02:34) Baiklah, selanjutnya kepada Ustaz kami persilakan. Fal yatafadol masuk ya ustaz. Nah, bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil alamin wasalatu wassalamu ala asrofilyaai wal mursalin nabiyina Muhammadin wa ala alihi wasohbihi ajmain. Waman tabiahum biihsanin ila yaumiddin. Amma ba’.
(03:13) Allahumma alimna ma yanfauna wfna bima alamtana wazna ilma. Allahumma inna nasaluka ilman nafianq thyiban wa amalan mutaqabbala. Allahumma ati nufusana taqwaha wakki anta khairu man zakkaha anta waliyuha wa maulaha. Wa ba’du ikhwatul iman kaum muslimin dan muslimat, para pemirsa dan juga para pendengar di mana saja antum berada.
(03:44) Semoga senantiasa dalam keadaan sehat walafiat, selalu mendapatkan kemudahan, pertolongan, dan bimbingan dari Allah Subhanahu wa taala dalam menjalani ubudiyah dan berbagai aktivitas hidup kita di dunia ini. Allahum amin. Ikhwat al iman, para pemirsa, kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah. Alhamdulillah sampai saat ini Allah Subhanahu wa taala masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berubiyah, menyempurnakan ibadah dan ketaatan di sisa-sisa kehidupan kita.
(04:27) Alhamdulillah kita berada di bulan Muharram pada hari ini tanggal 8 Muharram. Sebagian negara tanggal 9 Muharram. Dan tentunya ada hal yang istimewa tanggal 9 dan 10 atau secara khusus tanggal 10 yaitu hari Asyura. Dan pada kesempatan yang mulia ini saya pribadi akan mengingatkan diri sendiri dan kaum muslimin apa yang harus kita lakukan di hari yang di mana Allah Subhanahu wa taala menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari Firaun dan bala tentaranya.
(05:24) Rasulullah sallallahu alaihi wasallam tatkala sampai ke Madinah waktu hijrah dan melihat orang-orang Yahudi di Madinah berpuasa pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan Asyura. Nabi sallallahu alaihi wasallam bertanya, “Ayuumin had au ayu yaumin had.” Puasa apa ini? Hari apa ini? Qal yaumulladzi najjallahu fihi Musa waumahumuhu syukran lillah kamaqal.
(06:05) Ini adalah hari di mana Allah Subhanahu wa taala menyelamatkan Musa dan kaumnya. Kami berpuasa dalam rangka mensyukuri nikmat tersebut. Q Nabi sallallahu alaihi wasallam, “Nahnu ahaq bim Musa minkum.” Kami lebih berhak, lebih berhak kepada Musa daripada kalian.
(06:31) Kenapa tidak? Orang-orang Yahudi telah merubah, telah banyak ya merubah, menyelewengkan agama Nabi Musa. Maka orang-orang yang beriman yang istiqamah di atas agama tauhid dan itulah ajaran para nabi, maka mereka lebih berhak kepada nabi-nabi ya yang diutus oleh Allah. Karena merekalah ahlul iman, orang-orang beriman yang setia berjalan di atas sunah, di atas ajaran Allah, di atas tauhid, yaitu merupakan intisari dan ya bagian terpenting dari agama para nabi.
(07:11) Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam berpuasa. Ya, berpuasa pada hari Asyura. Kemudian sallallahu alaihi wasallam, Nabi sallallahu alaihi wasall alaihi wasallam ingin menyelisihi orang-orang ahlul kitab kaum Yahudi. Maka beliau sallallahu alaihi wasallam berniat untuk berpuasa di tahun yang akan datang tanggal 9 dan tanggal 10. Maka yang harus kita lakukan dalam rangka meneladani Nabi alaihialatu wasalam adalah berpuasa di tanggal 10 ya Muharram Asyura.
(07:49) Kemudian ya alangkah baiknya kita berpuasa di tanggal 9 yang demikian itu sebagai bentuk meneladani Rasul sallallahu alaihi wasallam. Ini amalan yang spesial. Tidak ada amalan yang lain ya. tidak ada ibadah-ibadah spesial yang lain selain berpuasa. Ya. Dan kita harus waspada dari sekelompok yang menisbatkan diri kepada Islam yang menjadikan hari Asyura, hari dukacita bagi mereka.
(08:18) Yaitu kaum Syiah, kelompok Syiah yang menisbatkan diri kepada Islam dan yang menyatakan mencintai Ahlul Bait. Karena Allah mentakdirkan pada tanggal ya pada ee tanggal 10 Muharram juga ya Husein juga ya mati syahid atau dibunuh oleh orang-orang yang yang zalim yang tentunya hal ini adalah musibah baik kaum mukminin karena beliau adalah cucu Nabi alaihialatu wasalam.
(08:56) Tapi kesedihan tersebut ya atau wafatnya beliau dalam keadaan syahid bukan berarti kita menjadikan hari tersebut hari ya dukacita, kesedihan ya. kemudian ee menzalimi diri sendiri, melukai diri sendiri ya dengan benda-benda tajam dan yang sejenisnya dilakukan oleh orang-orang ee Syiah. Maka Asyura hari yang mulia, hari yang istimewa, maka kita bersyukur kepada Allah dengan berpuasa karena pada hari tersebut Allah selamatkan Nabi Musa dan kaumnya.
(09:34) Itu yang hanya ya dicontohkan Nabi alaihialatu wasalam ya pada hari Asyura. Semoga kita bisa meneladani Nabi alaihialatu wasalam. Ya ikhwat al iman para pemirsa dan juga para pendengar rahimakumullah. Kembali kita melanjutkan pembahasan tentang A’malul qulub. Sebelumnya kita telah menyelesaikan amalan hati yang berkaitan dengan arraja itu harapan yang memiliki korelasi dengan cinta dan juga sifat takut kepada Allah subhanahu wa taala.
(10:20) Pada kesempatan yang mulia ini kita akan menjelaskan salah satu dari a’malul qulub yaitu almuraqabah. menghadirkan dalam diri pengawasan Allah Subhanahu wa taala. Bahwa Allah subhanahu wa taala senantiasa mengawasi, memperhatikan ya perihal dan ahwal seorang hamba. Dan ini merupakan salah satu dari amalan hati dan juga hal yang sungguh sangat ya bermanfaat dalam menciptakan suasana atau kondisi istiqamah seorang hamba di dalam menjalani hidup ini.
(11:14) Terutama di zaman sekarang ini kita melihat dan mendapatkan bagaimana di zaman sekarang ini berbagai sarana fasilitas yang dimudahkan oleh Allah untuk berbagai hal dalam berkomunikasi dalam ya mendapatkan data dan informasi untuk melihat berbagai ya berita, berbagai kondisi dan keadaan dengan media sosial ya.
(11:54) Maka di sana berbagai sarana yang didominasi oleh ya konten-konten yang mengajak kepada kemaksiatan yang menampilkan kemaksiatan dosa ya. Dan semua di zaman sekarang ini ya pengguna media tersebut. Siapa yang akan mengawasi kita dalam menggunakan media tersebut? Siapa yang akan mengawasi diri kita, anak-anak kita, keluarga kita dari membuka konten-konten yang merusak akhlak, merusak pemikiran. merusak perilaku dan sikap.
(12:40) Maka pembahasan tentang muraqabatullah azza waalla yaitu menghadirkan di dalam diri kita bahwa Allah senantiasa mengawasi kita. Ini hal yang sungguh sangat dibutuhkan di zaman sekarang ini. Dan ini hal yang harus kita tanamkan dalam diri kita, kepada anak kita, keluarga kita. bahwa kecanggihan apapun yang dimiliki oleh manusia untuk memantau pergerakan, perilaku, sikap, ucapan manusia, ya sungguh mereka tidak akan mampu untuk memantau hal itu semua dalam segala kondisi dan keadaan. Tapi Allah Subhanahu wa taala raqibun
(13:31) ya memantau, mengawasi, melihat. Ikhwat al iman kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah. Muraqabatullah azza waalla akan menjadikan hati kita senantiasa takut kepada Allah dan ini merupakan faktor utama kesucian hati dan jiwa kita. Banyak dalil dalam Al-Qur’an. Dan juga dalam hadis yang menjelaskan kewajiban kita untuk selalu muraqabatullah azza waalla.
