(6) [LIVE] Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. – Al Bayan Min Qashashil Quran – YouTube
Transcript:
(00:00) Ikhwat Islamakumullah para pemisa dan pendengar RJA di mana pun Anda berada. Beberapa saat lagi kami akan hadirkan ke ruang dengar Anda dan kelar kaca anda kajian yang kami pancarluaskan dari Masjid Albarah, Jalan Pahlawan Kampung Tengah Cilengsi atau komplek radio Roja yang mudah-mudahan kita bisa mengambil faedahnya. Dan kami mengucapkan selamat menyimak semoga bermanfaat.
(00:26) Roja TV bagi Anda para pemirsa TV. Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil alamin hamdan katsiran thyiban mubarokan fihi kama yuhibbu. Ashhadu alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh. Allahumma sholli ala
(01:38) Muhammad wa ala ali Muhammad kama shalaita ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim innaka hamidum majid. Allahumma barik ala Muhammad wa ala ali Muhammad kama barakta ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim innaka hamidum majid. Ikhwah sekalian yang Allah muliakan, pada kesempatan yang mulia ini kita akan lanjutkan pembahasan dari kisah Nabi Daud alaihi assalam. Dan pada kesempatan ini kita akan bahas tentang pelajaran-pelajarannya.
(02:10) Pelajaran-pelajaran yang akan kita ambil dari kisah Nabi Daud alaihi assalam. Ada beberapa pelajaran ya. Yang pertama disebutkan di sini di halaman 499 bagi yang punya kitabnya ya. Awalan yang pertama almulku wal hukmu wal khilafatu umurun biyadillah almulku kerajaan wal hukmu dan hukum wal khilafah dan khilafah semua perkara ini di tangan Allah taala yutiha may yasyau min ibadihi Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki dari hamba-hamba hambanya.
(03:03) Jadi sekali lagi pelajarannya yang namanya kekuasaan, yang namanya hukum, yang namanya khilafah ini semuanya di tangan Allah. Allah memberi kepada siapa yang Allah kehendaki dan Allah Subhanahu wa taala tidak memberi kepada siapa yang Allah kehendaki. Allah Taala berfirman di surah Sad ayat ke-26. Ya dawudu inna ja’alnaka khalifatan fil ardhi.
(03:41) Wahai Daud, sesungguhnya kami menjadi engkau khalifah di atas muka bumi.” Nabi ee Allah berfirman kepada Nabi Daud bahwa Allahlah yang menjadikan Nabi Daud menjadi khalifah ya di muka bumi ini. Jadi yang bisa mengangkat orang jadi raja, jadi pemimpin itu Allah. Kembalinya kepada Allah. Dan Allah di surat Shad berfirman, “Wasadadna mulkahu.” Kami kuatkan kekuasaannya, kerajaannya.
(04:14) Kemudian di surat Sad ayat 20 e 20 Allah juga berfirman, “Wainahul hikmata wafaslal khitab.” Allah berikan kepada Nabi Daud hikmah dan kemampuan untuk bisa memutuskan perkara, memutuskan sengketa. Ini kemampuan yang jarang dimiliki oleh manusia. Dan juga di surah Albaqarah 250 251 juga Allah berfirman, “Waqat Daudu jalut waahullahul mulka wal hikmata waamahu mimma yasya.
(04:57) ” Daud membunuh Jalut dan Allah menganugerahkan kepada Daud kerajaan yakni kekuasaan. Allah menganugerahkan hikmah dan Allah mengajarkan ilmu apa yang Allah kehendaki. Kemudian kalau kita lihat surah Ali Imran ayat 26 ya di sini sangat jelas sekali bahwa Allah memberikan kerajaan kepada siapa yang Allah kehendaki. Qulillahumma malikal mulk.
(05:27) Katakanlah, “Ya Allah, raja dari segala raja ya yang memiliki kekuasaan.” Malikul mulk tuttil mulka man tasya. Engkau menganugerahkan kerajaan kepada siapa yang kau kehendaki. Watanziul mulka mimman tasya. Engkau mencabut kekuasaan kerajaan dari siapa yang Kau kehendaki. Watu tasya. Engkau maha mengagungkan, memuliakan siapa yang Kau kehendaki.
(06:00) Tasya dan kau menghinakan orang yang kau kehendaki. Biyadikal khair innaka ala kulli qodir. Di tanganmu ada semua kebaikan dan kau maha mampu untuk melakukan segala sesuatu. Nah, ikhwan yang Allah muliakan, dari sini kita tahu bahwa kerajaan, kemudian hukum, kekuasaan, juga khilafah ini perkara-perkara yang kembalinya ke tangan Allah.
(06:32) Allah Subhanahu wa taala memberikan kepada siapa yang Allah kehendaki dan Allah tidak memberikan kepada siapa yang Allah kehendaki juga. Tetapi di sini disebutkan oleh beliau ya sesuatu yang sangat bagus untuk kita perhatikan. Apalagi bagi kita sebagai rakyat dan juga sebagai pemimpin. Di sini ada hak dan kewajiban.
