(6) [LIVE] Ustadz Ali Nur – Menuju Negeri Abadi – YouTube
Transcript:
(00:02) Kajian Islam ilmiah di Roja TV dan Radio Rojailumazah. [Musik] Celakalah bagi setiap pengupat dan pencela allzi jama waad. Yaitu mereka yang mengumpulkan hartanya waad dan yang menghitung-hitung hartanya. Saksikanlah kajian Islam ilmiah di Roja TV dan Radio Roja. Bismillah. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(00:44) Alhamdulillahilladzi arusala rasulahu bilhuda winil haqq lihirahu aladini kulli wal musyrikun. Ashadu alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa asadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh la nabi ba’da ma. Ikhwat Islamakumullah sahabat. Alhamdulillah.
(01:05) Di kesempatan Senin pagi yang berbahagia ini, kembali kita akan simak program kajian ilmiah disampaikan oleh Ustaz Ali Nur hafidahullah dari Kota Medan, Sumatera Utara. Pembahasan di kesempatan ini masih melanjutkan kitab Aljannatu Wanar menuju negeri abadi berkaitan dengan subtema amalan-amalan yang bisa menyebabkan masuk surga. Nam ikhwat Islamakumullah setelah penyampaian materi silakan nantinya Anda dapat bergabung bersama kami untuk bertanya seputar pembahasan di line telepon 0218236543 atau pertanyaan melalui pesan singkat di cas WhatsApp di nomor yang sama 0218236543.
(01:43) Berikut kita akan simak penjelasan materi yang akan disampaikan selanjutnya. Kita persilakan kepada Al Ustaz Fatafadol Mask Ustaz Nam. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Innalhamdalillah nahmaduhu wainuhu wafiruh wa naud nauzubillahi min syururi anfusina sayiati may yahdihillah fahual muhtad.
(02:13) Wam yudlil falan tajida lahu waliya mursyida. Asadu alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh alladzi la nabiya ba’dah. Waqal Allah subhanahu wa taala. Ya ayyuhalladzina amanutqulaha haqqa tuqatih wala tamutunna illa wa antum muslimun. Ya ayyuhalladzina amanutaqulah waquulu qulan sadida. yaquumakum min nafs wahidah walaq minha zaujaha w minhuma rijalan waisa wattaqulahalladzi tasaaluna bihi wal arham innallahaana alikum raqiba amma baqal had Kitabullah wahairal hadi hadi Muhammad sallallahu alaihi wasallamaral umur muhdatha waulla muhdatin bidah
(03:19) waulla bidatin dolalah wa kulla dolalatin finar. Kaum muslimin dan kaum muslimat, para pemerhati Raja TV dan pendengar radio Raja di mana pun Anda berada. Alhamdulillah kita masih bertemu kembali dalam melanjutkan pembahasan kita menuju negeri abadi yaitu negeri ee surga dan negeri neraka yang kita baca kita ambil dari kitab Aljannat wanar.
(03:52) Ikhwahla wyakum yang lalu telah kita bahas terkait dengan amalan-amalan yang memasukkan seseorang ke dalam surganya Allah Subhanahu wa taala. Ee di sini perlu kita ulangi lagi bahwasanya bukan berarti amalan itu sebagai penebus surga. Ya, bukan berarti amalan yang dilakukan maka sebagai imbalan yang layak adalah surga. Tidak begitu maksudnya.
(04:22) Karena sesungguhnya manusia itu tidak masuk surga dikarenakan amalannya. Karena surga itu terlalu mahal dan amalan manusia nilainya masih terlalu rendah. Tapi Allah Subhanahu wa taala memasukkan manusia ke dalam surga dikenakan rahmat Allah Subhanahu wa taala. merupakan anugerah dan karunia dari Allah Subhanahu wa taala.
(04:50) Namun bukan berarti kita gak usah beramal, tidak ada gunanya amal. Tidak, Ikhwah. Beramal itu, Ikhwah, sangat berguna dan sangat bermanfaat. Semua yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa taala itu pasti bermanfaat untuk diri kita, untuk jiwa kita, untuk masyarakat kita, untuk keluarga kita. pasti bermanfaat. Dengan mentaati Allah Subhanahu wa taala, dengan beriman dan beramal saleh, maka kita berharap Allah itu memandang kita dan memberikan kasih-Nya, mengasihani kita, memberikan rahmatnya kepada kita sehingga dimasukkanlah kita ke dalam surga. Tapi surga itu sekali lagi bukan sebagai imbalan atas amalannya. Hanya untuk amalan itu
(05:35) sebagai ikhwah. menunjukkan kita itu berharap sangat dalam terhadap Allah Subhanahu wa taala. Sangat berharap surganya Allah Subhanahu wa taala dengan cara kita tunduk patuh semaksimal mungkin k Allah subhanahu wa taala. Harapan kita Allah kasihan dengan kita sehingga dimasukkannya kita ke dalam surga.
(06:01) Kemudian ikhwan aallahu iyakum, kita sudah bahas bahwasanya ee amalan yang memasukkan ke dalam surga ada dua, yaitu ada dua bahagian besar. Yang pertama yaitu global. Seluruh amalan kebaikan, seluruh amalan saleh itu berpotensi untuk memasukkan seseorang ke dalam surga. seluruh amalan saleh. Makanya Rasulullah pernah mengatakan, “La tahqirnaam minal ma’ruf.
(06:33) ” Jangan kalian anggap remeh dengan perbuatan baik walaupun dia kecil. Jangan kalian menganggap remeh dengan perbuatan baik yang sekecil apapun. Walau antalqo ak biwajhin thq. Walaupun hanya dengan menunjukkan wajah ceria ketika engkau bertemu dengan saudaramu. Bisa jadi ini merupakan penyebab seorang itu dimasukkannya Allah Subhanahu wa taala ke dalam surganya.
(07:04) Karena salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa taala idkal idkal sururi fi qulubul mukmin. Fi qulubil mukmin. yaitu menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan menunjukkan wajah yang ceria, dengan menunjukkan wajah yang imbisat ee yang cerah, yang ceria, maka orang yang melihat kita akan merasa senang sebelum dia berbicara apapun. Hanya dengan melihat dia sudah senang dengan kita.
(07:34) Demikian ikhwah rahimallahu wyakum. Secara global seluruh amalan saleh, seluruh iman dan amal saleh memasukkan seseorang berpotensi kuat untuk memasukkan ke dalam surganya Allah Subhanahu wa taala. Kemudian ikhwallahu wyakum ee demikian juga masalah iya iman dan Islam ya.
(08:03) Setelah setelah sebagaimana yang sudah kita paham ee sudah jelaskan tentang perbedaan antara iman dan Islam. qa ijtama. Kemudian ikhwah Al-Qur’an juga menyebutkan secara rinci amalan saleh rinci. Kalau tadi, kalau yang sebelumnya kan kita bahas ya, seluruh amalan saleh secara umum itu berpotensi memasukkan seorang ke dalam surganya Allah Subhanahu wa taala.
(08:30) Tetapi terkadang Allah Subhanahu wa taala me apa namanya? memasukkan seorang ke dalam surga dan menyebutkan jenis-jenis amalan saleh. Ya, menyebutkan jenis-jenis amalan saleh. Wafi ba’ ahyan tufassilul tufasilul ayatuikrilali shihah allati tastahiqu biha ashabuha al jannah tafsilan. Dan terkadang ya sebagian ayat menyebutkan rincian menyebutkan rincian amalan saleh ya menyebutkan amalan saleh secara rinci yaitu amalan saleh yang memasukkan seorang ke dalam surganya Allah subhanahu wa taala firaadi seperti Allah subhanahu wa taala menyebutkan dalam surat aruahumul
(09:24) Dalam ayat tersebut disebutkan bahwasanya dicantumkan bahwasanya mereka berhak masuk surga. Ya, mereka berhak masuk surga ketika mereka meyakini bahwa apa yang diturunkan kepada Rasulullah itu hak, benar, tidak palsu, tidak kebohongan, tapi merupakan kebenaran dari Allah Subhanahu wa taala. Wabiwafai bil uhud.