(14:03) Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan atau menyebutkan sebagian ayat dan juga hadis yang menjelaskan tentang kewajiban untuk muraqabatullah menghadirkan dalam diri ya muraqabatullah, pengawasan Allah terhadap seorang hamba. Di antara dalil yang disebutkan oleh Imam Ibnu Qayyim rahimahullah, firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 235.
(14:38) Auzubillahiminasyaitanirrajim. Wamu annallah ya’lamu ma fi anfusikum fahdaru. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Subhanahu wa taala mengetahui apa yang ada di hati kalian, apa yang ada di dalam diri kalian. Fahdzaru, maka waspadalah.
(15:10) Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu wa taala mengetahui apa yang ada dalam diri kalian. Bisikkan hati ya. Apa yang terbesit dalam hati yang terlintas dalam benak pikiran kita? Ya. Maka Allah Subhanahu wa taala ya’lam mengetahui. Fahdaru maka waspadalah. Bila seorang hamba mengetahui dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa taala mengetahui perihal dan ahwalnya lahir batin dan apa yang ada dalam diri dan jiwa mereka, maka dia akan selalu waspada.
(15:46) dia akan selalu berhati-hati ya dalam segala tindak tanduknya, perilakunya, perkataannya, ucapan, perbuatan ya dan dalam segala hal. Maka kita harus waspada karena Allah mengetahui segala sesuatu. Begitu juga firman Allah Subhanahu wa taala surah Al-Ahzab surah al-Ahzab ya 52.
(16:20) Qala subhana wanaallahu ala kulli syain raqiba. Dan Allah subhanahu wa taala ya mengawasi memantau segala sesuatu ya rqib memantau mengawasi ya memperhatikan segala sesuatu. Jika halnya demikian, maka hendaklah kita waspada, ya. Hendaklah kita hati-hati di dalam bertindak, di dalam berkata, di dalam berbicara, di dalam berbuat. Nam gerak-gerik kita yang tampak dan yang tersembunyi semua dipantau oleh Allah Subhanahu wa taala.
(17:10) Ya, ada CCTV Allah yang tidak pernah ya mati, tidak pernah hilang, tidak pernah terputus ya koneksinya selalu tersambung. Namam 24 jam selalu dipantau oleh Allah Subhanahu wa taala. Di antaranya firman Allah Subhanahu wa taala, wahua maakum ainama kuntum. Dan Allah Subhanahu wa taala selalu bersama kalian di mana saja kalian berada.
(17:45) Apa maksud kebersamaan Allah di sini? Ya, dalam surah Al-Hadid Allah menjelaskan wahua maakum ainama kuntu. Allah Subhanahu wa taala bersama kalian di mana saja kalian berada. Maksud kebersamaan Allah Subhanahu wa taala ya maiyatuhu di dalam ayat yang mulia ini adalah kebersamaan ilmu Allah azza wa jalla ya.
(18:23) bahwa Allah subhanahu wa taala mengetahui ya seluruh perihal dan ahwal ya hamba-Nya di mana saja mereka berada dalam kondisi apapun ya inilah makna dari wahua maakum ya bukan berarti zat dan diri Allah bersama hamba-Nya menyatu ya sebagaimana yang dipahami oleh sekte wihdatul wujud dari sekte-sekte ya kelompok ee sufi yang ekstrem ya di dalam pemahaman dan keyakinannya wihdatul wujud di mana mereka meyakini bahwa Allah menyatu dengan makhluk mereka juga berdalil dengan ayat yang seperti ini. Wahua maakum ainama kuntum. Allah bersama kalian di mana saja kalian
(19:14) berada. Jadi maiyah mereka pahami kebersamaan, mereka pahami kebersamaan zat atau diri Allah. Nauzubillah minzalik. Ini jelas akidah yang kufur ya, bentuk ilhad penyimpangan dalam agama. Karena mustahil ya Allah sebagai sang pencipta dan manusia sebagai makhluk ciptaan ya menyatu antara khali sang pencipta dengan makhluk.
(19:51) Karena akidah kaum mukminin bahwa Allah Subhanahu wa taala zat yang terpisah dari makhluknya dan makhluk begitu juga terpisah dari zat Allah. Mereka manusia adalah alam semesta ini. Dan Allah Subhanahu wa taala di luar alam ini. Allah Subhanahu wa taala maha tinggi. Makhluk yang tertinggi adalah Arasy dan Allah di atas Arasy. Allah bukan di dalam alam ini ya.
(20:22) Karena alam ini makhluk ya. Maka maksud dari kebersamaan Allah ya sesuai dengan akidah kaum mukminin dan ahli sunah wal jamaah adalah ilmuhu wa ihatatu bihi. Namatah meliputi yaitu ilmu yang meliputi kekuasaan Allah Subhanahu wa taala. Jadi tidak ada satuun yang luput dari ilmu Allah.
(20:57) Allah maha tinggi dan ilmunya berada di mana-mana. Sebagaimana rahmat Allah meliputi seluruh makhluk, begitu juga ilmunya. Nah, rabbana wasta kullaai rahmatan wa ilma. Ya Rabb kami, kata para malaikat, sungguh rahmat dan ilmumu meliputi segala sesuatu. Jadi bila kita menghadirkan dalam diri kita bahwa Allah bersama kita, ilmu Allah azza wa jalla, kekuasaan Allah azza wa jalla, semua kita berada dalam kekuasaan Allah Subhanahu wa taala.
(21:31) Semua kita dipantau oleh Allah azza wa jalla. Allah yang mengetahui ya yang tampak yang tersembunyi. Maka bila makna yang seperti itu dihadirkan dalam diri kita kebersamaan Allah maka tentu kita akan waspada, tentu kita akan berhati-hati ya. Karena Allah memantau, melihat, memperhatikan, mendengar.
(22:00) Ya, inilah makna maiyatullah. Dan ini hal yang dipahami secara bahasa. Tatkala seorang mengatakan, “Saya berjalan ya bersama rembulan, apakah bulan ya masuk ke dalam diri seseorang tatkala dia berjalan?” Tidak mungkin. Enggak ada orang yang memahami seperti itu. Saya berjalan bersama sahabat-sahabat saya. Apakah ya teman-teman seseorang yang berjalan itu masuk ke dalam dirinya? Tidak.
(22:33) Jika dalam bahasa ya bahasa keseharian kita lagi dalam bahasa Arab kita memahami kebersamaan itu bukan berarti menyatu dua zat ya yang bersama. Nah, bila ini dipahami dalam bahasa yang kita gunakan berkomunikasi sama kita, maka tentu Allah Subhanahu wa taala lebih utama ya dalam hal itu. Walillahil matsalul a’la.
(23:08) Allah Subhanahu wa taala ya memiliki permisalan yang sempurna ya bukan yang sama yang sempurna yang lebih utama. Ikhwat al iman para pemirsa dan juga para pendengar rahimakumullah. Di antara ayat yang menanamkan dalam diri kita sifat muraqabah, menghadirkan pengawasan Allah, ya sifat waspada dalam diri kita.
(23:39) Firman Allah Subhanahu wa taala dalam surah Al-Alaq, alam ya’lam biannallaha yara. Tidakkah dia mengetahui bahwa Allah itu yara, memperhatikan melihat? Nam tidak ada yang tersembunyi ya dari pandangan Allah Subhanahu wa taala. Semua dilihat oleh Allah ya. Begitu juga Allah menjelaskan fainnaka bi’yunina. Sesungguhnya engkau wahai Musa selalu berada dalam pandangan mata kami. Kami yang memantau.
(24:12) Nah, bagaimana kisah kita mendengar dan membaca kisah Nabi Musa mulai dari dia lahir kemudian bagaimana orang tuanya ya meletakkan beliau di atas perahu kemudian di tempatkan di sungai Nil ya dihanyutkan di sungai Nil. Allah memantau kemudian bagaimana Firaun keluarganya mengambil bayi tersebut kemudian dibawa ke istana.