(07:07) Ada hak dan kewajiban pemimpin, ada hak dan kewajiban yang dipimpin. Kita semua harus tahu kita sebagai rakyat harus gimana dan sebagai pemimpin harus bagaimana. Fal mulku wal hukmu wal khilafatu nmatu minallah alal abad. Kerajaan kekuasaan ya hukum khilafah ini sebuah nikmat dari Allah. Allah berikan pada hambnya tabq watadum wazid byukr.
(07:43) Dia akan tetap kekal ya dawam bahkan nikmatnya bisa bertambah dengan kesyukuran dengan bersyukur pada Allah. Watadhabu watazulu bikufriha tapi kebalikannya dia akan hilang, akan lenyap ketika mengkufurinya. wamin syukri nikmati almulq wal hukm wal khilafahur haqqaha bentuk syukur pemimpin, bentuk syukur raja, bentuk syukur presiden, ya atau siapa saja para pemimpin ketika diangkat dan Allah kehendaki dia menjadi pemimpin. Bentuk syukurnya adalah memberikan hak.
(08:31) hak rakyat apa haknya harus kita paham. Wamin haqqi riah ali. Ya. Dan juga ee harus tahu hak rakyat atas pemimpin. Nah, disebutkan di sini beberapa hak ya, ada empat. empat hak rakyat yang harus diketahui oleh pemimpin dan harus ditunaikan oleh pemimpin. Yang pertama, an yahkuma bilhaqqi wal adli wal yadlimu wala yuha ahada.
(09:15) Ini yang pertama menghukumi dengan hak. memutuskan hukum dengan hak, dengan adil, tidak zalim, dan tidak pilih kasih. Waluhabi ahada. Allah Taala berfirman di surat Sad ayat 26. Ya dawudu inna ja’alnaka khalifatan fil ard. Wahai Daud, kami jadikan engkau khalifah di atas muka bumi. Fahkum bainas bilhaqi wabiil hawaillah.
(09:51) Maka putuskanlah perkara di antara manusia dengan hak. Jangan mengikuti hawa nafsu. Niscaya engkau akan tersesat dari jalan Allah. Innalladina yadillunailillah. Sesungguhnya orang-orang yang tersesat dari jalan Allah lahum adzabun syadid. Mereka mendapatkan azab yang keras. Bima nasu yaumal hisab.
(10:17) Karena mereka lupa akan hari hisab. Di sini ketika Allah memberikan kekuasaan kepada Nabi Daud, Allah perintahkan Nabi Daud untuk berlaku adil. Fahkum bainanas bilhaq. Hukumilah manusia dengan hak. Jangan ikuti hawa nafsu. Beginilah seharusnya pemimpin hakim harusnya begini. Kemudian kita lihat di surat Al-Maidah ayat ke-44, 45 dan 47 ya Allah memberikan peringatan kepada para pemimpin.
(11:01) Waman yahkum bima anzalallah faulaika humul kafirun. Dan barang siapa yang berhukum selain hukum Allah, mereka adalah orang-orang kafir. Waman yahkum bima anzalallah faulaika humudimun. Barang siapa yang berhukum dengan selain hukum Allah, maka mereka adalah orang yang zalim. Waman yahkum bima anzalallah faulaika humul fasquun.
(11:26) Dan barang siapa yang berhukum dengan selain hukum Allah, maka mereka adalah orang-orang yang fasik. Ini ancamannya berat bagi para pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum Allah. Kita lihat di sini penulis menurunkan hadis Usama. Walidzalika lama jaa Usama Ibnu Zaid. Oleh karenanya, oleh karena itu ketika Usama bin Zaid mendatangi Rasul sallallahu alaihi wasallam dan kita tahu Usama bin Zaid adalah ee orang yang dicintai oleh Rasul sallallahu alaihi wasallam.
(12:03) Yang paling dicinta disebut hibbu Rasulillah sallallahu alaihi wa ala alihi wasallam. Yukallimu rasulullah fil maratil makhzumiyah allati saraqat sallallahu alaihi wasallam. Usamah bin Zaid berbicara kepada Rasul sallallahu alaihi wasallam. tentang seorang wanita dari Bani Makhsum yang mencuri.
(12:30) Maksudnya ingin minta syafaat kepada Rasul sallallahu alaihi wasallam. Hukum potong tangannya jangan dilakukan. Dia wanita bangsawan ini. Kita lihat apa jawaban Rasul sallallahu alaihi wasallam. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menjawab. Rasul berkata, “Atasfau fi haddin min hududillah.” Apakah kamu minta syafaat tentang hukum Allah yang sudah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa taala? Smqama.
(13:04) Kemudian Rasul berdiri dan Rasul berkhotbah dan Rasul bersabda, “Innama ahlakadina qoblakum annahum kanu sarqo fihimarifu.” Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kalian adalah sesungguhnya mereka itu apabila ada di tengah-tengah mereka orang yang mulia mencuri, bangsawan mencuri, tarqu mereka tidak menghukumnya dilepaskan. Wa sarq fihimif.