(09:51) Dan karena dikarenakan mereka menepati janji waamu wa adami yaqami naqimul dan mereka tidak mengingkari perjanjiannya ma amarallahu biaslihi dan menyambung apa yang diperintah Allah untuk disambung. Wasatihim lillah. juga dikarenakan karena takutnya mereka kepada Allah khaufi minil hisab dan kekhawatiran mereka dari hisab yang buruk.
(10:32) lillah dan juga dikarenakan kesabaran mereka terhadap Allah dikarenakan mereka itu menegakkan salat wa infir waatan dan dikarenakan mereka berinfak bersedekah baik dalam baik dalam terang-terangan maupun dalam rahasiah dan mereka membalas keburukan dengan kebaikan. Firman Allah Subhanahu wa taala, anama unzila ilaika kaman. Apakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepada apa yang diturunkan Allah Subhanahu wa taala kepada engkau hak itu benar? Kaman sama seperti orang yang buta. Jadi di sini Allah Subhanahu wa taala memberikan
(11:24) kalimat istifham yaitu ee pertanyaan. Tapi pertanyaannya pertanyaan ingkar. Apakah sama orang yang meyakini apa yang dibawa Rasulullah itu benar sama dengan orang yang buta? Demikian ikhwah sama artinya sama dengan orang yang enggak meyakini, sama dengan orang yang membohongi atau mendustai beliau.
(11:52) Jadi di sini istifhamnya di bentuknya bentuk pertanyaan tapi maksudnya mengingkari ya tentu jawabannya tidak sama dan gak perlu ditanya lagi. Demikian ikhwah ya gak perlu ditanya lagi. Misalnya ikhwah ee misalnya ada teman saya memakai buku saya diletaknya di depan yang bukunya kemudian saya tanpa izin kemudian saya katakan bukankah ini buku saya demikian bukankah ini buku saya itu sebenarnya tidak memerlukan jawaban ya itu sebagai ingkar kenapa buku saya ada di tempat antum demikian ikhwah ya jadi dalam masalah ini ya istifham Paham? Dia bentuk pertanyaan tapi mengingkari. Apakah sama orang yang yakin bahwasanya yang dibawa Rasulullah itu benar seperti
(12:38) orang yang meyakini bahwasanya yang dibawa Rasulullah itu tidak benar? Apakah sama orang yang beriman dengan Rasulullah dengan orang yang kufur pada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam? Apa sama orang yang mempercayai Rasulull sahu alaih wasallam sama dengan orang yang mendustai Rasulullah sahu al wasam? Jawabannya tentu tidak. Ya tentu jawabannya tidak.
(12:59) Afaman yalamuama haqama unzilaikal. Apakah sama orang yang meyakini yang diturunkan kepada Muhammad itu benar? Sama seperti orang yang buta. Yang kenapa dikatakan buta? Ikhwah rahimunallahu wyakum. Buta di sini maksudnya bukan buta hakiki. Kalau buta yang hakiki itu kan maksudnya yang tidak bisa melihat. Ya, yang tidak bisa melihat. Tapi buta di sini yang dimaksud adalah buta hati.
(13:27) Ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa taala surah Ala’raf ayat 179. Allah Subhanahu wa taala firman, “Walaqadarna jahannama kirom minal jinni wal ins. Sesungguhnya kami telah penuhi neraka jahanam itu dengan manusia dan ee dengan jin dan manusia.” Siapa ini karakter mereka? Spesifikasi mereka yang masuk ke dalam neraka ini siapa ini? Apa ciri mereka ketika mereka di dunia? Lahum qulubun la yafqahuna biha.
(14:03) Mereka punya hati tapi tidak bisa memahami. Artinya hati mereka itu enggak bisa menerima kebenaran, enggak bisa memahami kebenaran apalagi sampai menerimanya. Hati mereka buta. Hati mereka itu ee keras. Ya lahumlubunha mereka punya hati tapi tak digunakan tidak bisa digunakan untuk apa memahami kebenaran.
(14:34) Kemudian walahum aunubsiruna biha mereka punya mata tapi enggak bisa melihat. Artinya ketika Allah mengatakan dia punya mata berarti dia bisa melihat. Tapi Allah katakan dia enggak bisa melihat. Maksudnya tidak bisa melihat kebenaran. Walahuman la yasmauna biha. Mereka itu punya telinga tapi enggak bisa mendengar. Telinga itu fungsinya untuk mendengar.
(14:54) Tapi ternyata orang ini tidak memfungsikan memfungsikan telinganya untuk mendengar kebenaran. Mata mereka buta tidak bisa melihat kebenaran. Telinga mereka budek tidak bisa tidak bisa mendengar. E mata mereka mata mereka buta tidak bisa melihat kebenaran. Telinga mereka tuli, tidak bisa mendengar kebenaran.
(15:17) Mata mereka enggak bisa melihat, telinga mereka enggak bisa mendengar. Yang pada dasarnya secara hakikatnya mereka normal. Mereka bukan bukan tuna rungu juga bukan tuna netra. Tapi ternyata mereka dikatakan Allah tunah netra, tunah rungu. Karena apa? Tidak bisa digunakan untuk menilai kebenaran. Inilah yang dimaksud ikhwah rahimunallahu wyakum.
(15:43) Makanya Allah Subhanahu wa taala mengatakan, “Uika kalam balhum adol.” Orang-orang yang seperti ini hati mereka tidak bisa menerima kebenaran, tidak bisa memahami kebenaran. Mata mereka tidak bisa melihat kebenaran. Telinga mereka tidak berfungsi untuk mendengar kebenaran mereka itu. Ibaratnya an’am, yaitu binatang ternak, hewan ternak.
(16:10) Kita tahu bahwasanya ikhwah hewan ternak itu ya hewan yang dipelihara gunanya untuk dimakan. Demikian beda dengan hewan buas kan hewan-hewan liar. Demikian ikhwah itulah dia. Kemudian balhum adol. Bahkan mereka itu lebih lebih parah dibandingkan hewan-hewan ternak. Inilah yang dimaksud dengan a’ma ya.
(16:35) Mereka buta tidak bisa melihat bahwasanya apa yang dibawa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam itu benar adanya hak dari Allah Subhanahu wa taala. Karena Rasulullah itu adalah shod wasduq. Beliau benar dan beliau berhak untuk dibenarkan ataupun dipercaya. Innama yatadakaru ulul albab. Sesungguhnya yang bisa memikirkan ini ulul albab hanya orang-orang yang waras.
(17:00) Hanya orang-orang yang menggunakan pikirannya, hanya orang-orang yang cerdas. Jadi, ikhwah di dalam Islam standar orang itu cerdas bukan EQ-nya sekian 200 misalnya, bukan. Tapi mereka yang bisa memahami kebenaran dan bisa menerimanya ya dan bisa menerimanya, bisa mengimaninya, bisa mengamalkannya. Itulah orang yang cerdas. Demikian ikhwah.
(17:33) Adapun orang yang pintar kemudian dia masyaallah mungkin IQ-nya tinggi tapi tidak bisa menerima kebenaran, tidak bisa apa namanya menalar sebuah kebenaran bahkan tidak bisa menerimanya. Walaupun terkadang hatinya bisa menerima, tapi akalnya enggak bisa menerima dikarenakan kezaliman dia. Seperti Firaun wajahadu biha wasqha anfusumul wauwa. Dia itu si Firaun. Ya, Firaun ini kan raja Mesir.