(24:44) Ya. Kemudian apa yang terjadi? Nah, semua hal itu dalam pantauan Allah Subhanahu wa taala. Fainnaka biunina. Bukan Nabi Musa semua kita dipantau oleh Allah ya. Kemudian di antara ayat yang menanamkan sifat muraqabah dalam diri seorang hamba, firman Allah Subhanahu wa taala, ya’lamuatal aun w tukhfisur. Allah mengetahuiatal a’yun, pandangan mata yang khianat, memandang yang haram. Ya, itu pandangan mata yang khianat.
(25:38) Mata yang berkhianat adalah mata yang tidak menggunakan ya nikmat pandangan tersebut dalam kebaikan. Maka dia berkhianat. Khainatal a’yun. Pandangan mata yang khianat. Melihat hal-hal yang haram diharamkan oleh Allah Subhanahu wa taala. Naam. Wama tukfisur dan apa yang disembunyikan oleh hati atau jiwa. Allah mengetahui semua hal itu.
(26:21) Bila seorang hamba ya menghadirkan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, yang mengetahui segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi bagi ilmu Allah. apa yang terbesit dalam hati. Bahkan sebelum hal itu terbesit dalam hati seseorang, sebelum sesuatu itu terlintas dalam benak pikiran seseorang, Allah telah mengetahui apa yang akan terbersih dalam hati itu.
(26:46) Sebelum seorang ya menggunakan matanya untuk melihat hal yang haram, Allah telah mengetahui bahwa seorang hamba akan ya melakukan hal itu. Maka hendaklah kita waspada. Yamuinatalunur. Allah mengetahui pandangan mata yang khianat, yang berkhianat dan apa yang disembunyikan oleh hati atau jiwa seseorang.
(27:20) Ikhwatul iman, dari ayat-ayat yang kita bacakan tadi menjelaskan tentang luasnya ilmu Allah, pengawasan Allah terhadap segala sesuatu. Kebersamaan Allah yaitu ilmunya Allah. memantau, melihat ya dan mengetahui segala pandangan mata yang khianat dan apa yang ada di hati. semuanya itu atau semua dalil-dalil tersebut memberikan satu kesimpulan bahwa kita hendaklah berhati-hati dan waspada dan selalu menghadirkan muraqabatullah azza wa jalla dalam kehidupan kita terutama di zaman sekarang ini.
(28:10) Sifat yang mulia ini hendaklah senantiasa kita tanamkan dalam diri kita kepada istri kita, istri kepada suaminya, kepada anak-anak kita, pada cucu-cu kita yang memilih cucu, kepada kaum mukminin, kepada mahasiswa-mahasiswi kita, siswa-siswi kita ya, anak-anak kita, didikan kita ini harus ditanamkan ya.
(28:44) Apalagi zaman sekarang ini bila kita berusaha untuk memantau suasana kondisi di instansi pendidikan kita, pondok pesantren kita, di rumah kita, ya kita berusaha memasang alat CCTV yang untuk memantau ya mendokumentasikan, merekam itu semua. Bahkan sekarang ada ya aplikasi yang canggih yang kita ya instal di ee gadget kita masing-masing untuk memantau di mana keberadaan anak kita, istri kita dan bisa mantau apa yang dilakukan.
(29:24) Ya, semua itu dalam rangka pengawasan, dalam rangka muraqabah, memantau ya. di dalam ya kita melihat CCTV bahwa Anda dipantau dengan CCTV begitu ya. Kita lihat persimpangan jalan ya jalan tol. Nah itu dipasang untuk apa? Agar manusia pengguna pengendara itu waspada dan hati-hati jangan melanggar aturan.
(29:59) Dan kita khawatir ya bila terekam secara elektronik ya pelanggaran nanti dikirimkan ya ada surat cinta memanggil atau mengingatkan anda melanggar ini dan dandanya begini dan seterusnya kita khawatir sementara itu mungkin bisa juga dalam sebagian kisi keadaan direkayasa atau ya dihapus tidak terdeteksi ya dengan berbagai kecanggihan teknologi zaman sekarang ini.
(30:35) Tapi apakah semua itu akan terhapus dari dokumentasi malaikat yang diperintahkan Allah untuk memantau gerak-gerik kita? Ya. Dan ini hal yang sungguh sangat penting ditanamkan dalam rangka proses tarbiah taklim di dalam ya instansi pendidikan kita. Ini sangat penting sekali anak-anak kita kita khawatir ya. Siapa yang akan memantau mereka? Mungkinkah orang tua bisa memantau mereka 24 jam di mana mereka ya? Tidak mungkin juga kita akan mengungkung anak kita terus di rumah ya dipantau 24 jam akan jadi siapa mereka tidak bisa berkomunikasi berinteraksi
(31:27) kita berikan kepada mereka kondisi dan keadaan mereka bisa berinovasi dan berkomunikasi membangun relasi tapi kita pantau dan pantauan yang paling utama ya alat yang paling utama yang harus kita tanamkan dalam diri mereka ya adalah muraqabatullah. Muraqabatullah azza waalla. Bahkan sebelum hal itu kita tanamkan diri anak kita, keluarga kita kepada diri kita sendiri.
(32:05) muraqabatullah azza waalla hadirkan ayat-ayat yang kita bacakan tadi dan ayat-ayat yang lain yang menjelaskan tentang luasnya ilmu Allah azza waalla enggak ada yang luput dan semua itu akan terdokumentasi dalam catatan amalan-amalan kita ya tertulis semuanya la yugadiru shiratan wala kabiratan illa ahsaha ya tidak akan tertinggal satuun, tidak akan terlewatkan kecuali akan ditulis ya didokumentasikan.
(32:46) kita sering bahkan ya kita sangat euforia ya zaman sekarang ini semua didokumentasikan kegiatan ini dokumentasikan sana itu kita khawatir enggak ada yang mengabadikan bahkan amal-amal saleh kita sering dikumentasik diperlihatkan, dipertontonkan seolah kita khawatir kalau gak dikomentasikan, enggak difoto, ya seolah kurang sempurna atau merasa kurang apa ya? Ya, kurang sempurna. Enggak ada menjadi kenang-kenangan begitu ya.
(33:20) Kita sangat antusias untuk hal itu. Tapi ingat kan nanti kita sebagian kesempatan tidak sempat dokumentasikan tuh. Ingat semua telah terdokumentasi. Yang baik, yang jelek semua terdokumentasi. Ada malaikat yang mencatat, ada Allah yang maha hidup. La yamutu ya hayyun la yamut yang memantau dan tidak pernah tidur.
(33:51) Layanam layam bagi ananam. Tidak pantas bagi Allah untuk tidur. Jangankan tidur mengantuk saja tidak. Maha suci Allah dari sifat yang seperti itu. Maka Allah memantau kita 24 jam ya di pagi, di sore, malam, siang, kapanpun. Maka ini harus dihadirkan dalam diri kita, dihadirkan dalam ya diri anak-anak kita, anak didik kita. Ini sangat penting sekali.
(34:22) Bahkan saya ingin mengatakan sesuatu. Bila dalam proses tarbiah kita, berbagai jenjang dan level pendidikan yang kita jalani mulai dari SD, SMP, SMA, kuliah ya selama perjalanan itu jika kita tidak mampu menanamkan nilai-nilai yang lain, kecuali kita telah mampu terus mendoktrinkan, menanamkan, dan memupuk sifat murah.
(34:55) muraqabah ini dalam anak dalam diri anak didik kita. Saya katakan inilah suatu tarbiah yang sukses. Karena itu semua akan menjadikan anak didik kita dalam kondisi yang kondusif, kondisi yang baik. Karena bila mereka menghadirkan Allah memantau, maka dia akan berkomunikasi baik.
(35:24) Ya, bila mereka menghadirkan Allah memantau mereka bertutur kata yang baik, berakhlak yang baik, berbuat yang baik, melihat yang baik di mana saja akan bergaul dengan orang yang baik, akan meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat orang-orang yang jelek. Kenapa? Allah memantau semua hal itu. Ya, Allah memantau enggak ada yang luput dalam pandangan Allah, tak ada yang luput dari ilmu Allah. Dipantau oleh Allah Subhanahu wa taala.
(35:58) Maka kembali lagi sampaikan, tanamkan muraqabah ini dalam anak didik kita. Bagaimana kita menanamkan hal itu? Menghadirkan kebesaran dan keagungan Allah. nama-nama Allah yang berkaitan dengan Allah yang maha mendengar, yang maha mengetahui, yang memantau, yang melihat. Ya, ini dihadirkan, dipelajari. Ini di antara hikmah ya keutamaan mempelajari asma was sifat.