(13:46) Tapi kalau orang yang lemah itu mencuri, aqomu alaihil had. Mereka menegakkan hukumnya, mereka menegakkan had. Kemudian Rasul berkata, “Waimullah lau anna Fatimata binta Muhammadin sarqat laq yadaha.” Demi Allah, seandainya Fatimah putrinya Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya langsung sendiri aku potong. Di sini kita mendapatkan pelajaran dari Rasul kita sallallahu alaihi wasallam bahwa menghukumi manusia itu tidak tebang pilih, tidak pilih kasih.
(14:30) La yuha ahadan tidak berat sebelah. Dan Rasul mengkhabarkan di sini bahwa kebinasaan orang-orang sebelum kalian kata Rasul karena mereka pilih kasih. Ketika yang mencuri itu pejabat, anak pejabat orang yang mulia syarif tidak ditegakkan hukum. Tapi ketika yang mencurinya adalah orang yang lemah ditegakkan hukum. Ini sumber kebinasaan.
(15:03) Dan Rasul sallallahu alaihi wasallam berkata, “Seandainya,” kata Rasul, Rasul bersumpah dulu, “Waimullah, demi Allah, seandainya Fatimah putri Muhammad,” maksudnya putri beliau mencuri, aku potong tangannya.” Ini kata Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, Rasul ingin menegakkan keadilan. Hukum yang adil itu tidak tebang pilih. Yang kecil, rakyat kecil dihukum.
(15:33) Begitu juga rakyat besar. Kalau ada rakyat kecil, rakyat besar berti ya. Maksudnya penguasa atau anak penguasa. Kalau mencuri tegakkan juga hukum baru adil namanya. Nah, beratnya di sini tuh jadi pemimpin tuh bisa enggak tuh menegakkan hukum seperti ini? Kalau adil, masyaallah imam yang adil, pemimpin yang adil Allah akan naungi di akhirat kelak.
(16:07) Kata Rasul sallallahu alaihi wasallam, sabatun yudilluhumullah fiillihi yaumilla illuh. Ada tujuh jenis manusia yang hari kiamat kelak akan mendapatkan naungan Allah Subhanahu wa taala. Di hari yang tidak ada naungan kecuali naungannya. Pertama kali yang disebut adalah al imamul adil. Imam yang adil, pemimpin yang adil.
(16:32) Pemimpin itu ketika baik kebaikannya masyaallah banyak. Tapi ketika pemimpin jelek buruk dosanya banyak juga. Makanya jadi pemimpin itu sebenarnya yang ngerti fikihnya takut. Bukan malah rebutan. Sebagian orang di masa sekarang rebutan ingin jadi pemimpin. Akhir iklan di mana-mana ngabiskan duit, bikin pengumuman baleho itu saja sudah habis banyak tuh.
(17:06) Kemudian keluarkan biaya banyak sekali, macam-macam yang tidak jadi stres. Masuk rumah sakit jiwa. Karena apa? Sudah keluar banyak fulus. Yang jadi yang pertama kali dilakukan pikirannya adalah apa? Gimana tuh? balik lagi duitnya dan ajibnya sujud syukur lagi. Ya, kalau kaum salaf Abu Bakar, Umar, Umar bin Abdul Aziz yang adil, akhi yang dia waktu menjabat jadi khalifah itu semua hartanya dia serahkan ke Baitul Mal.
(17:48) Bilang ke istrinya, “Sekarang jadi khalifah nih, mau enggak serahkan semua hartanya?” Subhanallah. Miskin. Khalifah miskin. Umar bin Abdul Aziz. Kemudian malamnya dia menggigil seperti burung usfur kena ini kena air begitu karena saking takutnya pada Allah Subhanahu wa taala dan menangis. Jadi pemimpin menangis.
(18:21) Nah, berbeda dengan sebagian orang menjadi pemimpin ketawa-tawa senang malah sujud syukur. Terima kasih. Gimana ceritanya fikihnya? terbalik ya. Yang lebih parah lagi jadi pemimpin berpesta pora, menang kemudian minum-minuman keras joget. Subhanallah. Ya, kita lanjutkan, Ikhwan. Ini yang pertama ya. Jadi pemimpin itu harus adil.
(18:55) Yang kedua, wamiti alohahum daiman. Di antara hak rakyat yang wajib ditunaikan oleh pemimpin adalah menasihati mereka selalu, mengarahkan kepada yang baik, ikhlas untuk rakyatnya. Rasul kita sallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadis yang sahih riwayat Muslim nomor 142. Ma min amirin yali amral muslimin.
(19:27) Tidaklah seorang amir pun pemimpin tidaklah seorang pemimpin yang mendapatkan amanah ngurusi urusan kaum muslimin. TM la yajhad lahum. Kemudian tidak bersungguh-sungguh untuk mereka. Wansahu dan tidak lurus, tidak menasihati mereka gak ikhlas. Illa lam yadkul maahumul jannah. Dia tidak akan bisa masuk surga bersama mereka. Ini hak yang kedua ya.
(20:00) Yang ketiga, wamin haqqiri ryati alar alla yagusyahum. Hak rakyat yang wajib ditunaikan oleh pemimpin adalah tidak menipu rakyat, tidak membohongi rakyat, tidak gish. Rasul kita sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Ma min abdin yastar’ihillahu riyatan.” tidaklah seorang hamba dikasih amanah oleh Allah untuk mengurusi urusan rakyat.