(17:59) Siapa yang enggak kenal dengan raja Mesir? Pasti orang cerdas. Kalau enggak cerdas, enggak akan mungkin jadi raja. Apalagi peradaban yang sangat tinggi pada waktu itu. Itu hasilnya piramida misalnya yang sampai sekarang membuat orang terkagum-kagum. Sampai waktu zaman modern sekarang orang masih terkagum-kagum dengan bangunan piramida. Itu zaman Firaun.
(18:22) Tapi dia itu kal an’am. Kata Allah dia itu seperti hewan ternak. Enggak cerdas walaupun IQ-nya tinggi. Demikian ikhwah rahimallahu wyakum. Hati kecilnya menerima. Waahadu biha wastaiqonatha anfusum dululma wauluwa. Sungguh mereka itu mengingkari mengingkari Nabi Musa dalam hatinya.
(18:45) Eh dalam hati mereka itu mereka itu ee mereka mengingkar Nabi Musa tapi hati mereka menerima. Kenapa enggak menerima? karena merasa lebih tinggi, karena sombong, karena menganggap Nabi Nabi Musa, si Musa ini ee anak dapat di sungai misalnya, kok tiba-tiba dia mengatakan Firaun tidak Tuhan. Demikian ikhwah, itulah dia ya. Orang cerdas tapi buta, orang cerdas tapi tuli, orang cerdas tapi bodoh.
(19:10) Ah, demikian ikhw artinya yang tidak menggunakan akal warasnya. Alladina yufuna biahdillahi wqudunal mit. mereka mereka yang ee mereka yang melaksanakan menepati janjinya kepada Allah dan tidak me dan tidak me dan tidak mengingkari ataupun tidak membatalkan perjanjian. Ikhwah sebagian ulama mengatakan bahwasanya yufuna biahdillah yaitu mereka yang melaksanakan perintah-perintah Allah.
(19:48) melaksanakan perintah Allah, menjauhkan larangan Allah itu dikatakan yufuna biahdillah dan tidak dan tidak membatalkan ya tidak membatalkan dengan alias yaitu tidak kafir ya. Karena permasalahan ikhwah sebagaimana dalam sebu e dalam dalam firman Allah Subhanahu wa taala, manusia itu ketika dia berada dalam roh, Allah Subhanahu wa taala sudah menanyai mereka.
(20:19) Alastuikum, bukankah aku ini Tuhan kalian? Semua ruh umat manusia mengatakan, “Qu bala syahidna.” Kami bersaksi Engkau adalah Tuhan kami. Tapi ternyata ketika mereka sampai di dunia, mereka mengingkari janji itu. Mensekutukan Allah Subhanahu wa taala. Menzalimi Allah subhanahu wa taala. Wala haula wala quwwata illa billah.
(20:41) Mereka tadi sudah berjanji dan mengikrarkan dan mereka membatalkan ketika mereka masih semasa di dunia. Kemudian walladzina yasiluna ma amarallahu bihi ayusol. Dan mereka yang menyambung apa yang diperintahkan Allah untuk disambung. Mereka yang menyambung apa yang diperintahkan Allah untuk disambung. Apa itu, ikhwah? Yaitu silaturahmi.
(21:05) Hubungan kekerabatan ini merupakan kewajiban atas seorang setiap kaum muslimin silaturahmi. Silaturahmi artinya menyambung rahim. yaitu yang ada hubungan rahim, yang ada hubungan kekerabatan, baik keluarga dari pihak ayah maupun dari keluarga dari pihak ibu atau di antara mereka sesama saudara, apakah saudara kandung ataukah saudara seayah ataukah saudara seibu atau ke bawah mereka nak anak, cucu segala dan seterusnya itu tidak boleh diputus.
(21:36) Mereka yang memutus silaturahmi maka mereka termasuk melakukan dosa besar. Demikian ikhwah. Sampai Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, Barang siapa yang suka kalau rezekinya dilapangkan, usianya ditambah oleh Allah, maka sambung tali silaturahminya. Cara menyambungnya bagaimana? Dengan memberikan kebaikan-kebaikan. Kebaikan nasihat, kebaikan. nasihat itu cara menyambung silaturahmi.
(22:08) Makanya kalau kita ee bersedekah, membayar zakat kepada famili famili kita, kerabat kita yang berhak menerimanya, maka kita mendapatkan dua pahala. Pahala sedekah atau pahala zakat dan pahala menyambung silaturahmi. Walladzina yasiluna ma amarallah bihi. Dan orang-orang yang diperintahkan oleh Allah untuk menyambungnya. Maksudnya menyambung kekerabatan, menyambung silaturahmi.
(22:34) Ayyusal amri ayyusal waksyaunbahum. Dan mereka takut kepada Allah. Waakhafuna sualab. Dan mereka khawatir terhadap terhadap suadab yaitu terhadap ee hisab yang buruk. Mereka-mereka yang takut dengan kalimat yaksya ikhwah yaksyaahum. Para ulama menyebutkan kalau kalau dia terkait dengan kalimat yaksya, yaksya dengan khauf.
(23:02) Alkhauf ee khasyah dengan khauf itu dua hal yang artinya mirip ya. Yang artinya mirip. Tapi kalau yahsya ini, ikhwah ini ada pada diri para ulama. Makanya Allah menyebutkan para ulama itu kalau takut kepada Allah ada kalimat yaksya. Innama yaksyallah min ibadil ulama. Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah hamba-hambnya yang yang alim.
(23:24) Hanya hamba-hamba yang alim. Artinya dia takut kepada Allah tapi berdasarkan dalil-dalil dari Quran dan sunah. Karena dia seorang alim. Kalau ada orang yang tahu dalil-dalil dari sunah dari Quran dan sunah tapi dia enggak takut kepada Allah, dia tidak dikatakan dia tidak dikatakan seorang yang alim.
(23:42) Demikian juga seorang yang takut kepada Allah tapi dia enggak tahu dasarnya, maka dia juga tidak dikatakan seorang yang yang alim. Demikian ikhwah inaksallah min ulamaahum mereka itu takut kepada Allah hisab dan mereka takut khawatir dengan sual hisab yaitu dengan hisab yang yang buruk.
(24:06) Ikhwah rahimullahum seperti yang pernah kita pelajari ya yang sudah kita bahas di kajian yang sudah lama ikhwah bahwasanya di saat manusia-manusia itu di Padang Mahsyar nanti, maka akan digelar hisab ya. Akan digelar hisab. Ada hisaban yasiro, ada hisaban asiro. Hisabh hisab yang yang mudah dan hisab yang yang sulit. Ya, sebagaimana juga sudah kita singgung dahulu, sudah lama bahwasanya seorang itu, ikhwah rahimahullahikum, seorang yang yang mukmin, seorang yang muslim sekecil apapun keimanannya dia diharapkan akan masuk ke surga walaupun melalui via neraka. Bahkan bisa kita katakan dia pasti masuk surga. Cepat lambat dia pasti masuk
(24:51) surga asalkan dia punya keimanan walau sekecil apapun. Karena Allah Subhanahu wa taala ee tidak akan menzalimi manusia sekecil apapun. La yalit min amali. Allah tidak akan menzalimi seorang pun dengan amal yang sekecil apapun. Allah akan balas. Kalau dia punya keimanan setipis apapun, seandainya dia masuk neraka maka cepat lambat akan Allah ambil dari neraka dan diletakkan di di surganya Allah Subhanahu wa taala.
(25:24) Babga itu kan ada beberapa. Satu, mereka yang yadulul jannah bigh hisabin walaab. Mereka yang masuk surga ee masuk ke dalam surga tanpa hisab dan tanpa azab. Ya, tanpa hisab, tanpa azab. Ini yang pernah kita bahas yaitu sabuna alfan ya yadkulul jannah bigh hisabin walaab. 70.