(36:31) hadirkan ya. Bukan hanya sekedar sebuah pengetahuan yang ditransfer, tapi penghayatan terhadap makna yang terkandung di dalamnya dan itulah yang harus kita tanamkan dalam diri anak-anak kita semua. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam juga ya menjelaskan kepada kita pentingnya muraqabah dan ini tingkat yang tertinggi dalam ya tingkatan agama kita.
(37:05) Dalam hadis Jibril, Nabi sallallahu alaihi wasallam ditanya oleh Jibril, “Akhbirni anil ihsan?” Ya, jelaskan kepadaku wahai Muhammad tentang ihsan. Apa itu ihsan? Nabi kita yang mulia alaihialatu wasalam menjawab, “An ta’budallah kaanaka taro faillam takun tarnahu yarak.” Engkau beribadah kepada Allah dan kita ciptakan untuk beribadah.
(37:37) Kaakaar seolah-olah engkau melihat Allah. Bila makna ini dihadirkan dalam kita berubiyah kepada Allah, maka pastilah tertanam dalam diri kecintaan kepada Allah. Kecintaan itu yang menggerakkan hati kita sebelum menggerakkan anggota badan kita untuk mempersembahkan yang terbaik kepada Allah. Al-ihsan bukan asal-asalan dalam salat.
(38:07) Bila seorang menghadirkan kaannahu yarallah seolah dia melihat Allah melihat Allah langsung maka dia salat penuh dengan cinta kepada Allah dia perbaiki salatnya dengan penuh khusyuk dia malu mempersembahkan salat asal-asalan kepada Allah enggak berkualitas jika dia malu mempersembahkan suatu pada seorang yang dia muliakan dia kagum bumi dia malu. Dia ingin memberikan, mempersembahkan yang terbaik.
(38:40) Bagaimana dengan Allah sang pencipta yang menciptakan kita? Yang mengkaruniakan berbagai nikmat kepada kita. Apakah kita akan mempersembahkan amalan yang jelek kepada Allah, ibadah yang tidak berkualitas? Maka hadirkan kaannaka tarah. Engkau seolah melihat Allah dalam beribadah. Engkau malu dalam pandangan Allah. Malu kepada Allah, mempersembahkan yang jelek, maka perbaiki amalan kita.
(39:06) Kualitasnya ditingkatkan. Tapi tidak akan mungkin seorang hamba bisa melihat Allah di dunia ini dengan mata kepalanya. Maka tahapan yang kedua, tingkatan yang kedua yang harus dihadirkan, fain lam takun taro fainnahu yarak. Ya, jika Allah, jika engkau tidak melihat Allah ya. Maka apa yang kita hadirkan? Yakinlah.
(39:38) Yakinlah bahwa Allah yarak selalu melihatmu, memperhatikanmu. Enggak ada yang tersembunyi. Bila hal itu yang ada, pengetahuan itu yang ada dalam diri kita, keyakinan itu yang ada dalam hati kita, maka akan lahir sifat khauf minallah, takut kepada Allah. Karena selalu menghadirkan, meyakini bahwa Allah melihat, memantau, mengawasi. Itulah muraqabah.
(40:12) Itulah muraqabah. Dan ini tingkatan agama yang tertinggi. Kita mengetahui agama ini ada tiga tingkatan. Islam, iman, dan ihsan. Ya, ihsan mencakup semua mencakup iman dan Islam tapi pelakunya sangat sedikit ya. Tidak semua yang sampai kepada tingkat ihsan. Tapi kalau sudah ihsan pasti ada beriman dan muslim.
(40:47) Jadi tingkat yang tertinggi ini secara makna dia mencakup ya semua tingkatan agama. Tapi secara pelakunya ya pelakunya itu spesial sangat sedikit. Nah, maka kita berusaha untuk sampai pada tingkat ihsan dalam beribadah yaitu intinya muraqabatullah. Tingkatan yang pertama melahirkan sifat cinta dalam hati. Dan sifat yang kedua, tingkatan yang kedua melahirkan.
(41:26) Sifat khauf, kekhawatiran, kewaspadaan. Maka kita beribadah antara cinta yang mendorong untuk mempersembahkan yang terbaik, terus berlomba-lomba untuk mendekatkan kepada Allah. Antara khauf yang membuat kita tunduk karena kita dipantau oleh Allah Subhanahu wa taala, maka ini akan melahirkan ketulusan cinta kepada Allah dan kesempurnaan ketundukan kepadanya dalam beribadah.
(42:00) Dan itulah hakikat ubudiyah yang diperintahkan oleh Allah yang menggabungkan antara cinta yang tulus kepada Allah dan ketundukan yang sempurna kepada sang pencipta. Allahu Akbar. Itulah hakikat ubudiyah yang diperintahkan oleh Allah yang ada muraqabah. Bukan sekedar gerak-gerik anggota badan kita, rukuk sujud. Ya, bukan itu.
(42:29) Namam ikhwatul iman, para pemirsa, kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah. Kemudian Imam Ibnu Qayyim rahimahullah melanjutkan penjelasan tentang hakikat muraqabah. Kata beliau, “Almuraqabah dawamu ilmil abdiakuni btilahiri wain.” Jadi, dawamu imul abdi. Seorang hamba selalu meyakini, mengetahui dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa taala selalu memantau dan mengetahui ya kondisi ahwalnya, lahir dan batinnya.
(43:11) itu muraqabah. Jadi selalu ada dalam diri kita keyakinan dan pengetahuan bahwa Allah Subhanahu wa taala selalu memantau kita, mengawasi kita. Lahir batin kita dipantau oleh Allah azza waalla. Pastidamatuhu lihadal ilmi wal yaakin hiyal muraqabah. selalu menghadirkan ya bahwa Allah mengetahui dan ya seorang hamba meyakini Allah mengetahui perihal dan ahwalnya Allah memantau kondisi dan keadaannya itulah kata Imam Ibnu Qayyim hial muraqabah hakikat pengawasan tadi wahyaatu ilmiallah subhanahu wa taalaqibun alimqibun
(44:02) alaihi Dan itulah buah, buah dari pengetahuan dia, buah dari keyakinan dia bahwa Allah senantiasa raqib memantaunya, nadirun ilaihi melihatnya, samiun liquih mendengar perkataannya wahua mutun ala ilmi ala amalih. Allah memantau amalan perbuatannya kulla waktin wa kulla lah setiap waktu setiap saat wa kulla nafasin dan setiap pernapasan ya waulla thfatain dan setiap kedipan mata Allahu Akbar berapa kali kita bernafas berapa kali kita mengedipkan mata dan itu ya sungguh sangat singkat durasinya maka dalam setiap gerak-geri itu, dalam
(44:53) setiap waktu, setiap kesempatan, setiap keadaan dan setiap ya pernapasan kita, proses pernapasan dan setiap pandangan mata kita semuanya dipantau oleh Allah. Enggak ada yang tersembunyi. Allahu Akbar. Nah, itulah muraqabah. Wal gfil anza. Dan orang yang lalai dari menghadirkan keyakinan dan pengetahuan itu, dia orang yang berada yang jauh dari kondisi orang-orang yang ya baru memulai untuk berjalan menuju Allah.
(45:33) Apalagi seorang yang telah betul-betul serius ingin sampai kepada apalagi dari orang-orang yang betul-betul telah arif billah, mengenal Allah azza wa jalla. Namam. Jadi orang yang lalai dari seperti itu, dia belum masuk ke tahapan pertama bidayah star ya untuk berjalan menuju Allah. Masih jauh karena ada tahapan.
(45:59) Tahapan yang pertama kita memulai kemudian murid kita ingin berjalan ketu arif dia akan kenal pada Allah ada tahapan-tahapannya. Nah, orang yang lalai dari muraqabatullah belum mulai ini masih jauh dari tahapan untuk memulai. Kalau masih jauh kapan dia akan berjalan? Dia belum bisa sampai kepada batas awal untuk memulai.