(20:39) Yamutu kemudian dia meninggal. Yauma yamutu wahua ghasyun. Di hari meninggal dia menipu rakyatnya. Liratihi illa haramallahu alaihil jannah. Melainkan Allah haramkan atasnya surga. Subhanallah. Ancamannya besar sekali, Akhi. Jadi kalau ada pemimpin bohongin rakyat, nipu rakyat, gis ancamannya nak masuk surga.
(21:16) Rasul bilang, “Illa harramallahu alaihil jannah.” Melainkan Allah haramkan atasnya surga. Ini ngeri kan? Surga hilang gara-gara nipu rakyat. Orang beriman itu mikir dua kali. Makanya jadi pemimpin itu bukan urusan yang ringan sebenarnya, tapi urusan yang berat. Urusan yang berat, tanggung jawabnya berat.
(21:54) Ada orang terlantar saja satu dari rakyatnya ditanya sama Allah dan itu yang ditakuti sama Umar bin Abdul Aziz dan itu yang ditakuti oleh Umar bin Khattab radhiallahu anhu. Makanya Umar malam itu enggak tidur. Kadang Umar bin Khattab kalau istilah kitanya blusukan di malam hari tuh ya. Lihat keadaan kaum muslimin pan. Kemudian mendengarkan tanpa sengaja ada seorang ibu penjual susu ya sama putrinya.
(22:24) Kata ibunya itu ya bnatah iklitillabana bilma. Wahai putriku campur ini susu dengan air biasa. Kemudian kata putrinya ya ummah ala takfina min Umar. Wahai ibuk. Tidakkah ibu takut sama Umar? Kemudian kata ibunya, “Ya bnata, innaki fi maudin laar minhu Umar.” Wahai putriku, engkau sekarang berada di tempat yang Umar enggak ngelihat.
(22:59) Campur air susu. Campur susu ini dengan air biasa. Maksudnya apa? Supaya untung. Lihat, Akhi. Air susu membahayakan. Eh, air putih membahayakan gak? Tidak membahayakan untuk ngambil keuntungan dikit aja kasih supaya untungnya banyak. Subhanallah. Tapi anak putri ini yang salehah enggak mau melakukannya karena takut sama Allah.
(23:35) Dia bilang kepada ibunya, “Ya Ummah, inana Umar la yarana farabu Umar yarana.” Ya, ibuku. Betul. Seandainya Umar tidak melihat kita, Ibu. Rabbnya Umar, Allah Subhanahu wa taala ngelihat kita, Ibu. Allah ngelihat. Subhanallah. Lihat tuh. Dan ajib, Ikhwan, Anda neruskan kisah ini, ya. Wanita ini nanti punya keturunan yang luar biasa. Umar ketika tahu wanita ini salhah walaupun hidup seadanya.
(24:11) Umar nanya ke anak-anaknya yang belum nikah siapa yang mau nikah? Di di antara anaknya Umar nikah dengan putri yang penjual susu ini. Hidupnya biasa, seadanya, miskin tapi bersabar. Allah jaga keturunannya. Allah Subhanahu wa taala kasih berkah keturunannya. Dan di antara keturunan wanita ini, keberkahan salehnya ada keturunan yang luar biasa yang bernama Umar bin Abdul Aziz yang di masanya susah mendapatkan orang miskin padahal menjabat cuma 2 tahun.
(24:47) Nyari orang miskin untuk dikasih sedekah susah, akhi. Umar bin Abdul Aziz. Subhanallah. Dari sini kitaat pelajaran ikhwannya. Allah muliakan kalau kita sekarang hidup seadanya, hidup enggak dikatakan hidup kaya, sabar yang penting berkah. Allah jaga keturunannya seperti wanita ini.
(25:21) Dan ketika seorang orang tua menjadi orang tua yang saleh dan salehah, hartanya dijaga. keturunan Haji dan ini investasi sesungguhnya. Kita ingat di surah Al-Kahfi ketika Musa Alaih Salam dan Nabi Khidir berjalan, ada kisahnya kan di antara kisahnya itu, kisah yang ketiga itu Nabi Khidir dan Nabi Musa masuk ke sebuah kota pendukota itu bakhil.
(25:55) tidak ngasih ke mereka apa ya tidak menjamu mereka enggak menjamu mereka karena bakhil kemudian Nabi Khidir melihat ada dinding mau roboh dinding itu kemudian diperbaiki diluruskan lagi. Kata Nabi Musa, “Kenapa kau enggak ambil upah tuh?” Kemudian kata Nabi Khidir, “H fir firaqu baini wainik.
(26:27) ” Nah, ini perpisahan kita sudah tiga kali ya. Kemudian dijelaskan oleh Nabi Khidir kenapa dia melubangi perahu, kenapa dia membunuh anak kecil. Dan yang ketiga ini tentang tembok ini yang mau roboh disebutkan waammal jidaru. Adapun jidar itu dinding merobok itu itu milik siapa? Fakanaulamaini yatimaini fil madinah. milik dua anak kecil, anak yatim di kota itu.