(25:51) 000 orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa azab mereka la yastarquun wala laa yastarquun wala yaktawun eh wa ala rihim yatawakalun. Ya, mereka yang yastarquun tidak minta rukiah. Wala yakwun. Mereka juga tidak melakukan pengobatan dengan cara kai waim yatawakalun. Mereka bertawakal penuh dengan Allah subhanahu wa taala. Itu cirinya ya.
(26:26) Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan wafi kulli alfin sabauna alfan. Setiap 1000 orang mereka masuk bersamanya 70.000. Jadi sekitar kalau totalnya 70.000* 70.000 ya. Rp0.000 ditambah dengan 70 * 1.000 ditambah dengan 1000 * 70 ya totalnya semua sekitar 4 juta sekian lah. 4 juta, demikian ikhwan rahimullah yang masuk surga dengan tanpa hisab.
(26:57) Semoga Allah Subhanahu wa taala menjadikan kita semua yang mendengar terutama yaitu yang mendengar acara kita ini, yang menyaksikan acara kita ini masuk surga tanpa azab dan tanpa hisab. Jenis yang kedua, ikhwah, mereka yang masuk surga tapi dihisab dulu ya. Hisab tapi hisabnya hisab yasir, hisab yang mudah. Ya, hisab. Hisab yang mudah. Hisab yang mudah itu gimana ikhwah rahimullah? Dalam sebuah hadis Rasulullah sallahu alaihi wasallam memberikan gambarannya yaitu seorang hamba apabila dia dihisab dan Allah ingin menghisabnya dengan hisab yang mudah maka faja’alahu eh fiif fi kanifihi Allah buat penutup
(27:35) ya. Jadi ketika dia diinterogasi ketika dia duduk di kursi terdakwa dia di pengadilan akhirat nanti dia akan diadili tapi dengan sidang tertutup antara dia hanya dia dengan Allah subhanahu wa taala. Allah bertanya menginterogasi dia, “Ama faalta kaza wazama faalta kaza waz.” Bukankah kamu telah melakukan dosa ini, dosa ini, dosa ini, dosa ini? Dia enggak bisa bilang apa-apa ya.
(27:59) Dia bilang, dia tidak bisa bilang apa-apa dan dia mengakui itu. Demikian. Apakah ada kamu komplain dengan semua catatan amalan? Dia katakan, “Enggak ada. Enggak ada komplain. Sudah sangat pasrah, sudah sangat takut. Takut akan masuk ke dalam neraka.” Ternyata Allah Subhanahu wa taala memberikan dia bitaqoh. Bitqoh itu terdapat kalimat lailahaillallah.
(28:26) Si orang mukmin ini mengatakan, “Ya Allah, apalah fungsinya bitkoh kecil ini dengan segudang perbuatan burukku?” Kata Allah, “La adlimu laimu abdiiah.” Aku tidak akan menzalimi hambaku sedikit pun. Letakkanlah bitaqah, diletakkanlah segudang amalan buruk itu di satu amalan, di satu timbangan dan bitoh satu timbangan lain di di apa namanya? Di di timbangan yang lain. Dan ternyata berat bitqohnya, ikhwah. L rajahat bitaqoh.
(29:02) Akhirnya Allah Subhanahu wa taala mengampunkan dosa-dosanya dan memberikan dia catatan amalan yang baik saja. ya yang dosa-dosa kesalahan dihapus dan dia akan diberikan catatan amalan dari sebelah kananahuaminiqu ah inah inahu ahli kami akan beri dia catatan amalan dari sebelah kanan ya di kanan dan dia akan menjadi bahagia ya kembali ke keluarganya kemudian dalam ayat yang lain dia akan menunjukkan kepada yang lain umuqrau kitabiah inilah amalan kebaikanku kalian baca silakan wangga masyaallah karena dia diberi hisaba yasir ya hisaba yasir mudah orang
(30:02) tak tahu apa kesalahan di tutup kesalahan di Allah tak umbar kaiban di aib dia ya dosa-dosa dia di akhirat nanti. Bagaimana cara mendapatkan ini ikhwah? Rasulullah pernah mengatakan, “Man satar musliman satarallahu fid dunya wal akhirah.” Barang siapa yang merahasiakan aib seorang mukmin, dia tahu ini aibnya bukan dikarenakan dia cari-cari, enggak, tapi dikarenakan kepergo atau ya tahu begitu saja ya.
(30:32) Kemudian atau ketahuan dia melakukan sebuah perbuatan maksiat tapi dia rahasiakan. Barang siapa yang merahasiakan aib seorang muslim maka Allah akan rahasiakan juga aibnya. Karena setiap orang itu pasti punya aib. Enggak akan ada yang enggak enggak punya. Semua semua anak Adam itu punya aib. Tapi ada yang diketahui oleh orang lain dan ada yang tidak. Bahkan mungkin tak diketahui oleh pasangannya sendiri.
(30:49) Tapi Allah rahasiakan. Ya Allah rahasiakan di dunia dan di akhirat. Di dunia tak tersebar aibnya. Dia melakukan dosa tapi tak ada yang tahu. Kecuali dia dan Allah Subhanahu wa taala. Di akhirat Allah rahasiakan juga. Tidak diumbar aib dia di hadapan seluruh makhluk. Karena interogasi interogasi hanya antara dia dan Allah Subhanahu wa taala.
(31:13) Demikian ikhwah. Kemudian yang kedua yaitu hisaban asir. Hisab yang sangat sulit. Ini yang kata Rasul sahu alaihi wasallam manuk. Barang siapa yang didebatkan perbuatannya maka dia pasti akan di di pasti akan diazab. Inilah hisaban ya asir. Mereka yang mendapat hisab yang mendapat hisab yang sulit itu pasti dia azab ya.
(31:40) Pasti dia azab dan gelar mahk pengadilannya pun akan ditunjukkan di hadapan ramai. Demikian ikhwah orang ini akan masuk ke dalam akan dimasukkan ke dalam nerakanya Allah kalau Allah subhanahu wa taala tidak ampuni. Tapi tetap suatu hari nanti dia akan masuk ke dalam dalam surga. Nah, demikian ikhwah rahimullah. Yang keempat yaitu orang kafir.
(32:01) Orang kafir ini ikhwah rahimahullah ada yang menyebutkan dihisab, ada yang menyebutkan tidak dihisab. Ya, seperti yang pernah kita bahas bahwasanya sebelum masuk neraka itu orang-orang yang tidak menyembah Allah subhanahu wa taala mereka akan mengikut siapa yang mereka sembah.
(32:17) Kalau mereka yang menyembah Firaun, Firaun akan membawa mereka. Ya, disadari enggak disadari mereka tetap akan mengikuti Firaun. Ketika Firaunnya lompat ke neraka, mereka pun lompat ke neraka. Mereka yang menyembah lata uzaman mereka akan mengikuti lata uzaman ini membawa mereka ke dalam neraka. Demikian ikhwah rahimahullahuakum.
(32:37) Tapi yang rojeh tetap mereka akan dihisab oleh Allah subhanahu wa taala. Tetap akan diadili. Dan seorang mukmin ciri orang yang masuk ke dalam surga yaitu wakal hisab. Mereka khawatir takut terhadap hisab yang buruk. Walladinaaru wajibbihim. Dan mereka yang eh mereka yang sabar berharap pahala, berharap wajah Allah Subhanahu wa taala. Sabar di sini ikhwah dengan dengan ketiga dengan ketiga jenis sabar.ru ala taatillah.