(46:26) Ya, sebagian ulama ya, Imam Ibnu Qayim menukil sebagian para ulama seperti Imam Al Jurairi rahimahullah mengatakan, “Man lam yuhakim bainahu wainallah taqwa wal muraqabah lam yasil ilal kasfi wal musyahadah.” seorang yang tidak ya menjadikan menempatkan ya memposisikan antara dia antara Allah attaqwa muraqabah sifat takwa dan muraqabah yaitu dia tidak menjadikan ee sifat takwa dan juga muraqabah antara dia dengan Allah tidak ada sifat takwa dan muraqabah, maka dia tidak akan pernah sampai melihat hakikat suatu masalah dan melihat kenyataan yang
(47:20) sesungguhnya. Dia masih jauh. Ya. Dan dikatakan juga man raqaballah fi khawatirih. Barang siapa yang selalu muraqabatullah menghadirkan pengawasan Allah fi khawati dalam segah ya ee khawatir bisikan hati. Khawatir yang terbesit ya dalam hati dan jiwa itu namanya khawatir yang terlintas dalam benak pikiran.
(47:47) Nah, bila seorang tidak menghadirkan muraqabatullah dalam setiap ya apa yang terbesit dan terlintas dalam benak pikirannya ya maka sungguh dia akan sulit menjalani hidup ini. Tapi kata beliau, man raqaballah fi khawatir yang selalu menghadirkan muraqabatullah dalam setiap gerak-gerinya, dalam setiap ya apa yang terbesit dalam benak pikiran dan terlintas dalam jiwanya, dalam benak pikirannya, terbes dalam hatinya. Asamahullah fi harakati jawari.
(48:18) Allah akan menjaga gerak-gerik anggota badannya. Dijaga oleh Allah subhanahu wa taala ya, maka dia akan dibimbing untuk berbuat kebaikan. mata, telinga, ya tangan, kaki semua akan dijaga oleh Allah sehingga dia betul melakukan sesuatu yang diri dari Allah Subhanahu wa taala sehingga dia menjadi orang yang dicintai Allah dan wali Allah.
(48:51) Ya Allah yang membimbing pendengarannya, membimbing ya matanya, membimbing tangannya, membimbing kakinya. Nah, kemudian Imam Ibnu Qayyim rahimahullah melanjutkan bahwa di antara tanda muraqabah alamatul muraqabahu ma anzalallah ya di antara indikator muraqabah itu adalah isaru ma anzalallah mengutamakan apa yang diturunkan Allah.
(49:31) Mengutamakan Al-Qur’an, hukum Allah, syariat Allah.Allah mengagungkan apa yang diagungkan Allah mengagungkan perintahnya. Allah juga mengagungkan hal yang diharamkannya. Jangan dilanggar dengan di ya dinudai ya dicabik-cabik ya tabir kemuliaan itu watasiruag dan juga menganggap kekerdilan suatu yang Allah kecilkan. Dunia enggak ada nilai si Allah. Maka jangan kita agungkan dunia ya.
(50:03) Harta juga jabatan itu hal yang hina di sisi Allah bukan hal yang dimuliakan. Karena bagian dari dunia. Dunia sangat hina di sisi Allah. Ya. Jangan sampai kita mengagungkan sesuatu yang dihinakan oleh Allah dan ya merendahkan suatu yang diagungkan oleh Allah. Akhirat ini diagungkan Allah, perintah Allah, agama Allah, orang-orang yang mulia. Nah, jangan terbalik.
(50:35) Zaman sekarang ini standarnya berubah. Yang mulia dihinakan oleh manusia. Yang dihinakan Allah diagungkan oleh manusia. Yang jujur dianggap dusta, yang dusta malah dianggap jujur. Yang baik dianggap jelek, yang jelek dianggap baik. Yang amanah dianggap berkhianat. Yang berkhianat dianggap orang yang amanah. Itu yang terjadi. Nauzubillah minzalik.
(51:05) Maka hal itu muncul karena tidak ada muraqabatullah dalam diri seorang hamba. Nam Imam Abu Hafs Abu Utsman aburi mengatakan apabila engkau duduk bersama manusia di tengah-tengah manusia hendaklah menjadi penasihat bagi hatimu dan dirimu. Jangan terped tertipu ya gembira dengan mereka berkumpul bersamamu ya. Oh, banyak ini. Masyaallah.
(51:42) Begitu banyak orang yang berkumpul mendengar omongan dan perkataannya. Fainnahum yurqibunairak. Mereka hanya memperhatikan casingmu, zahirnya saja. Tapi siapa yang memperhatikan batinmu, wallahu yuraqibu qalbak. Ini penting sekali ini bagi para penceramah, para ustaz juga yang menyampaikan ceramah agama. Masyaallah hadir begitu banyak ribuan yang hadir.
(52:05) Mereka memantau itu yang mereka pantau apa saja zahirnya. casing-nya, penampilannya. Tapi bagaimana dengan hati? Apakah itu merubah niat? Jika tidak ada yang hadir dalam kajian dan tidak banyak yang hadir, apakah merubah niat semangatnya, menyampaikan kebenaran atau sebaliknya. Allah raqib. Allah mengetahui apa yang ada di hati seseorang.
(52:36) kita berkumpul begitu banyak orang yang ada di sekeliling kita, mereka memperhatikan yang mereka perhatikan apa casing-nya, zahirnya. Tapi yang batin kita tidak tahu Allah. Maka kata Imam Abu Hafs Utsman, Abu Utsman An-Naisaburi ini, “Apabila kamu duduk bersama manusia, jadilah engkau penasihat untuk hatimu dan dirimu.” Artinya waspada. Jangan sampai berubah niatmu, ketulusanmu ya, ketulusanmu dan keikhlasanmu dalam ya menyampaikan kepada dan duduk bersama manusia itu.
(53:08) Karena kalaupun mereka memujimu, menyanjungmu, mengangkat ya derajatmu ya, apakah itu akan mengangkat derajatmu di sisi Allah? Tidak. Tapi bila Anda orang yang direndahkan oleh Allah, nanti manusia mengangkatmu, Anda yang dicela oleh manusia memujimu, apakah akan berubah statusmu di sisi Allah? Tidak. Maka ahli makrifah billah sepakat kata Imam Ibnu Qayyim bahwa seorang yang selalu muraqabat dalam hati dan jiwanya itulah sebab Allah menjaga gerak-gerik ya anggota badannya. Barang siapa man raqaballah fi sirrihi.
(53:56) Barang siapa muraqabatullah dalam ya sirri hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya hafidahullah fi harakatihi sirati Allah akan menjaga gerak-geriknya dalam ya tersembunyian dia dan dalam ya ala niatuh dalam hal yang terang-terangan dalam melakukan sesuatu. Kesimpulannya kata Imam Ibnu Qayim, almuraqabah hiat taabbudu bism bismihil raqib alhafid alalim assami al bashiraman aqala hadil asma wat ta’abbada bimuqtadaha hasalat lahul muraqbah.
(54:43) Kesimpulannya muraqabah itu adalah lahir hasil buah dari taabbud bismillah beribadah dengan nama Allah ya arraqib yang mengawasi, al-hafiz yang menjaga, al-alim yang meng assami yang mendengar, al-bashir yang melihat. Barang siapa yang memahami ya makna-makna yang terkandung di dalam nama-nama ini, nama-nama disebutkan tadi Allah yang mengawasi, Allah yang menjaga, Allah yang mengetahui, Allah yang mendengar, Allah yang melihat.
(55:21) Nah, dan beribadah kepada Allah dengan tuntutan setiap nama-nama tadi, maka akan terealisasi dalam dirinya muraqabatullah. Allah Subhanahu wa taala menjelaskan dalam Al-Qur’an surah Ala’raf. Walillah asmaul husna fad’uhu biha. Allah memiliki asmaul husna faduhu biha. Maka serul Allah dengan nama-nama tersebut. Jadi setiap nama itu ada ubudiah yang spesial.
(55:45) Yang melahirkan ubudiah dalam diri seorang hamba yang akan merubah sikap perilaku seorang hamba. Bila dia mengetahui Allah raqib yang mengawasi. raqibun ya mengawasi maka dia akan hadir dalam hatinya sifat takut waspada maka dia akan bersungguh-sungguh dalam melakukan yang terbaik waspada dari hal-hal yang jelek. Hafiz Allah yang menjaga.