(27:02) Dan di bawahnya kata Allah ada kanz harta harta dua anak yatim ini. Dan disebutkan ajibnya di ayat itu, wanaana abuhuma shiha. Bapak dari dua anak yatim ini bapak yang saleh. Kenapa Allah sebut bapaknya saleh, akhi? pasti ada maksud. Tidaklah Allah Subhanahu wa taala menyebutkan bapaknya ini bapak yang saleh, melainkan kesalehan itu berkah dan keberkahannya sampai kepada anak cucu.
(27:36) Jadi kalau kita, ikhwan yang Allah muliakan ingin punya anak dijaga sama Allah, ingin punya harta dijaga sama Allah, keturunan kita dijaga sama Allah, jangan khawatir jadi hamba yang saleh pasti dijaga. Pasti itu tidak kebalikannya ya. Orang investasi harta untuk anak-anaknya tapi dirinya jauh dari Allah. Tidak ada keberkahan. Kaya betul anaknya gede-gede.
(28:16) Justru anaknya berharap bapaknya cepat mati. Kapan Abah mati? Ya, karena apa? Ingin cepat dapat harta warisan. Bahkan habis itu berantem sesama keluarganya karena tidak berkah. Ah, ini perhatikan ya. Jadi, investasi yang paling bagus untuk anak keturunan dan harta adalah apa? Kesalehan. Titik kesalehan itu. Terus gimana caranya? Perbaiki diri tauhidnya, perbaiki iman, perbaiki hubungan dengan Allah, perbaiki salatnya, diperbaiki zikirnya, baca Qurannya, sedekahnya diperbaiki, saleh, berkah.
(29:12) Kebalikannya kalau maksiat akan berpengaruh juga kepada sekitar. Kan orang salaf dulu ketika maksiat terasa tuh pada istrinya, pada keluarganya, pada binatangnya terasa. Ana ingin bertanya sama antum yang bisa jawab masyaallah mumtaz. Apa dalil bahwa maksiat itu berpengaruh kepada sekitar? Kemaksiatan yang dilakukan oleh siapapun dari kita berpengaruh pada diri kita dan sekitar kita. Siapa yang ngasih dalil? Silakan. Bismillah.
(29:58) Yang bisa ngasih dalil enggak disuruh pulang sama ya tetap di sini. Ya, dalilnya Hajar Aswad dulu ya waktu ustaz rahimahullah, Ustaz Yazid rahimahullah kita terkenang tuh ingat ingat hari Rabu ana sering ketemu waktu di Minhajus Sunah di Bogor itu beliau sering melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita ini enggak lupa gitu.
(30:33) Di antara ini pertanyaan ini. Ayo, di antara kita, di antara asatizah, apa dalilnya? Kata beliau bahwa maksiat itu berpengaruh di sekitar. Itu mikir kita ya. Habis itu beliau kasih tahu Hajar Aswad. Ah, gitu ya. Nah, kita bisa tuh meniru ya. Kita baca apa kemudian kita tebak-tebakan sama keluarga. Iya. Enggak istri, anak-anak antum antum baca dulu. Baca dulu.
(31:06) Habis itu tanya supaya hidup ilmu itu. Nah, beliau begitu di antara kita, di antara murid-muridnya. Ayo, saya bisa jawab kata saya. Hm. Mikir satu jawab ini, jawab ini. Nah, beliau bilang, “Hajar aswad.” Ya, Hajar Aswad. Tahu? Ikhwan yang Allah muliakan itu batu. Kata Rasul, “Batu surga putih asalnya turun ke bumi kan kemudian jadi apa dia?” Hitam.
(31:42) Apa kata Rasul? Sawadat khatya bani Adam. Dia jadi hitam karena kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa anak cucu Adam. Awalnya putih jadi hitam. Ini menunjukkan bahwa yang namanya kesalahan, dosa, maksiat itu berpengaruh. di sekitar lingkungan. Nah, itu terasa tuh sebelum berpengaruh ke orangpengaruh kepada kita dulu maksiat ya. Ah, ini dia tayib.
(32:17) Jadi, ikhwah yang Allah muliakan, sebaik-baik investasi itu anak eh anak yang saleh. Apa? Kesalehan. Kalau kita ingin punya anak dijaga sama Allah, enggak usah pusing-pusing dah. Serin sama Allah. Serinnya dengan cara apa? Kitanya yang banyak ibadah, perbanyak salat, perbanyak zikir, perbanyak sedekah, dekat sama Allah subhanahu wa taala. Ini yang penting buat kita.
(32:49) Nah, kita lanjutkan ikhwannya. Allah muliakan yang keempat ya. wamin haqqiri alarq bihim w yasuqu alaihim wuq alaihim. Di antara hak rakyat yang wajib ditunaikan oleh pemimpin adalah berkasih sayang kepada rakyat. Jadi pemimpin itu harus sayang sama rakyatnya, tidak nyusahkan. Ya, dalilnya apa? Dalilnya hadis sahih riwayat Muslim nomor 1828.