(33:10) Sabar terhadap mentaati Allah. Wasabru an manahi ya anil maksih. Sabar terhadap maksiat. Menahan diri jangan sampai jatuh pada maksiat. Ya, yang tadi menahan diri tetap berada istiqamah di atas taat kepada Allah. Yang kedua, sabar agar tidak jatuh kepada kemaksiatan. Yang ketiga, asabur alaqdarillah. Yaitu sabar terhadap takdir-takdir Allah subhanahu wa taala. Baik, takdir baik apalagi takdir buruk.
(33:37) Karena sesungguhnya sabar itu tidak hanya terkait dengan masalah kesulitan. Ya, kesulitan. Sabar juga diperlukan ketika kita dalam keadaan lapang. Sabar kita butuhkan ketika kita dalam keadaan miskin. Sabar dibutuhkan ketika kita dalam keadaan kaya. Sabar dibutuhkan ketika kita dalam keadaan sakit. Dan sabar dibutuhkan ketika kita dalam keadaan sehat. Demikian ikhwah.
(34:04) Artinya ketika kita sakit, kita lebih dekat kepada Allah ya. Agar kita sabar dengan cobaan ini. Ketika diaang sehat, dia sabar. Jangan sampai kesehatan itu membuat dia jauh dari Allah Subhanahu wa taala. Demikian juga dengan kekayaan. Demikian ikhwan. Jadi dia sabar dan sabarnya itu ya mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa taala. Bukan sabar yang dibuat-buat, bukan sedang akting bukan ya.
(34:30) Bukan sedang akting ya dia terlihat mungkin lagi buat konten seolah dia adalah seorang yang sabar. Demikian ikhwah ya dengan berbagai macam latar belakang kita gak tahu apa maksudnya walaupun kita enggak boleh menilai orang tidak boleh menilai apa hatinya ya. Tapi kita sebagai orang yang berbuat harus nilai-nilai hati kita.
(34:49) Ketika kita berbuat baik, misalnya ketika kita berbuat baik, kira-kira ee ketika kita sabar, kira-kira sabar kita itu karena Allah Subhanahu wa taala atau pura-pura hanya sekedar action atau sekedar ya supaya karena pas di depan publik kita ya seolah-olah yang sabar, menerima apa adanya, bijaksana ketika dihujat orang misalnya, ataukah benar-benar sabar itu karena Allah Subhanahu wa taala.
(35:14) Karena seluruh amalan kebaikan itu percuma kalau dia tidak dikarenakan Allah subhanahu wa taala. Kemudian waqamus dan mereka yang menegakkan salat wafa menegakkan salat ikhwah ya kita tahu bagaimana menegakkan salat yaqu dan menginfakkan hartanya apa yang dan menginfakkan apa yang telah kami anugerahkan kepada mereka sirron baik dalam keadaan rahasia waatan walaupun terang-terangan boleh ikhwah seorang itu boleh berinfak rahasia atau berinfak terang-terangan berinfak rahasia mungkin dikarenakan dia khawatir akan ri ya khawatir munculnya ri pada diri mereka terang-terangan dia berharap agar orang lain menirunya
(36:01) ya sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ketika Rasulullah berharap pada para sahabat supaya berinfak untuk seorang muslim yang sedang musafir yang kehabisan bekal hingga akhirnya ada seorang sahabat membawa hartanya di kainnya itu sampai keberatan dan diberikan kepada rasul sahu alaihi wasallam sampai berbinar-binar wajah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dan mengatakan manna sunatan hasanatan falahu ajruhu wa ajrila biha.
(36:28) Barang siapa yang menunjukkan mengajarkan sebuah cara sunah yang baik atau kebaikan, maka untuk dia pahala perbuatannya dan pahala perbuatan orang yang mengikuti pahala dia dan pahala orang yang mengiku mengikuti perbuatan baik dia. Jadi sahabat tadi ketika dia sudah lakukan itu ternyata banyak sahabat lain yang mengikuti cara yang sama melihat cara sahabat yang tadi itu, ikhwah itu faedah daripada ee berinfak dengan terang-terangan. Jadi ada faedahnya. Demikian ikhwah. Kalau kita katakan mana lebih afdal ee dengan cara
(37:02) rahasia tapi ikhlas terang-terangan ikhlas ya jawabannya terang-terangan karena bisa di apa namanya? Bisa ditiru oleh Allah subhah ditiru oleh orang lain. Demikian ikhwah bisa diikuti jejaknya oleh orang lain. Akan lebih bagus tapi ikhlas ya. Kalau dia khawatir t ikhlas mendingan mendingan dia infaknya itu rahasia.
(37:26) Orang yang sudah berinfak rahasia apakah pasti ikhlas? Kadang-kadang juga enggak, ikhwah. Terkadang juga enggak. Ada hal lain yang terkadang mendera dirinya, yaitu apa? Ujub. Nah, ujub. Ujub itu kan memang ngomong-ngomong dengan diri sendiri saja. Demikian ikhwah. Yunfiquuna wa anqu mimqahum. Dan dan mereka menginfakkan apa yang kami rezekikan kepada mereka.
(37:47) Allah Subhanahu wa taala selalu ketika berbicara masalah menginfakkan harta selalu disebutkan mimma roqnahum. Apa yang telah kami rezekikan? Apa yang kami anugerahkan. Artinya kalau kita sebagai manusia ketika kita mau membantu orang lain dengan harta kita, ingat harta itu milik Allah. Nah, itu dia. Supaya orang tahu mimma rzaqahum.
(38:07) Eh, yang kalian punya itu, itu punya kami. Kami yang ngasih ngasih kalian. Itulah kira-kira Allah mengingatkan orang-orang yang memiliki harta dengan mimma rzaqnahum, yaitu kami yang ngasih kalian itu, kami yang menganugerahkannya. Artinya kalau kami tahan, kalian enggak punya apa-apa yang bisa kalian ee infakkan.
(38:32) Makanya mumpung kami beri kalian, mumpung kami telah anugerahkan kalian ke lapangan harta, gunakan itu untuk akhirat. Maksudnya, Ikhwah, supaya enggak pelit, ya. Supaya enggak pelit, enggak kedekut. Kemudian ikhwah bil hasanati sayiah. Dan mereka adalah orang-orang yang membalas keburukan dengan kebaikan. Walaupun sebenarnya ya boleh membalas keburukan dengan keburukan yang sama itu hukum dasarnya mubah.
(38:56) Tapi Islam tetap menganjurkan membalas kebaikan dengan keburukan. Ee membalas keburukan dengan kebaikan. Ketika orang berbuat buruk pada kita, ya sudah dibalas dengan kebaikan, dimaafkan dia. Demikian ikhwah sulit memang sulit. Dan ini merupakan salah satu ciri penduduk surga. Amalan penduduk surga semasa dunia ini dia ikhwah.
(39:16) Orang berbuat buruk pada dia balas dengan kebaikan. Masyaallah ya. Dan gak mudah. Makanya Allah Subhanahu wa taala pernah mengatakan, ikhwah, faidzalladzi bainaka wa bainahu adawatun. Faidzi bainahu wainahu adawatun kaahu waliun hamim. Apabila ada di antara mereka itu ada permusuhanahu waliun hamim.
(39:41) Seolah-olah dia itu merupakan ee teman yang sangat dekat. Sebenarnya dia gak suka ikhwah. Tapi dia berusaha agar tidak menampakkan itu. Dia berusaha membalas permusuhan itu dengan seolah dia teman yang sangat dekat. Demikian ikhwah. Dan enggak mudah. Makanya Allah katakan wama yulaqoha illalladzina sharu. Enggak ada yang bisa melakukannya kecuali orang-orang yang sabar. Wama yulaqqohaim.
(40:05) Tidak ada yang bisa melakukannya kecuali mereka yang berhak mendapatkan pahala yang sangat besar. Orang sabar. Demikian ikhwan perlu kesabaran. Kalau kita ini kan kalau dizalimi orang kan enaknya puasnya kita itu kan kita kita balas dengan yang sama. Dipukulnya kita kita pukul dengan pukulan yang sama.
(40:24) Tapi ikhwah yang namanya balasan itu sering juga terjadi balas tapi lebih parah dibandingkan yang dia terima. Ketika balasannya itu lebih parah maka dia berbalik telah menzalimi orang tersebut. Makanya Islam sangat menganjurkan, maafkan sajalah ya. Karena kalau dibalas seringnya itu tidak terukur ya. Tidak terukur. Allahuam bawab.
(40:49) Se penduduk surga cirinya semasa di dunia bil hasanati sayiah. Mereka membalas keburukan dengan kebaikan. Makanya kalau kita lihat dalam sejarah-sejarah para nabi dan rasul orang saleh, masyaallah haula wala quata illa billah. Luar biasa, Ikhwah.
(41:07) Terkadang kita seperti apa sih hati mereka sampai seperti ini? Dizalimi, dizalimi, dizalimi, zalimi, zalimi, zalimi. Ketika dia mereka sudah sanggup untuk membalas kezaliman tersebut, tapi apa yang dia lakukan? dimaafkan. Iya. Ketika kita lihat bagaimana Rasulullah sallallahu alaihi wasallam sudah berhasil menaklukkan kota Makkah, bagaimana luar biasanya siksaan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, kepada para sahabat.
(41:31) Dengan Rasulullah saja mereka tidak segan. Padahal Rasulullah sallallahu alaihi wasallam adalah pemuka orang Quraisy, anak muda yang sangat diharapkan memimpin Quraisy. Dan mereka juga sayang kepada Rasulullah sahu alaihi wasallam. Tapi ketika Rasulullah mengatakan, “Qul la ilahaillallah tuflihu, katakan wahai orang Quraisy, lailahaillallah kalian akan sukses.” Ternyata mereka membangkang.
(41:54) Demikian ikhwah mereka mencerca habis-habisan Rasul alaihi wasallam berbalik 180 derajat. Mencerca habis-habisan, menghina habis-habisan. Padahal beliau adalah keponakan sendiri. Beliau adalah kerabat kerabat mereka sendiri. Tapi mereka tak peduli ya. wq minhum illa ayminu billahil azizil hamid.
(42:18) Mereka tidak menyiksanya, tidak menterornya, tidak mengintimidasinya kecuali dikarenakan karena dia beriman kepada Allah Subhanahu wa taala. Sejak saat itu diteror Rasul diteror. Ya, bahkan sempat ketika beliau sujud letakkan ee jeroan unta. Unta ikhwan tahu unta bagaimana? Bukan seperti jeroan kambing. Jeroan kambing itu saja pun kalau kita letakkan di atas kepala orang itu sudah berat. Apalagi unta.
(42:42) sampai Rasulull Sallahi Wasallam tak sanggup untuk mengangkat kepalanya dari sujud. Ikhwah, itulah penghinaannya sangat luar biasa. Hingga datang putri beliau Fatimah radhiallahu anha yang menganjakkan ataupun ee mengambil mengangkat jaroan itu, jeroan unta itu, Ikhwah. Rahimallahu wyakum. Dan mereka melakukan itu dengan tertawa-tertawa. Itu Rasulullah belum lagi sahabat-sahabat.
(43:02) Tapi ketika Rasulullah berhasil menaklukkan kota Makkah, apa kata beliau? Apakah Rasulullah mana yang kemarin meletakkan jeroan di kepalaku kita sujud? Ayo maju. Enggak begitu. Mungkin kalau kita ya begitu. Mana kau masuk sini. Ingat enggak dulu? Mungkin begitu kalau kita, Ikhwah ya. Enggak sabar kita dengan mereka. Kita sudah bisa membalasnya.
(43:21) Tapi ternyata itu bukan ciri penduduk surga. Itu bukan ciri penduduk surga. Rasulullah katakan menurut kalian saya itu gimana? Apa kata mereka? Antairuna wa ibnu kirina. Engkau adalah orang yang terbaik kami dan anak orang yang terbaik kami. Sudah berbalik ketika mereka enggak bisa apa-apa. Apa kata Rasulullah? Antumq. Udah kalau begitu kalian dimaafkan semua. Semua dimaafkan.
(43:50) Apa efeknya ikhwah? Sejak saat itu tidak ada satupun penduduk kota Madinah yang enggak enggak enggak muslim. Seluruhnya masuk ke dalam Islam. Turun ayat illah. Ikhwah rahimanallahu wyakum. Itulah dia. Memang enggak mudah, ikhwah. Memang surga itu bukan mudah. Surga itu mahal. Jalan menuju surga itu banyak onak dan duri, banyak rintangan-rintangan. Ya, harus usahakan ya.
(44:21) Walaupun mungkin amalan kita tidak layak untuk dimasukkan ke surga, tapi kita berharap amalan itu Allah kasihan dengan kita, Allah bimbing kita. Ayo jalan jalan terus jalan terus jalan terus jalan. Demikian ikhwah kita selalu memohon kepada Allah ihdinasiratal mustaqim. Jangan sampai kita menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa taala.
(44:38) Kalau kita sudah menyimpang dari jalan yang lurus, ujung-ujungnya ke neraka. Dan itu yang paling disukai oleh si iblis. Demikian ikhwah karena dia selalu cari kawan bersama dia dalam dalam neraka sair. Inahir sesungguhnya dia itu mengajak teman-temannya, kawan-kawannya agar bersama dia menjadi penghuni neraka sair. Kemudian ikhwah ulika lahumqar untuk mereka tempat yang terbaik, kesudahan yang terbaik.
(45:09) Apa itu? Jannatu adni yadkulaha. Surga adan yadkulunaha. Dia akan masuk ke surga itu. Ikhwah lihat seharusnya kan yadkulul jannah. Seharusnya yadkhulunal jannah. Ini jannahnya di awal ikhwah sebagai penekanan. Kalian pasti masuk surga. Kalau seperti ini kalian pasti masuk surga. Jannah. Kalian masuk surga.
(45:33) Kalian tuh surga untuk kalian yang kalian akan masuki. Nah gitu ikho. Surga. Jadi langsung poinnya disebutkan surga. yang akan kalian masuki bukan kalian akan masuk surga. Enggak begitu. Menunjukkan ini penekanan yang sangat luar biasa dari Allah Subhanahu wa taala. Jannatu yaduna wha min abaiim wa azwajihimatihim.
(45:54) Dan orang-orang yang baik, orang-orang yang saleh min abaiim dari ayah-ayah mereka. Ayah mereka maksudnya kakek apalagi ayahnya kakek, kakek-kakek terus nenek moyang mereka. Wa azwajihim dan pasangan-pasangan mereka. dan keturunan mereka semua masuk dalam surga. Walaik sementara para malaikat akan masuk masuk kepada mereka dari berbagai macam pintu dan mengatakan salamun alaikum bima shobartum.
(46:31) Selamat atas kalian karena kalian sudah sabar. Perhatikan ikhwah di sini ada banyak amalan. ujungnya malaikat katakan bima shobartum selamat atas kalian karena kalian sudah sabar karena semua yang disebutkan ini, semua yang disebutkan tadi ikhwah ya poin-poinnya mulai dari membenarkan apa yang diturunkan kepada Rasulullah kemudian ee menepati janji tidak membatalkan perjanjian.
(47:05) Mereka yang menyambung silaturahmi, mereka takut kepada Allah, khawatir ee ee hisab yang buruk, mereka yang sabar, mereka yang menegakkan salat, mereka yang berinfak baik dalam keadaan sirron dan alaniah, rahasia maupun terang-terangan. Mereka yang membalas kebaikan dan keburukan. Semua itu ikhwah itu memang semuanya perlu kesabaran. Salamun alaikum bimartum. Salam atas kalian dikarenakan kesabaran kalian.
(47:30) Sungguh ini merupakan kesudahan yang terbaik, tempat yang terbaik. Ikhwahlahahuakum dalam ayat yang lain disebutkan walladina amanu watathumatuhum biimanin alhaqna bihatahum. Dan orang-orang yang beriman watumatuhum biimanin dan anak-anak mereka, keturunan mereka mengikutinya dengan keimanan. Alhaqana bihimatum.
(47:58) Kami akan satukan mereka. Artinya ikhwah, seandainya si ayah berada di surga yang keempat, si anak berada di surga yang pertama, si anak akan dinaikkan di surga yang keempat. Ah, gitu ikhwah. Agar mereka berkumpul dengan keluarganya. Bukan si ayah itu turunkan ke surga yang pertama, tapi si anak yang akan alhaqana bihim.
(48:24) Kami akan gabungkan mereka dengan keturunan-keturunan mereka. Jadi di antara kerabat-kerabat itu, ikhwah, apabila siapa yang paling tinggi maka kerabat yang juga masuk surga, yang juga masuk surga ya, bukan yang masuk neraka. Kerabat yang masuk surga, ikhwah apakah anak, apakah istri ataukah ayah mereka yang masuk surga maka akan digabungkan kepada kerabat mereka yang tinggi dari dia ee derajat surganya.
(48:50) Demikian ikhwah ya. Walladina amanuathumatuhuminatumatuhum alqhim. Orang-orang yang beriman dan diikuti oleh anak-anaknya dengan keimanan. Alhana bih kami akan gabungkan mereka dengan keturunan-keturunan mereka. Demikian ikhwah rahimahum. Jadi di sini coba bayangkan bagaimana kesabaran mereka ikhwah.
(49:17) Kesabaran mereka dalam beramal ya. Beramal. Apalagi tadi ini terkait dengan masalah me apa namanya? Membalas keburukan dengan kebaikan. Enggak mudah, Ikhwah. Ya, bukan hal yang mudah. Semua ini punya tantangan dan perlu kesabaran. Sabar tetap istikamah di atas kebenaran. Karena kebenarannya kan akan digoyang terus, Ikhwah.
(49:44) akan digoyang terus baik dari setan dari kalangan manusia maupun setan dari kalangan dari setan dari kalangan jin. Demikian ikhwah ee Allah mengatakan bahwasanya jaalna wal jin. Demikianlah kami jadikan setiap para nabi itu ada musuh-musuh dari setan-setan dari kalangan jin dan manusia. Digoyang terus. Makanya kita minta keistikamahan di atas jalan Allah Subhanahu wa taala. Sabar di atas jalannya.
(50:10) Tetap tegar di atas sunah Rasulullah. sallallahu alaihi wasallam. Sulit ya, sulit tapi Allah subhanahu wa taala akan bantu hamba-hambanya yang benar-benar tulus beramal karena Allah subhanahu wa taala bukan dikarenakan yang lain-lainnya. Ya walladzina jahadu fina. Mereka yang berusaha di jalan kami, berusaha semaksimal mungkin di jalan kami. Lanahdiannahum subulana.
(50:35) Kami akan mudahkan mereka berada di jalan kami. Kami akan bantu ya. kami akan bantu. Rasul juga katakan mengatakan bahwasanya man tasabbaro sabarahullah. Barang siapa yang berusaha untuk sabar, berusaha untuk sabar Allah akan beri dia kesabaran. Demikian ikhwah semoga Allah subhanahu wa taala memberikan kita kesabaran untuk melakukan hal-hal perbuatan amalan yang menjadi potensi untuk mengumpulkan kita di surganya kelak.
(51:06) Saya kira itu saja kajian kita. Semoga bermanfaat.firullah. Nam. Terima kasih. Jazakallahu khairan. Barakallahu fikum ustaz atas jawaban atas maksud kami atas materi yang telah disampaikan berkaitan dengan amalan-amalan yang bisa menyebabkan masuk surga. Nah, ikhwat Islamakumullah. Silakan bagi Anda yang ingin bertanya secara langsung dian telepon 0218236543 atau pertanyaan melalui pesan singkat di chat WhatsApp di nomor yang sama 0218236543.
(51:45) Pertanyaan pertama kita coba angkat dari pesan singkat yang sudah masuk di kesempatan ini. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ustaz. dari hamba Allah di Semarang. Ustaz, saya pernah mendengar penjelasan ketika seseorang gagal melintas sirat, maka dia akan terjatuh ke dalam neraka.
(52:07) Sedangkan dalam surat Azzumar, orang masuk neraka secara berbondong-bondong. Apakah dua hal ini tidak saling bertentangan, Ustaz? Mohon nasihatnya. Terima kasih. Jazakumullah khair. Barakallah fik. Ikhw aallahuakum para pemirsa sekalian. ee seperti yang sudah kita pelajari bahwasanya masuk neraka itu ya manusia masuk ke neraka itu ada cara-caranya.
(52:36) Orang-orang yang menyembah selain Allah ini dia orang-orang yang menyembah selain Allah. Allah Subhanahu wa taala akan ee mereka akan mengikuti apa yang dia sembah. Seperti misalnya dia menyembah Firaun ya, dia menyembah berhala, dia menyembah sapi, maka Allah akan wujudkan apa yang disembah di hadapan mereka dan mereka akan mengikuti apa yang mereka sembah.
(53:13) Dan yang mereka sembah ini akan membawa mereka masuk ke dalam dalam neraka. Demikian ikhwah. Jadi bukan naik ke atas sirat ya. Bukan ke atas sirat. Mereka yang menyembah Firaun, Allah akan munculkan Firaun di hadapan mereka dan mereka akan mengikuti Firaun. Ke mana pergi Firaun ini? Ke mana perginya, Ikhwah? Membawa mereka ke dalam ke dalam neraka. Fauradahumunar. Membawa mereka ke dalam neraka.
(53:43) Siapa lagi? Bahkan mereka yang menyembah Nabi Isa Alaih Salam. Tapi apakah Nabi Isa Alaih Salam yang akan diwujudkan oleh Allah? Bukan ikhwah. Karena Nabi Isa alaihi salam tidak rela kalau dia disembah. Allah berfirman, “Ya Isa bari Isa, benar kamu yang menyuruh umatmu untuk menyembah dirimu dan ibumu?” Kata Nabi Isa, Q subhana, maha suci engkau maahum illa ma amartani.
(54:15) Aku tidak mengucapkan kepada mereka, tidak memerintahkan kepada mereka kecuali yang pernah engkau beri perintahkan kepadaku, yaitu tauhid. Nabi Isa mengingkari orang-orang yang menyembah dirinya. Orang-orang yang menyembah Nabi Isa. Apakah Nabi Isa dia akan ikut? Enggak. Allah akan wujudkan sesuatu yang lain dalam bentuk Nabi Isa atau Allah akan jadikan setan ya sebagai bentuk Nabi Isa. Dan setan inilah yang nanti akan membawa mereka ke dalam neraka jahanam.
(54:53) Jadi kan ada yang sembah-sembahan itu yang dia enggak ya dia enggak rela disembah ya. Dia enggak rela disembah, tapi umat setelahnya itu menyembahnya. Seperti umat Nabi Nuh, mereka kan punya waddan sua yagut, yauk, nasro. Lima patung yang mereka sembah. Ini kan lima orang saleh. Mereka enggak rela disembah. Tapi mereka akan diwujudkan oleh Allah subhanahu wa taala.
(55:17) Apakah setan akan diwujudkan mereka dan seluruh penyembah-penyembah lima patung ini akan mengikutinya. Dan patung ini bagaimana? Dia akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam. Akan membawa mereka ke dalam neraka jahanam. Jadi tidak meniti sirat. Adapun yang sirat, ikhwah, itu yang meniti dia adalah orang-orang yang beriman. Orang-orang yang beriman. Orang munafik pun tidak. Ya, orang munafik pun tidak.
(55:41) Karena Allah Subhanahu wa taala ketika orang munafik ini mau bergabung ya ketika ketika orang munafik mau bergabung Allah Subhanahu wa taala katakan Allah buat e kata Allah kamu balik ke belakang cari cahaya kalian sendiri karena orang munafik ini ingin ingin mengikuti cahayanya orang mukmin mukmin kan ada yang cahayanya yang cahaya Ada yang terang benerang, ada yang kedap-klip.
(56:14) Tapi mereka ingin mengikuti itu. Kata Allah, warji warakumur kalian pulang balik ke belakang cari cahaya kalian sendiri. Kemudian dibuatlah pembatas yaitu berupa berupa dinding dan itu ada apa namanya? Ada pintu-pintunya. Pintu itu dilihat sepertinya sedang ada azab di situ. Sehingga orang munafik itu tidak ber masuk. Padahal bukan azab tapi adalah rahmat.
(56:39) Orang munafik pun tidak ikut melewati sirat. Demikian ikhwah. Maksudnya orang-orang munafik yang pura-pura masuk Islam. Orang mukmin yang masuk ada yang ada yang kecepatannya bagaikan kilat. Ada yang kecepatannya bagaikan naik kuda yang kencang. Ada kecepatan yang berlari, ada kecepatan berjalan. Ada yang merangka-rangka, ada yang jatuh bangun. Demikian ikhwah.
(56:58) Jadi itu yang dimaksud dengan ada yang masuk neraka secara berkelompok, ada yang masuk masuk neraka dikarenakan jatuh dari sirat. Allahuam bissawab. Nam. Terima kasih. Jazakallah fu khairan. Barakallahu fikum ustaz atas jawaban yang telah disampaikan. Semoga bermanfaat untuk penanya dan kita semua yang menyimak.
(57:26) Pertanyaan berikutnya dari pesan singkat kembali dari hamba Allah. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ustaz. Ustaz, jika Allah Subhanahu wa taala berfirman dalam Al-Qur’an, wama khalaqtul jinna wal insa illa illa liya’budun. Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku. Manusia ada yang di surga dan ada yang di neraka.
(57:57) Berarti ya, Ustaz? Apakah ini apakah ee hal ini jin ada yang di surga dan neraka juga, Ustaz? Kemudian dan apakah jin dan manusia dijadikan satu untuk di surga dan nerakanya? Mohon nasihat. Syukron jazakumullahu khairanuakum. Allah Subhanahu wa taala mengatakan, “Sanafrugu lakum ayyuqolan.” Ya, kami akan mengadilimu wahai saqalan. Ya, dua makhluk yang dibebani hukum. Dia adalah jin dan manusia.
(58:30) Jin dan manusia. Jadi ikhwah, jin dan manusia itu, jin dan manusia itu ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka. Ya, ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka. Jin itu ada yang beriman dan juga ada yang kafir. Sampai mungkin para pemirsa masih ingat ketika Rasulullah sedang salat, tiba-tiba beliau menenggadahkan tangannya seperti ini.
(58:57) Para sahabat ketika itu melihat Rasulullah ketika salat seperti itu. Setelah selesai salat, para sahabat tanya, “Kenapa ya Rasulullah ada begini?” Kata beliau, “Tadi ada jin ifrid yang ingin membakarku. Akhirnya ku cekek lehernya, kuekik dia sampai terjelur lidahnya sampai aku merasakan dingin lidahnya di tanganku.
(59:20) ” Seandainya tidak mengingat ucapan saudaraku Sulaiman, “Rabbi habli mulkan laagiahad min ba’di innaka antal wahab.” Ya Allah, berilah aku kekuasaan yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun setelahku. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. Seandainya tidak mengingat doa saudaraku Nabi Sulaiman, niscaya jin ini akan kuikat di salah satu di salah satu ee tiang ee Masjid Madinah Nabawi dan akan jadi mainan anak-anak.
(59:45) Tapi akhirnya kelupas. Artinya jin ini ada yang sampai Rasulullah ee diutus pun ada yang ingin ingin ee mencederai dan mencelakakan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Demikian ikhwah itulah dia. Itulah setan dari kalangan jin. Kemudian demikian juga adakah di neraka? Ada. Adakah yang di ee di surga? Ada. Ikhwah. Ada jin-jin yang beriman.
(1:00:10) Seperti yang disebutkan dalam surat jin kan ee apa namanya? Yastamiuna alaikal Quran. Ketika jin-jin itu mendengar Al-Qur’an. Ketika ee ketika mereka sudah mendengar Al-Qur’an, mereka datang kepada kaumnya. Wahai kaumku, berimanlah dengan Al-Qur’an ini dan seterusnya. Ada juga yang masuk neraka. Demikian ikhwah, ada yang masuk neraka.
(1:00:38) Makanya Allah katakan, walaqadarna lihannama walaqadna lihannama kirum minal jinni wal ins lahum qulubun lafqahuna biha walahum aun yubsiruna biha wahuman biha. Mereka adalah seperti hewan ternak. Kami telah penuhi neraka itu dengan dengan jin dan manusia. Dengan jin dan manusia. Berarti di neraka itu ada jin dan manusia.
(1:01:10) Nah, sekarang muncul pertanyaan, apakah nanti di surga itu jin dan manusia yang masuk surga itu berdampingan sebagaimana? Apakah jin dan manusia yang masuk dalam neraka juga berdampingan? Allahuam bisa. Ya, karena ini perlu keterangan. Kita enggak katakan, “Ya, berdampingan dong. Kita enggak boleh katakan kayak gitu dan juga kita enggak katakan ya enggak berdampingan karena beda.
(1:01:29) Ikhwah perlu dalil dalam masalah ini. Karena kita tidak boleh menegakkan dan mengiyakan kecuali dengan dalil karena ini masalah-masalah masalah gaib yang kita harus bicara berdasarkan dalil bukti dari Al-Qur’an dan sunah Nabi sallallahu alaihi wasallam. Ikhwah, saya kira itu saja kajian kita ya. Afad.
(1:01:55) Ee semoga Allah subhanahu wa taala memberikan kita taufik dan hidayahnya dan senantiasa memberikan kita petunjuk dan tetap berada di istiqamah di atas siratal mustaqim hingga Allah mengumpulkan kita semua di surganya kelak surga firdaus. Surga firdaus. Demikian lebih kurang mohon maaf wastagfirullah wakum muslimin inal gfurahim. Alalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(1:02:19) Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih. Jazakallahu khairan, barakallahu fikum kepada guru kita Ustaz Ali Nur hafidahullah atas ilmu yang sangat bermanfaat dan waktu luang yang telah diberikan untuk kita semua.
(1:02:39) Demikian ikhwat Islamakumullah program kajian ilmiah dalam pembahasan Tutin kitab Aljannatu war menuju negeri abadi berkaitan dengan penjelasan tema amalan-amalan yang bisa menyebabkan masuk surga. Semoga apa yang telah kita simak dengarkan menjadi ilmu yang bermanfaat dan mampu mendorong kita semua untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal saleh, serta istikamah di jalan Allah subhanahu wa taala hingga akhir kelak. Amin ya rabbal alamin. Kami yang bertugas pamit undur diri.
(1:03:04) Mohon maaf atas segala kehilafan. Terima kasih. Jazakumullahu khairan wabarakallahu fikum atas kebersamaan Anda. Wabillahi taufik wal hidayah. Subhanaka Allahumma wabihamdika ashadu alla ilahailla anta astagfiruka wa atubu ilaik. Selamat beraktivitas. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Leave a Reply