(56:16) Ya, alim Allah yang mengetahui. Sami Allah mendengar basir. Maka dia akan menjaga hatinya. Jangan sampai terbesit dalam hati hal-hal yang bertentangan dengan murka Allah. Allah mengetahui maka dia memperhatikan segala perilaku ucapan tindak tanduknya. Allah mengetahui.
(56:41) Apabila dia mengetahui, Allah sami mendengar, maka dia akan memperhatikan ucapannya. Apabila Allah basir melihat, maka dia waspada. Segala perbuatan dia akan dipantau oleh Allah. Nah, dengan demikian lahirlah sifat muraqabatullah azza wa jalla. Ya, mudah-mudahan Allah subhanahu wa taala memberikan pemahaman yang benar kepada kita tentang nama-nama Allah, Asmaul Husna dan diberi kemudahan taufik untuk mengibadahi Allah dalam setiap nama-nama tersebut yang tentunya akan melahirkan berbagai ya sifat-sifat yang mulia, perilaku yang baik, dan kondisi yang ya benar. benar dalam kehidupan kita, di dalam menjalani
(57:30) ya liku-liku kehidupan ini akan menjaga akan mempengaruhi sikap kita, perkataan kita, pandangan mata kita, dan juga ya bisikan hati yang semua itu dipantau, diketahui, dan di ya ee diliputi oleh Allah subhanahu wa taala. Semoga bermanfaat shallallallahu nabina Muhammad wa alihi wasahbihi wasallim. Namb, Ustaz. Barakallahu fikum.
(58:04) Jazakallahu khairan. Terima kasih atas kesediaannya untuk menyampaikan pelajaran dan bimbingan yang bermanfaat di kesempatan pagi hari ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan taufik, hidayah, dan keberkahan untuk pertemuan kita di kesempatan kali ini. Selanjutnya kami akan berikan kesempatan waktu bagi Anda bertanya secara langsung di nomor 0218236543 baik itu via telepon maupun pesan singkat WhatsApp. Silakan.
(58:37) Kami akan berikan kesempatan untuk Anda bertanya secara langsung. Halo. Halo. Halo. Asalamualaikum. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Bapak dengan siapa? Di mana? Mohon maaf. Dengan Pak Jajah di Kalideres. Silakan Pak Jaja. Pertanyaannya. Ee saya menuliskan sebuah doa ketika masuk rumah. Doanya seperti ini. Allahumma inni asalukairol mauliji wirol mahroji.
(59:11) Bismillah walajna wa bismillahjna waallahibana tawakalna. Doa itu saya tulis di depan rumah, di depan pintu. Nah, suatu hari ada tamu datang ke rumah kemudian dia mengucapkan bahwa doa itu hadisnya diif. Bagaimana sikap saya? Doa yang keluar rumah juga saya tulis seperti ini doanya. Bismillah tawakaltu alallah la haula wala quwwata illa billah.
(59:52) Allahumma inni azubika an azila ujala au adilaudola au adlima udlama au ajala au yuj alayya. Doa itu juga saya tulis. Nah, doa itu kata tamu saya doa itu ee hadisnya sahih dan silakan diamalkan. Iya. Bagaimana sikap saya menyikapi yang pertama ya? Iya iya iya iya. Baik, itu aja. Heeh. Terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Ikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Silakan Ustaz.
(1:00:25) Waalaikumsalam. Ya, terima kasih kepada Pak Jajah ya. Barakallahu fik atas pertanyaannya. Semoga senantiasa dijaga oleh Allah subhanahu wa taala. Namalah tadi keluar rumah yaitu jelas hadisnya sahih ya. Bismillah tawakaltu alallah wala haula wala quwwata illa billah.
(1:00:51) Kemudian juga ditambah Allah minzubikaan adillazilla waima uzlama wahala alaiya. Nah itu hadis mang ya. sahih. Adapun tadi redaksi yang bismillah waljna bismillah yakni kharajna ini memang ee dikritisi oleh para ulama. Maka tapi yang jelas ee yang sahih adalah begitu kita masuk rumah kita mengucapkan bismillah. Bismillah itu sudah cukup ya. Bismillah. Nam kemudian mengucapkan salam ya. Bismillah. Kemudian ucapkan salam.
(1:01:21) Jadi baca bismillah dulu. Jangan salam dulu. Bismillah enggak baca bismillah dulu. Begitu buka pintu bismillah kemudian assalamualaikum itu sudah cukup. Nah, adapun yang doa yang ee tadi keluar yaitu sahih. Nah, adapun yang tadi yang pertama memang yaitu dijelaskan oleh para ulama ee secara ya ee validasi dari hadis tersebut memang itu ee dikritisi dan dihukum oleh sebagian para um lemah.
(1:01:53) Tapi jika ya makna itu makna yang baik, maka ini kan termasuk fadilah amal ya. Tapi yang jelas yang tidak diragukan bahwa begitu masuk rumah baca bismillah, begitu buka pintu bismillah ya. Namam bismillah kemudian ya mengucapkan salam. Assalamualaikum ya seperti itu. Itu sudah cukup. Nam demikian. Wallahuam.
(1:02:21) Baik, Ustaz, terima kasih atas jawaban serta nasihat yang telah disampaikan khususnya bagi penanya dan kita semuanya yang menyimak pada kesempatan kali ini. Kembali kami persilakan untuk Anda yang ingin secara langsung bertanya pada ustaz di layanan telepon 0218236543. terhubung kami akan coba bacakan dari hamba Allah yang bertanya asalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
(1:02:55) ee beberapa majelis-majelis taklim khususnya ibu-ibu di sekitar rumah kami sering ketika mereka bermajelis taklim kemudian membaca 99 nama Allah dengan bersama-sama menggunakan speaker. Nah, apakah hal seperti ini bisa dibenarkan atau tidak? dalam rangka muraqabah pada Allah Subhanahu wa taala. Silakan ya.
(1:03:40) Terima kasih kepada pertanyaan atau yang bertanya. Jadi inti pertanyaannya ada majelis ibu-ibu yang di sana mereka membaca 99 Asmaul Husna ya secara berjamaah kemudian dengan menggunakan pengeras suara ya. Apakah seperti ini diperbolehkan? Ya, yang pertama Asmaul Husna ya itu nama-nama yang terindah yang dijelaskan di dalam hadis bahwa ada 99 nama Allah yang memiliki keistimewaan.
(1:04:24) Barang siapa yang ya mengetahuinya maka dia akan masuk surga. Innalillahi tisatanasman man ahsaha dakalal jannah miatan illa wahidah man ah dakalal jannah. Allah memiliki 99 nama 100 kurang s ya. Dan barang siapa ahsaha dia akan masuk surga. Ahsaha itu memiliki tiga makna. mengetahui, menghitung dan mengetahuinya. Yang pertama mengetahui berarti dia berusaha untuk mengetahui 99 nama tersebut. Itu ada dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis yang sahih.
(1:05:12) Kemudian memahami maknanya. Ini yang kedua makna ahsaha. Memahami maknanya. Jadi setiap nama itu memiliki makna dan tentu konsekuensinya makna tersebut ditetapkan. Ini penting sekali saya memberikan satu contoh ya. Ar-Rahman ar-Rahim itu dua di antara asmaul husna terdapat dalam surah al-Fatihah ya.
(1:05:47) Bahkan dalam redaksi bismillah maka dia pahami bahwa Allah memiliki dua nama asma arrahman arrahim ya yang artinya bahwa Allah memiliki rahmat-rahmat yang luas dan yang spesial bagi ahlul iman. Lalu dia tetapkan nama itu dan ditetapkan sifatnya. Makna tadi makna itulah sifatnya. Berarti di antara sifat Allah adalah rahmat yang rahmatnya luas sekali. Tib.
(1:06:25) Kemudian dia beribadah. Maka bila dia terjatuh dalam kesalahan, terjatuh dalam perbuatan dosa, jangan putus asa. Minta rahmat Allah. La tayasu miruhillah. Jangan pesimis dari rahmat Allah. Ya, rahmat Allah luas. Maka dia berdoa minta kerahmatan kepada Allah.