(33:34) Di sini disebutkan Rasul kita sallallahu alaihi wasallam pernah berdoa. Doanya Allahumma man waliya min amri ummati saian fasyaqqo alaihim fasquq alaihi. Ya Allah, siapapun orang yang diberi amanah untuk mengurusi urusan umatku kemudian dia menyusahkan mereka, maka balas. Ya Allah, susahkanlah dia. Waman waliya min amri umatian farofaqo bihim farfuq bihi. Dan barang siapa orang yang diberi amanah ngurus urusan umatku kemudian dia sayang, dia berlemah lembut, farfuq bihi. Maka balaslah ya Allah, sayangi dia. Subhanallah.
(34:33) Ini doanya Rasul kita sallallahu alaihi wasallam. Jadi pemimpin yang baik, yang sayang dapat doanya Rasul sallallahu alaihi wasallam. Allah sayang. Al jaza min jinsi alamal. Pemimpin yang menyusahkan rakyatnya disusahkan sama Allah. Makanya siapapun di antara kita ketika diberi amanah ya baik memimpin atas atau bawahnya, bawahnya, bawahnya, bawahnya ya, yang ngurus urusan masyarakat jangan susahkan masyarakat. Permudah.
(35:16) Permudah. Kalau bikin surat-surat harus selesai sehari, selesaikan sehari. Kalau harus bisa selesai 1 jam, selesaikan. Jangan sampai sebulan, 2 bulan. Jangan sampai main catur ya. Ada di sebuah instansi main catur malah ya. Ah ini jadi semuanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu wa taala. Wa akbar Nabi shallallahu alaihi wasallam anarjabihi wqifu ba yadahi.
(35:51) Dan Nabi sallallahu alaihi wasallam mengkhabarkan bahwa pemimpin itu akan kembali kepada Allah. Semua kita akan balik kepada Allah. Siapapun di antara kita, rakyatnya, pemimpinnya juga. Wakifu baina yadihi. Kemudian ia berdiri di hadapan Allah. Wasaluhuatihi allar’ahu iyaha. Dan Allah akan menanyainya, meminta tanggung jawab kepadanya dari urusan rakyat yang Allah amanahkan kepadanya.
(36:36) Faan Abdillah ibn Umar dari Abdullah bin Umar qala dia berkata, “Samiu Rasulullahi shallallahu alaihi wasallam yaakul.” Aku mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, masuluni. Setiap kalian itu pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. Al imamin waulunatihi. Imam itu pemimpin dan dia akan dimintai tanggung jawab dari urusan rakyatnya.
(37:08) ahli seseorang pemimpin di keluarganya wahua masulunatih dan dia akan dimintai tanggung jawab dari apa yang dipimpinnya. Jadi suami itu atau bapak pemimpin tuh bagi keluarganya. Jadi siapapun di antara kita yang jadi bapak, punya istri, punya anak, ditanya sama Allah nanti ditanya duluan. Ya, makanya jangan biarkan kalau ada anak enggak pakai jilbab, suruh pakai jilbab. Anak enggak salat jangan didiamin. Suruh salat.
(37:49) Ya nanti akan ditanya, “Jangan sampai maksiat masuk ke rumah.” Allah Subhanahu wa taala berfirman, “Ya ayyuhalladzina amanu qu anfusakum wa ahlum nar.” Wahai orang-orang yang beriman, jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka. Wal maratu riatun fi baiti zaujiha. Dan wanita. Ia merupakan pemimpin di rumah suaminya.
(38:22) Wasulatunatiha. Dan dia akan dimintai pertanggungjawaban dari apa yang dipimpinnya. Jadi wanita pun pemimpin pemimpin di rumah suaminya. Suaminya ketika enggak ada, bagaimana tuh dia ngurus rumah tangganya, anak-anaknya. Nah, wanita yang salehah itu wanita yang pandai menjaga dirinya. Ketika suaminya enggak ada, dia jaga dirinya.
(39:00) Dia jaga rumah tangganya, dia jaga harta suaminya. keluarganya dijaga betul-betul dia terhormat dirinya tidak punya teman yang jelek ya apalagi selingkuhan wali iyadzubillah wal khatimu rain fi mali sayyidihi wa masulun an ryatihi dan pembantu juga dia pemimpin dalam harta tuannya dan dia akan dimintai tanggung jawab dari apa yang dia pimpin.
(39:35) Jadi semua kita pemimpin dan kita semua akan dimintai tanggung jawab. Sebelum kita dimintai tanggung jawab, ditanya sama Allah di hari kiamat dan pasti itu akan ditanya persiapan jawab persiapkan jawaban kita semua. Nanti kita akan jawab apa ya? Ini yang harus kita perhatikan. Kalau kita punya istri didiamin saja, istri kita bermaksiat, istri kita tidak salat, enggak pakai jilbab, nanti ditanya sama Allah, “Jangan diamkan saja. Istri istri itu bengkok.
(40:20) ” Siapa yang bilang istri bengkok? Rasul. Karena diciptakan dari tulang rasul. didiamkan bengkok terus dipaksa patah ini wanita ya wabil muqabil kita lanjutkan ya wabil muqabil fairri huquq fiqi ratihi nah sekarang rakyat ya rakyatnya itu juga harus tahu jadi kewajiban mereka atas pemimpin. Ya, ini yang harus dipahami.
(41:07) Jadi, ada ilmu tentang kepemimpinan, ada ilmu tentang kerakyatan. Kita jadi rakyat juga harus tahu gimana sikap kita rakyat yang baik itu bagaimana. Dan ini diajarkan sama Islam, diajarkan sama ahlusunah wal jamaah. Rakyat yang baik tuh yang bagaimana sifatnya? Tahu hak pemimpin. Nah, kita semua jadi rakyat nih ya kan ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Tib sebelum ana baca saya tanya dulu.
(41:45) Isya berapa menit lagi? Dua. Iya. Nanti antum kasih tahu. Kemudian kita lanjutkan sedikit ya. Nah, berapa sudah 1 menit lagi. Apa kita harus ngelamun gitu? Nunggu 1 menit. Tib. Barakallah fik. Lanjut dulu, ya. Yang pertama kewajiban rakyat anyasma lahu wau malam yuruhum bimsiatillah ni kewajiban kita ya mendengar dan taat kepada pemimpin selama tidak memerintahkan berbuat maksiat. Ini yang harus kita perhatikan.
(42:42) Karena kita rakyat nih semua nih rakyat. Sekali lagi mendengar dan taat sama pemimpin selama tidak memerintahkan berbuat maksiat. Dan dalilnya ada di Quran dan sunah. Di Quran surah An-Nisa ayat 59, Allah Taala berfirman, “Ya ayyuhalladzina amanu, wahai orang-orang yang beriman, atiullahaiur rasul waulil amri minkum.
(43:19) ” Taati Allah, taati rasul dan ulil amri di antara kalian dan pemimpin kalian. Jelas ini. Tayib kita isya dulu. Eh, bukan isya, azan dulu. Habis itu kita lanjutkan insyaallah tentang kewajiban. rakyat atas pemimpinnya. Wasall nabina Muhammad waa alihi wasbihi wabar wasallam. Ikhwatal Islam untuk selanjutnya kita simak dikumandangkannya azan untuk salat Isya bagi daerah Jakarta dan sekitarnya. Allahu Akbar. Allahuakbar.
(44:08) Allahuakbar. Allahuakbar. Eşhedü en la ilaheillallah. Ashadu alla ilahaillallah. [Musik] Ashadu anna muhammadar rasulullah. [Musik] Ashadu anna muhammadar rasulullah. Hayya alah [Musik] hayya alasah. [Musik] Hayya alal falah.
(45:22) Hayya alal falah. [Musik] Allahu Akbar. Allahuakbar. Lailahaillallah. [Musik] Alhamdulillah. Wasatu wasalamu ala rasulillah waa alihi wa asabihi walah wala haula wala quwwata illa billahi amma ba. Yang pertama untuk rakyat taat kepada pemimpin selama tidak memerintahkan maksiat. Kemudian disebutkan di sini oleh penulis rahimahullah, fatuna liwulatil amri minna thaatun lillahi waliasulihi sallallahu alaihi wasallam.
(46:27) Ketaatan kita kepada pemimpin kita selama tidak memerintahkan maksiat merupakan ketaatan kepada Allah dan ketaatan kepada Rasul-Nya. Wa qurbatun yataqoru biha al abdu ilabbih. Dan ini merupakan bentuk qurbah taqarub kita kepada Allah. Jadi di antara taqarub itu adalah taat kepada Allah.
(47:02) Jadi ketika kita taat kepada ulil amri ini bagian daripada ibadah taqarub. Kita enggak melanggar ini bagian pada ibadah. Yang paling gampang contohnya apa, Aki? Taat. Yang paling gampang kalau pakai motor, naik motor nih pakai helm. Itu yang paling gampang aja dulu deh ya. Pakai motor, helm, Pak, pasang lampu merah lagi merah berhenti. Itu bagian daripada ketaatan.
(47:34) Jangan enggak pakai helm terus atau pakai peci. Peci belum cukup itu kan ada tuh ya sebagian orang orang Islam memalukan. Apalagi kalau misalkan dia itu ustaz atau kiai harus belajar lagi. Belajar TK nanti pakai peci putih, pakai motor ditilang prit. Enggak pakai helm. Kenapa salah saya? Enggak pakai helm.
(48:07) Cukup pakai topi ini sakti ini kita mau ketawa lihatnya ya tidak jadi taat yang yang kelihatan yang mudah-mudahlah gitu. Lampu merah berhenti. Kemudian kecepatannya berapa antum lakukan 6060 ya 80 itu bisa enggak tuh seperti itu tuh? Ya, jangan. Oh, terabas dah. Cus. Saya kan pembalap misalnya gitu ya. Bisa kita begitu juga, Akhi. Emang enggak bisa? Bisa. Tapi kan enggak boleh.
(48:48) Taat sama aturan. Itu termasuk taat sama pemimpin. Ulil amri. Bisa enggak tuh? Ya, ini dulu dilakukan. Jangan kebut-kebutan. pakai motor knalpotnya jangan digedein. Rusak telinga ini. Kasihan orang yang ini kan lah orang yang dengarnya kan nambah dosa sebenarnya itu nambah didoain jelek ya.
(49:26) Kalau antum punya motor, kalau motornya sudah bagus, knalpotnya adem, jangan diubah dengan knalpot tet tet tet tet gitu ya. Itu jelek, itu ganggu orang, itu nambah dosa. Kan kalau orang ngumpat, kurang asam celaka l ya bisa celaka gak, akhi? Pas ketika diumpat di saat doa dikabul gimana tuh? Dan dia berbuat salah. Ngeri akhi celaka itu orang.
(50:01) Jangan sampai kita melakukan perbuatan yang mendatangkan bahaya pada diri kita sendiri. Nah, itu kita kan inginnya didoakan. Dakakan yang baik ya. Makanya kita sedekah tuh sama orang miskin. Oh, didoakan malamnya. Masyaallah, ana dimudahkan sama si fulan, ya Allah kasih dia balasan yang baik. Gitu. Kemudian Rasul kita sallallahu alaihi wasallam bersabda, saya ulangi lagi hadisnya ya. Man atoani faqad atallah.
(50:40) Kata Rasul, “Orang yang mentaatiku hakikatnya dia taat sama Allah. Waman asoni faqad asallah.” Barang siapa yang memaksiat memaksiatiku, dia memaksi Allah. Waman yutiil amiro faqani. Siapa yang taat sama pemimpin sesungguhnya dia taat kepadaku. Waman yil amir faq asi. Dan barang siapa yang memaksiati pemimpin dia hakikatnya bermaksiat kepadaku.
(51:18) Amir di sini adalah pemimpin, bukan amir kelompok jemaah tertentu. Nah, ini salah penafsiran. Ada sekelompok pengajian ngangkat ustaznya jadi amir. Kemudian si amir itu berbilang kepada jemaahnya, “Ana amir kalian.” Baiat. Kalau taat kalian masuk surga. Kalau enggak taat padaku, berarti maksiat sama Rasul.
(51:49) Ah, ini ini amir-amiran namanya ya. Amir bohongan. Ada yang semacam ini, Akhi. Ya, orang suruh baiat padahal amirnya enggak bisa bahasa Arab. Bahasa Arab enggak ngerti. Kemudian juga ilmu enggak punya, zakat enggak ngerti juga ngakunya amir gitu. Nah, ini namanya pemerkosaan terhadap dalil ya. Muridnya orang-orang bodoh.
(52:33) Tayib. Kita lanjutkan. Rasul sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Alal maril muslimi asamah f ahab waha.” Bagi seseorang muslim wajib mendengar dan taat kepada pemimpin f ahab wakha dalam hal yang ia sukai atau dia tidak sukai. Yar bimsiah. Kecuali kalau diperintah untuk melakukan maksiat. Faid umir bimsiatin fala w ta.
(53:06) Kalau diperintah untuk melakukan maksiat tidak ada ketaatan. Tidak boleh mendengar dan taat. Terakhir saya akan sampaikan hadis Rasul sallallahu alaihi wasallam. Hadisnya sahih. Dikeluarkan oleh Abu Dawud. Rasul sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Usikum bitaqwallah wasami wat taah.” Aku wasiatkan kepada engkau untuk mendengar dan taat.
(53:33) Wa umir alaikum abdun habasyi. Walaupun yang memimpin kalian adalah budak Habsyi. Faahuum baila. Sesungguhnya orang yang hidup sepeninggalku nanti dia akan melihat perselisihan yang banyak. Jadi perselisihan ini banyak. Nah kita diperintahkan apa kata Rasul? Itu tugas kita.
(54:06) Tugas kita jangan sok pintar, jangan sok pahlawan nyatukan orang. Ya, tugas kita itu kata Rasul untuk dengar, untuk apa? Ikut sunah Rasul sallallahu alaihi wasallam. Faalaikum sunnati wasunatil khulafair rasyidin. Wajib atas kalian memegang sunahku dan sunah khulafa arrasyidin. Bukan berarti kita senang perpecahan. Enggak ya. Kita ikuti ini hadis almahdiin rasyidin yang mendapat petunjuk dan rasyid tamasaku biha pegang ya pegang dia wau alai binwajid. Gigit dengan kuat dengan gigi geraham.
(54:50) Wakum muhdatil umur. Hati-hati dari perkara yang baru. Fainna kulla muhdatin bidah. Sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bidah. Waulla bidatin dolalah. Dan setiap yang namanya bidah itu sesat. Inilah yang bisa kita bahas ikhwan yang Allah muliakan.
(55:14) Jadi baru satu ya tentang hak pemimpin atas rakyatnya. Nanti kita lanjutkan lagi pada pertemuan berikutnya nomor dua dan seterusnya. Mudah-mudahan manfaat. Semoga Allah Subhanahu wa taala memberkahi hidup kita dan memudahkan urusan dunia dan akhirat kita semua. Wasallah ala nabina Muhammad wa ala alihi wasohbihi wabarak wasalam. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Leave a Reply