(1:07:00) Dan karena Allah maha pengasih maha penyayang, dia juga ya menjadikan memotivasi dia untuk berkasih sayang dengan sesama. Karena man la yarham la yurham. Orang yang tidak menyayangi berkasih Allah tidak akan sayangi oleh Allah. Irhamu man fil ard yarhamuka man fisama. kasih sayangi, sayangi, kasihani orang-orang yang ada di permukaan bumi ini, maka Allah yang di langit akan menyayangi kalian.
(1:07:29) Begitu cara kita ya mempelajari asmaul husna. Contoh yang lain ya, Allah Subhanahu wa taala al-a’la alali alaliyul kabir. Al’la yang artinya apa? Maha tinggi. Maka arti maha tinggi ada tiga. Allah maha tinggi zatnya di atas Arasy. Dan Allah tinggi kekuasaannya itu semua makhluk di bawa kekuasaan dan tinggi kesempurnaan keagungannya itu Allah maha sempurna.
(1:08:08) Itu makna tiga tiga makna dari ulu tadi kita tetapkan. Maka kita yakini Allah maha tinggi. Maka begitu ditanya di mana Allah? Allah maha tinggi di atas aras fissama. Jangan diingkari bukan di mana-mana ya. Begitu seterusnya ya. Jadi ditetapkan Allah sami maka di antara nama Allah assami dan sifat Allah assam’u.
(1:08:35) Karena makna dari sami adalah assam’u yang memiliki pendengaran. Berarti kita harus hati-hati berbicara. Nah, begitu kita belajar Asmaul Husna 90 bukan untuk sekedar dihafal, dinyanyikan, disenandungkan, kemudian dibaca dengan secara berjamaah. Seolah-olah itulah bagian zikir ya. Apalagi dengan pengaras suara, mengganggu tetangga ya.
(1:09:08) Mengganggu orang yang ada ee di tetangga di samping musala atau masjid. Ya, ini jelas tidak ya sesuai dengan apa yang di ee perintahkan dalam taklim. Jadi bukan hanya sekedar membaca membaca Asmaul Husna tidak memahami maknanya, enggak ada artinya, enggak ada manfaatnya. Dan begitu juga hanya sekadar membaca Asmaul Sunah bukan zikir. Asmaul Husna dibaca nama-nama yang sempurna.
(1:09:39) Bukan hanya sebagian membaca ya latif, ya latif, ya latif, ya latif, ya sami, ya sami. Apa ya sami ya sami ya lati, ya latif. Bukan begitu zikir. Rasul tidak pernah mengajarkan zikir asbabus sunah dengan hanya tunggal, kalimat tunggal. Ya sami, ya sami, ya latif. Gak pernah. Tapi zikir Nabi sempurna. Apa itu? Subhanallah.
(1:10:03) Jadi bukan Allah, Allah, Allah. Ada yang mengatai Allah, Allah, Allah. Ada zikir seperti itu. Ada yang mengatakan lagi, “Hu hu hu tambah lagi ini.” Ya, enggak benar ini. Sudah menyimpang ini. Ya. Ya Allah irhamni begitu. Ya Rahman, ya Rahim irhamni. Ya ghafur, ya Rahman, Ya Tawwab, igfirli warhamni watub alaiya.
(1:10:25) Itu subhanallah, walhamdulillah walailahaillallahu akbar. Lihat. Subhanallah wabihamdih. Subhanallahzim. Jangan dibaca ya Azim ya Azim ya. Bukan begitu. Subhanallah walhamdulillah subhanallah subhanallahzim. Dan kalau kita lihat doa-doa dan zikir Nabi itu dimulai dengan menyebut asmaul husna, nama-nama Allah. Begitu.
(1:10:57) Jadi membaca Asmaul Husna dengan cara ya ee yang dilakukan oleh sebagai ada majelis Asmaul Husna setiap pekan dikhususkan lagi mungkin malam Jumat dan seterusnya. ini tidak ada tuntunannya ya. Bukan begitu majelis yang dilakukan untuk majelis taklim Asmaul Husna itu dipelajari. Jadi perlu didatangkan ustaz menjelaskan asma husna yang benar ya. Tapi hati-hati juga karena ada yang ber asmaul husna tapi begitu menetapkan sifat dia ingkari sifat Allah.
(1:11:23) Dia membaca asmaul husna ala’la tapi tidak meyakini Allah itu maha tinggi. Ini kan keliru ya. Keliru ini lamaha ala’la. Apa arti al’la? Kita mengucapkan subhana rabbiyal a’la dalam sujud. Tapi begitu ditanya di mana Allah bingung menjawab. Kenapa bingung? Kan sudah jelas a’la maha tinggi.
(1:11:54) Maka begitu Nabi bertanya kepada seorang budak perempuan, “Ya di mana Allah spontan dia mengatakan dengan fitrahnya fissama maha tinggi.” Fissama bukan arti di dalam langit bukan ya. fama uluama ulu tinggi. Di mana Allah? Di atas arasy, di luar alam ini. Karena makhluk yang paling tinggi adalah arasy dan di atas arasy. Ya Allah istawa tinggi ala wartafaaha. Ya seperti itu. Jadi itu yang harus jadi tidak tepat ya apalagi dengan pengaras suara mengganggu kan bagus Ustaz ya.
(1:12:25) Tidak semua yang bagus itu yang bagus menurut Allah. Karena kalau mengganggu sampai pembaca Al-Qur’an mengganggu itu tidak bagus. Berzikir kalau mengganggu enggak bagus. Jadi bagus jangan sampai menurut persepsi kita. Bagus menurut Allah dan syariat. Demikian. Wallahuam. Baik, Ustaz.
(1:12:50) Terima kasih atas nasihat dan jawaban yang telah diberikan untuk penanya khususnya dan kita semuanya yang menyimak pada kesempatan kali ini. Silakan untuk Anda yang pertanya via telepon 0218236543. Halo. Asalamualaikum Ustaz. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Mohon maaf dengan Bapak siapa ini? Di mana? Abu Ilham sedang di kendaraan, Ustaz. Iya, silakan Abu Ilham.
(1:13:14) Ustaz Afwan ee kalau di luar tema ee tapi Anda menyimak tadi apa penjelasan Ustaz terkait dengan murakabah terusnya ee dokumentasi dari malaikat. Jadi enggak tapi ini juga tema Ustaz izin terkait ini Ustaz beberapa kajian kan kita sering banget mendengar terkait dengan isra mikraj Nabi diperlihatkan tentang surga dan neraka. Misalnya kita mendengar hadis kartu ee adanya surga.
(1:13:38) ee dengan kalimat lailahaillallah. Terus kita juga ee mendengar beberapa kajian terkait orang yang paling terakhir masuk surga. Nah, itu sebenarnya Ustaz izin Ustaz ya maaf kalau pertanyaannya bagaimana gitu ya. Ee sebenarnya ee surga dan neraka itu sudah diciptakan atau belum Ustaz? Ee terus artinya ee sudah ada penghuninya atau belum, Ustaz? Sementara kita memahami kan ada alam barjah semua masih di alam kubur itu, Ustaz.
(1:14:06) Kalau yang sudah meninggal sampai menunggu datangnya hari kiamat bisa minta penjelasannya ustaz? Kait kalau ada sering kita kan ditampilkan hadis-hadis yang ee memperlihatkan tentang adanya surga dan neraka. Apakah itu sudah diciptakan ada penghuninya atau tidak seperti itu. Ustaz terima kasih. Mohon maaf Ustaz kalau dua tema. Terima kasih ya Pak atas pertanyaan. Silakan Ustaz.
(1:14:32) Ya. Ya. Terima kasih kepada Pak Abu Ilhaya. Barakallahu fik. Ee berkaitan dengan surga dan neraka ini perihal yang terpenting dalam beriman kepada yaumil akhir. Banyak ya hal-hal yang sudah kita imani dalam yaumil akhir termasuk mulai dari kematian bahkan sebelumnya. tentang tanda-tanda kiamat, alam barzakh.
(1:15:06) Kemudian proses setelah itu bangkit, berbangkit, kemudian mahsyar, kemudian dihisab ada mizan, ada telaga Nabi sallallahu alaihi wasallam, kemudian syafaat kemudian sirat gitu ya. Kemudian neraka dan terakhir dengan kembali berakhir dengan perjalanan manusia di akhirat pada dua tempat ya, tempat kembali mereka. surga itu ahlul iman nasalullah jaana minhum semoga Allah jadikan kita bagian dari mereka dan yang kedua adalah neraka walyaadzubillah tempat orang-orang yang durhaka bermaksiat dan kufur.
(1:15:41) Ya, akidah ahli sunah dalam hal ini ada tiga hal yang harus diyakini tentang ahli sunah ya. akidah ahli sunah tentang jannah wanar yang pertama ya tentu kita meyakini surga adalah tempat orang-orang beriman dan bertakwa ya wam ymin billah waali shi yudkilhu jannatin tajri min tahtil anharu khha absallahu rizq banyak ayat ya nam inina amanu jannatul firdaus nuzul dalam banyak ayat Ayat banyak sekali ya.
(1:16:20) Sementara orang kafirin neraka tempat orang kafir dan pelaku dosa. Ya, ini yang pertama itu kita yakini tanpa ada keraguan. Karena Allah mengatakan dalam hadis Rasulullah mengatakan, “Wal jannatu haqqun waru haqqun gitu ya.” Jadi sudah enggak ada keraguan dalam hadis ini kita yakini.
(1:16:44) Yang kedua, akidah ahli sunah tentang surga dan neraka ini bahwa Allah ya telah menciptakan surga dan neraka. Allah telah menciptakan surga. Jadi apa namanya itu ee surga naka itu telah ada ya. Surga dan neraka itu telah ada. Allah persiapkan ya. Telah ada. Dan Allah telah mengetahui siapa penghuni surga, siapa penghuni neraka.
(1:17:20) Maka begitu Nabi sallallahu alaihi wasallam isra perlihatkan surga dan neraka bel melihat penghuninya. Siapa yang akan masuk kepada neraka itu? Berbagai ya orang-orang pelaku dosa ya yang suka berbohong di dunia, makan ee harta haram, berbuat zina dan macam-macam ya. itu sudah hitung orang ya ee orang-orang yang penghuni neraka dan secara umum adalah pelaku dosa kemasir dan kekufuran.
(1:17:52) Dan begitu juga Rasulullah diperlihatkan surga dan beliau melihat kebanyakan penghuninya adalah fuqara dan neraka diperlihatkan banyak penghunialah kaum wanita. seperti itu. Jadi telah ada surga dan neraka itu telah diciptakan Allah makhlukatanilan. Ini pemasaran yang kedua juga kita yakini.
(1:18:23) Kemudian yang ketiga, surga dan neraka itu diciptakan oleh untuk kekal. Maka kita mendapatkan kholidina fiha abada kan begitu ya. khidina fiha kekal mereka di dalamnya. Surga dan neraka kekal karena itulah kehidupan terakhir manusia setelah proses perjalanan dari mulai kematian sampai kiamat. Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah telah ada penghuninya sekarang? Sementara kita mengetahui bahwa selama belum terjadi kiamat itu baru manusia begitu meninggal melewati namanya alam itu barzakh antara kematian dengan kiamat. N sementara di akhirat kiamat itulah neraka surga nanti. Allah telah
(1:19:10) mengerti penghuninya. Tapi selama kiamat belum terjadi, maka setiap penghuni surga neraka itu mendapatkan surga. Ahli surga mendapatkan kenikmatan di dalam alam barzakh. Dan ahli neraka, penghuni neraka mendapatkan azab di dalam alam barzakh.
(1:19:35) Dan diperlihatkan oleh Allah mereka yang ahlu surga diperlihatkan inilah tempatmu di neraka. Tapi Allah ganti menjadi di surga. Maka yang merasakan kenikmatan ya. Tapi dia belum masuk surga karena belum masuk waktunya. Datang waktunya ya. Neraka begitu diperlihatkan ini tempatmu disapikan kamu buat jahr ini sekarang digantikan dengan neraka maka dia mendapatkan azab dan macam jadi manusia sekarang makanya Firaun dan bala tentaranya ya diazab setiap hari disuguhkan ke neraka.
(1:20:07) Pada hari kiamat dia masukkan bau ke neraka. anaru alaihaan waatu neraka tampilkan disuguhkan asan di pagi dan petang hari itu nanti telah jadi kiamat maka masukkan ya asyaddal adzab yaitu neraka yang lebih syadid lebih dahsyat lagi. Jadi penghuni telah Allah ketahui. Tapi karena sekarang alamnya barzakh ya belum dimasukkan. Mereka berproses. Naam.
(1:20:50) Tapi yang jelas mereka telah mati dalam keadaan kufur, murtad. Ya, itulah penghuni neraka yang pasti. Tapi mereka masih diazab dalam kuburnya. Itu namanya azab. Ya, alamil qabr, alam barzakh. Itu keyakinan kita. Dan tidak adanya sekarang belum dimasukkan karena belum waktunya. Bukan berarti sia-sia. Allah telah menentukan.
(1:21:16) Makanya Rasul sallallahu alaihi wasallam memperlihat diperlihatkan ini loh nanti pelakunya orang begini ini akan nanti penghuni neraka. Itu maksudnya ini tempat mereka. Maka diperlihatkan mereka dalam neraka dan Allah qadir ala kulli saai. Dan perkara ini perkara gaib. Perkara gaib. Enggak bisa dikayas. Oh, kalau begitu sia-sia dong kalau belum ada penghuni sekarang. Ya, berarti sia-sia diciptakan.
(1:21:44) Inilah alasan orang-orang Muktazilah ahlul kalam yang mengingkari, “Wah, enggak ada itu surga neraka sekarang.” Kenapa? Sia-sia diciptakan tidak ada penghuninya. Jadi mereka semua menggunakan akalnya, maka diingkarilah azab kubur. Diingkari. Maka bagai hal diingkari dengan perkara yang gaib. Tapi kita ahlul iman yukminuna bil ghaib. Ya, beriman dengan yang ghaib. Maka kita yakini naam telah diciptakan.
(1:22:13) Surga dan neraka telah diciptakan dan keduanya diciptakan untuk kekal abadi. Ini akidah ahli sunah yang wajib diyakini. Ya, yang menyimpang dari itu akidah ahlul kalam yang telah sesat dan menyesatkan. Maka waspada. Namam. Demikian. Jadi perkara yang gaib ini harus kita imani.
(1:22:36) Bukan untuk direkayasa, untuk diragukan ya, untuk diperdebatkan, tapi ini adalah hal yang pasti terjadi ya. Dan telah diperlihatkan oleh Allah kepada rasulnya. Itulah penghuni-penghuni ya, calon-calon penghuni dan telah dilihatkan mereka di kondisinya dalam neraka. Naam. Dan selama belum terjadi kiamat, maka azab yang diberikan kepada pelaku dosa dan orang kufur itu di alam barzak ya diazab oleh Allah. Ya, seperti itu. Nah, demikian.
(1:23:10) Semoga Allah azza wa jalla menyelamatkan kita dari berbagai kejahatan dan semoga Allah membimbing kita untuk seluruh kebaikan di dunia ini. Allahumma amin. Demikian. Wasallallahu wasallam ala nabina Muhammadin wa alihi wasohbihi wasallim. Wa akhiru dwanahamdulillahi rabbil alamin. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Jazakallahu khairan.
(1:23:36) Barakallahu fikum. Terima kasih kami ucapkan kepada Ustaz Dr. Muhammad Nur Ihhsan, MA. hafidahullahu taala yang pada kesempatan pagi hari ini secara langsung dari studio mini Sekolah Tinggi Dirosah Islamiah Imam Syafi’i Jember rela meluangkan waktunya untuk menyampaikan pelajaran yang penting bimbingan yang bermanfaat dari pembahasan kitab A’malul Qulub.
(1:24:06) Semoga pertemuan kita diberkahi dan mendapatkan taufik serta hidayah agar ilmu tersebut bisa kita amalkan dalam rangka meningkatkan keimanan serta ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa taala. Jazakumullahu khairan kepada sahabat Roja di mana pun Anda berada dengan sabar mengikuti dari awal hingga akhir pelajaran ini.
(1:24:25) Insyaallah kita akan bertemu kembali di lain kesempatan kami akhiri pelajaran yang kami hadirkan di kesempatan kali ini. Subhanakallahumma wabihamdika ashadu alla ilaha illa anta astagfiruka wa atubu ilaik. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Kajian

pada

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *