(6) LIVE] Ustaz Abdullah Taslim, M.A. | FAWAIDUL FAWAID – YouTube
Transcript:
(00:00) Sempurnakan, dijadikannya selalu bertambah dan semakin sempurna. Saksikanlah kajian Islam ilmiah di Roja TV dan Radio Roja. Simak Radio Roja Bogor 100.1 FM, Radio Roja Majalengka 93.1 FM, Radio Roja Palu 101,8 FM, dan Radio Roja Bandung 104.3 3 menebar cahaya sunah. Inalhamdulillahfir Roja TV, saluran tilawah Al-Qur’an dan kajian Islam.
(00:57) [Musik] Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil alamin wasalatu wasalamu ala asrofil iyaai wal mursalin wa ala alihi wa ashabihi waman tabiahum bisanin ila yaumiddin. Amma ba’d. Ikhwat al islam rahimani warahimakumullah. Bagaimanakah kabar Anda di kesempatan pagi hari ini? Teriring doa dan harapan semoga Allah senantiasa melimpahkan taufik, rahmat dan keberkahan untuk kita semuanya.
(01:27) Tak lupa lisan kita memuji dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah limpahkan pada kita semuanya sehingga dapat berjumpa kembali di saluran tilawah Al-Qur’an dan kajian Islam TV dan juga Radio Rajak. Selawat dan salam semoga terlimpahkan serta tercurahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam untuk keluarganya, untuk para sahabatnya dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman nanti.
(01:55) Alhamdulillah pada kesempatan Kamis pagi hari ini kita akan melanjutkan pembahasan kitab Al-Fawaid bersama guru kita Ustaz Abdullah Taslim, MA. Hafidahullahu taala dari studio Mini di Kota Kendari. Dan bagi Anda yang mengikuti kajian ini, kami sampaikan informasi berkaitan dengan pembahasan kita mengenai landasan hidayah dalam surah al-Fatihah.
(02:20) Seperti seperti apa dan bagaimana pembahasan ini? Kita akan simak kurang lebih 1 jam ke debat. Dan untuk yang bertanya di 0218236543 baik itu via telepon maupun pesan singkat WhatsApp. Selanjutnya kepada Ustaz kami persilakan. Falyatafadal maskuran ya Ustaz. Barakallahu fikum. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Innalhamdalillah nahmaduhu waastainuhu wastagfiruh wa naudubillahi minuri anfusina wamatialina yahdihillahu fala mudillalah wudlil fala hadalah.
(03:00) Wa asadu alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa asadu anna muhammadan abduhuasul. Ya ayyuhalladzina amanutaqulaha haqq tuqatih wala tamutunna illa wa antum muslimun yaquakum min nafs wahidah wq minha zaujaha w minhuma waisa wattaqulahalladziasal [Musik] bihial arham inallahaikum faq fauzanima.
(03:51) Allahumma sholli wasallim wabarik ala nabina Muhammadin wa ala alihi wasohbihi waman tabiahum biihsanin ila yaumiddin. Amma ba’du. Alhamdulillah. MaaSyiral Muslimin, maasyiral ikhwah wal akhwat fiddin rahimakumullah. Kaum muslimin, para pemerhati Raj TV dan Radio Rajak di mana pun antum berada. Barakallahu fikum.
(04:19) Kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa taala yang pertemukan kita kembali dengan taufiknya di pagi hari ini dalam majelis ilmu yang mulia meskipun secara online, dilanjutan pembahasan mengkaji kitab yang sangat bermanfaat. Kitab Alfawaid karya dari Al Imam Syamsuddin Abu Abdillah Ibnu Qayyim Al Jauzi rahimahullahu taala. Barakallahu fikum. Kita masih melanjutkan pembahasan dari faedah-faedah ilmiah yang sangat menarik dari kitab ini.
(04:52) Di pembahasan Al-Qur’an dan tafsir masih berkenaan dengan kandungan surah Al-Fatihah. Di sini ada pembahasan ushulul hidayah fi suratil fatihah. Landasan hidayah di surah Al-Fatihah. Ya, setelah kemarin di pertemuan yang lalu, di pekan lalu kita telah membahas bahwa manusia itu sempurna kebaikan pada dirinya ketika dia bisa memaksimalkan kekuatan ilmu dan kekuatan amal yang ada pada dirinya.
(05:26) Kekuatan ilmu tentu diisi dengan mengenal Allah Subhanahu wa taala, mengenal nama-nama dan sifat-sifatnya, mengenal jalan yang akan menyampaikan dia kepada rida Allah, yaitu mengenal ibadah sesuai dengan apa yang Allah syariatkan, yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa ali wasallam. kemudian mengenal keburukan nafsu atau dirinya ya mengenal jiwanya atau nafsunya serta keburukan yang ada pada dirinya.
(05:59) Setelah itu dia mengamalkan ya memanfaatkan secara maksimal kekuatan amalnya yaitu dengan mengamalkan Islam, mengamalkan ibadah dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa taala dengan niat yang ikhlas. semata-mata mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa taala, mengharapkan perjumpaan dengannya pada hari kiamat nanti, dan mengharapkan balasan yang sempurna di sisinya.
(06:27) Setelah pembahasan ini, Ibnu Qayyim rahimahullah taala melanjutkan di dalam kitab ini. Beliau rahimahullahu taala berkata, “Fakamalul insaniadatuhu la tatimmu illa bimajmui hadil umur, maka kesempurnaan dan kebahagiaan manusia tidak akan bisa tercapai kecuali dengan terkumpulnya perkara-perkara ini pada dirinya.” Waqom suratul fatihatuha akmal.
(07:06) Yang mana semua perkara ini telah dikandung, telah terkandung di dalam surah al-Fatihah. Ya, telah dijelaskan lengkap di dalamnya dengan sempurna sesempurna-sempurna penjelasan. Ini luar biasa ya. Surah Al-Fatihah yang merupakan sebaik-baik surat yang Allah Subhanahu wa taala turunkan di dalam Al-Qur’an.
(07:31) Jadi semua kebaikan-kebaikan yang dibutuhkan untuk menyempurnakan kedudukan kemuliaan pada diri manusia telah terkandung secara sempurna di dalam surat yang agung ini. Fainna quahu kita perhatikan firman Allah Subhanahu wa taala di awal surah Al-Fatihah ya. Auzubillahiminasyaitanirrajim. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahiabbil alamin.
(07:57) Ayat yang pertama. Alhamdulillahi rabbil alamin. Arrahmanirrahim maiki yaumiddin. Tiga ayat. Pertama, kedua, dan ketiga. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa taala Rabb semesta alam yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang maha menguasai hari pembalasan, hari kiamat, hari perhitungan. yatadomanu aslal awal wahua makrifatbi taala wafatu asmaihi wa sifatihi wa af’ali.
(08:35) Di tiga ayat pertama ini terkandung landasan yang pertama, landasan hidayah yang pertama dan paling utama bahkan yaitu mengenal Rabb tabaraka wa taala, mengenal Allah Subhanahu wa taala maha pencipta, maha pengatur alam semesta serta mengenal nama-namanya, sifat-sifatnya, dan perbuatan-perbuatannya. Ini adalah puncak daripada ilmu.
(08:56) Tentu saja ilmu yang paling agung, paling mulia dalam Islam secara mutlak. Karena ilmu ini berarti kita mengenal yang maha agung, yang maha tinggi, yang maha besar. Inilah ilmu yang paling dibutuhkan oleh hati manusia untuk menjaga kehidupan dirinya. Untuk menjaga hati itu tetap hidup. Untuk menjaga hati itu tetap mendapatkan limpahan kebaikan.
(09:22) Mengenal Allah Subhanahu wa taala adalah sumber kehidupan hati yang paling utama. Nah, maka tiga ayat ini mengandung landasan utama hidayah. Bahkan landasan yang paling penting dari hidayah itu. Fal asmaulkuratu fi usul asmail husna. Bahkan nama-nama Allah yang disebutkan di dalam surat ini ya, di dalam tiga ayat ini adalah usul asmail husna.
(10:01) Pokok dari nama-nama Allah yang maha indah. Allah memiliki nama-nama yang maha indah. Bahkan disebutkan dalam hadis yang sahih ada 99 nama. Itu pun di hadis sahih yang lainnya disebutkan Allah memiliki nama-nama lain yang Allah khususkan pada ilmu gaib yang ada di sisinya. Sehingga nama-nama Allah lebih daripada 99 dan setiap nama mengandung sifat berarti sifat-sifat Allah Subhanahu wa taala tidak terbatas.
(10:27) Yang semua adalah sifat-sifat yang maha tinggi dan maha sempurna. Nah, dasar ya dari nama-nama Allah ini disebutkan di tiga tiga ayat awal Al-Fatihah ini yang semua kesimpulan makna nama-nama dan sifat-sifat Allah kembali kepada tiga tiga nama Allah yang maha agung ini. Wahiya ismullah yaitu nama pertama Allah.
(10:56) Lafzul jalalah nama Allah Subhanahu wa taala. Yang kedua, Arrab. Yang ketiga, Arrahman. Ya, Allah berarti mengandung makna uluhiyah. Hak untuk diibadahi dan disembah hanya semata-mata milik Allah subhanahu wa taala. Arrab berarti mengandung makna rububiyah. Yaitu Allah Subhanahu wa taala lah yang menciptakan alam semesta satu-satunya.
(11:24) Yang mengatur alam semesta satu-satunya yang maha memberikan rezeki kepada semua makhluk di alam semesta satu-satunya yang menghidupkan, mematikan, membangkitkan pada hari kiamat cuma Dia satu-satunya. Sehingga hanya Dia yang pantas untuk disembah. Satu-satunya tidak ada sekutu baginya. Dan Ar-Rahman mengandung makna kebaikan limpahan nikmat yang Allah Subhanahu wa taala senantiasa berikan kepada hamba-hambnya.
(11:57) Kata Ibnu Qayyim rahimahullah taala, “Fasmullahi mutadominun lisifatil uluhiyah.” Maka nama Allah mengandung makna sifat-sifat uluhiyah. Ya, di dalam tafsir Ibnu Jadir At Thaabari ketika menafsirkan nama makna nama Allah, sahabat yang mulia Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu taala anhuma berkata, “Allah itu artinya adalah dul uluhiyati wal ubudiyati ala khalqihi jamian.
(12:30) ” Dialah yang memiliki al-uluhiyah, hak untuk disembah dan hak untuk diibadahi satu-satunya oleh semua makhluknya. Karena cuma Dia pencipta satu-satunya, pengatur alam semesta satu-satunya pemberi rezeki kepada semua makhluk satu-satunya yang melimpahkan berbagai macam kebaikan kepada makhluk satu-satunya. Maka yang pantas untuk disembah, diibadahi dengan ibadah lahir dan batin hanya dia satu-satunya Allah Subhanahu wa taala. Wasmur rabb. Adapun nama Allah Arraab.
(13:06) Alhamdulillahiabbil alamin. Arrab ya. Mutadomun lisifatir rububiyah. Mengandung makna sifat-sifat rububiyah. Rububiyah itu artinya berhubungan dengan perbuatan Allah. Pencipta satu-satunya, pelindung satu-satunya, pengatur alam satu-satunya yang maha kuasa menghidupkan, mematikan satu-satunya memberikan rezeki satu-satunya mendatangkan kebaikan satu-satunya yang maha kuasa menjauhkan keburukan satu-satunya. Itu makna rububiyah.
(13:40) Semua makna yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan Allah Subhanahu wa taala yang maha tinggi dan maha sempurna. Wasmur rahman. Yang ketiga, nama Allah Arrahman. Maha Pengasih atau Maha Penyayang. mutadominun lisifatil ihsani wal judi wal bir mengandung makna sifat-sifat kebaikan aljud kedermawanan ya wal bir sifat-sifat kebaikan, kedermawanan, limpahan rahmat karunia dari Allah subhanahu wa taala semata-mata kepada hamba-Nya ya.
(14:23) Maka tiga nama ini merupakan induk tempat kembali semua makna, nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa taala yang lainnya. Walillahil asmaul husna faduhu biha. Allah memiliki nama-nama yang maha indah, maka berdoalah kepada Allah dengan nama-namanya yang maha indah.
(14:43) Semua nama-nama Allah yang maha indah ini, alasmaul husna kembali kesimpulan maknanya kepada tiga nama Allah yang maha indah ini. Allah, arraab, dan arrahman. Wani asmaihi taduru ala h. Dan nama-nama Allah. Makna dari nama-nama Allah yang maha indah semua berkisar atau kembali kepada tiga nama Allah yang maha indah ini. Ya.
(15:09) Jadi jelas ilmu yang paling kita butuhkan, yang harus kita perbaiki pada diri kita pertama adalah ilmu tentang mengenal Allah. Ternyata dalam surat Al-Fatihah di tiga ayat awal sudah menyebutkan nama-nama Allah yang maha indah ini. Bahkan nama-nama Allah yang merupakan landasan semua nama-nama yang lain. Tempat kembali makna semua nama-nama dan sifat-sifat Allah yang lainnya.
(15:29) Yang maha tinggi, yang maha indah, dan maha agung. Bab. Kemudian waquluhu. Selanjutnya firman Allah Subhanahu wa taala di ayat berikutnya. Iyaka na’budu wa iyyaka nasta’. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan, ya Allah. Ayat ini mengandung makna yatadomanu makrifat makrifat thqil musilati ilaihi.
(16:08) Mengandung pengertian apa? mengenal jalan yang akan menyampaikan kita kepada Allah, kepada keridaannya. Ilmu yang kita butuhkan setelah kita mengenal Allah, bagaimana cara kita mencapai keridaannya sampai kepadanya? Maka surat Al-Fatihah menjelaskan, ya cara untuk kita sampai kepada Allah Subhanahu wa taala disebutkan secara sempurna di ayat ini, yaitu dengan beribadah kepada Allah semata-mata dan tidak menyekutukannya.
(16:40) yang itu tidak akan mungkin kita bisa capai kecuali dengan pertolongan, hidayah, dan kemudahan dari Allah Subhanahu wa taala. Waahaisat illa ibadatahu wahdahu bima yuhibbuhu waardohu wastianatahu ala ibadatihi. Yang mana jalan untuk mencapai keridaan Allah tidak ada selain tidak lain ya. tidak lain dan tidak bukan selain dari beribadah kepada Allah semata-mata dengan amalan yang dicintai dan diridainya serta meminta pertolongan kepada Allah untuk memudahkan ibadah tersebut bagi hamba-hambnya.
(17:20) Masyaallah. Makanya ayat ini disebut oleh sebagian dari para ulama adalah inti surah Al-Fatihah. Karena beribadah kepada Allah Subhanahu wa taala semata-mata ini merupakan inti dari semua ajaran Islam. Tauhid. Tauhid yang sesungguhnya. Kemudian meminta pertolongan kepada Allah dalam semua kebaikan dan meninggalkan segala keburukan. Ini adalah wujud penyandaran hati yang utuh kepada Allah.
(17:49) Dan ini juga merupakan inti makna tauhid. Makanya digandingkan di ayat ini dan benar ketika dikatakan ayat ini merupakan penjelasan tentang landasan hidayah dari Allah Subhanahu wa taala yang sesungguhnya. Tib. Kemudian waquluhu firman Allah Subhanahu wa taala di ayat selanjutnya. Ihdinasiratal mustaqim.
(18:21) Ya Allah tunjukkanlah kepada kami, berikanlah hidayah kepada kami untuk selalu menempuh jalan yang lurus, untuk selalu istiqamah, tetap teguh di atas jalanmu yang benar, jalan Islam yang lurus. Kata beliau rahimahullah taala, “Yatadan bayana analahu saadatihi illa bistiqatihi alatil mustaqim.” Ayat ini mengandung penjelasan bahwa seorang hamba tidak ada cara baginya, tidak ada jalan baginya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat kecuali dengan istiqamah, tetap teguh di atas jalan yang lurus.
(19:10) Ya, tetap istiqamah di atas jalan yang lurus sampai dia berjumpa Allah Subhanahu wa taala pada hari kiamat nanti. Waahu la sabil lahu ilal istiqomati illa bihidayatibihi lahu. Sebagaimana tidak ada jalan bagi seorang hamba untuk bisa istiqamah, tetap teguh di atas jalan Islam yang benar, jalan Islam yang lurus, kecuali dengan hidayah dari Allah kepada dirinya.
(19:38) Kalau bukan karena hidayah dari Allah, tidak ada seorang yang bisa selamat. Ya, kama laila ibadati illa buni fala lahu istiqomati illa bihidayatihi. Sebagaimana tidak ada jalan, tidak ada cara bagi seorang hamba untuk bisa beribadah kepada Allah semata-mata, kecuali dengan pertolongannya, dengan kemudahan darinya.
(20:11) Maka seperti itu pula tidak ada cara bagi seorang hamba untuk istiqamah di atas jalan Islam yang lurus kecuali dengan hidayah dari Allah Subhanahu wa taala. Ini kita harus yakini. Semua kebaikan kita lakukan dengan pertolongan dari Allah semata-mata. Semua keburukan kita tinggalkan karena Allah Subhanahu wa taala yang memalingkan kita darinya.
(20:32) Ingat ucapan penghuni surga yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Waqalul hamdulillahilladzi hadana lihadza w kunna linahtadiya laula an hadanallah. Dan mereka penghuni surga berkata, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa taala yang memberikan hidayah kepada kami untuk bisa menempuh jalan menuju surga.” wna linahtad.
(20:58) Dan sungguh kita tidak akan mendapatkan hidayah kalau bukan Allah Subhanahu wa taala yang menunjukkan hidayah ini kepada kita. Ya, barakallahu fikum. Jadi, sebagaimana tidak ada jalan untuk beribadah kepada Allah kecuali dengan pertolongannya, dengan taufiknya, demikian pula tidak ada cara untuk bisa istiqamah kecuali dengan hidayah taufik dari Allah Subhanahu wa taala. Kemudian waquluhu firman Allah di ayat berikutnya ayat yang terakhir ya.
(21:34) Siratadzina an’amta alaihim ghairil maghdubi alaihim waladin. Ayat yang keenam dan yang ketujuh. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka. Bukan jalannya. Ya, yang terakhir bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan juga bukan jalannya orang-orang yang sesat. Giriril magdubi alaihim wadolin.
(22:00) Bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai ya Allah dan bukan jalannya orang-orang yang tersesat. Yatadanu bayana inhiri mustaqim. Ayat ini menjelaskan mengandung penjelasan dua kubu yang menyimpang. Dua bentuk penyimpangan dari jalan yang lurus. Orang-orang yang tersesat, orang-orang yang engkau murkai, yang dimurkai oleh Allah dan orang-orang yang tersesat.
(22:40) Disebutkan di dalam hadis yang sahih ya yang dibawakan dalam tafsir Ibnu Katsir dan dikatakan sahih sanadnya oleh Syekh Albani rahimahullahu taala. Hadis ini hadis yang sahih dari berbagai jalurnya ya. Orang-orang yang dimurkai oleh Allah subhanahu wa taala adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang yang tersesat adalah orang-orang Nasrani. Karena orang-orang Yahudi itu berilmu kenal agak kenal petunjuk dalam kitab mereka tapi mereka tidak mengamalkannya dengan benar. Sementara orang-orang Nasrani, orang-orang yang semangat beramal tapi tanpa ilmu.
(23:04) Dua bentuk penyimpangan ini menyimpang dari jalan Allah yang lurus yang mengajarkan kepada kita ilmu yang benar, ilmu yang sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasulnya. Kemudian mengamalkannya dengan ikhlas sesuai dengan apa yang dicintai dan diridai oleh Allah Subhanahu wa taala. Ya. Jadi kata beliau infil akhir akhir sababu fasadul qasdi wal.
(23:50) Dan bahwasanya penyimpangan kepada salah satu dari dua bentuk penyimpangan ini ya, yaitu yang pertama inhiraf, penyimpangan kepada kesesatan menuju kesesatan. Yang ini merupakan kerusakan ilmu dan keyakinan. Dalam agama itu ada hal-hal yang perlu kita yakini, kita imani, kita benarkan, berita-berita yang perlu kita pahami dengan benar.
(24:24) Sesat artinya adalah kerusakan dalam ilmu dan keyakinan kita. Kemudian al yang kedua, al inhirir thfil akar. Menyimpang kepada sisi penyimpangan yang kedua adalah penyimpangan ke arah kemurkaan Allah yang sebabnya karena rusaknya niat dan amalan. berilmu tapi tidak mengamalkan ilmu. Tidak menjadikan ilmu sebagai sebab yang meluruskan niat, membenarkan tujuan kita dalam beramal ini mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wa taala. Subhanallah.
(24:59) Jadi ayat ini benar-benar membimbing kita untuk meniti jalan yang lurus sekaligus mengingatkan kita dua bentuk penyimpangan yang harus kita hindari. penyimpangan yang membawa kepada kesesatan dan penyimpangan yang membawa kepada kemurkaan Allah Subhanahu wa taala. Dan jalan Islam mengajarkan kepada kita jalan yang lurus.
(25:24) Inilah jalan Islam yang pernah ditempuh oleh Nabi kita yang mulia Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Kemudian ditempuh oleh para sahabat radhiallahu taala anhum ajmain. Yang kemudian diikuti oleh orang-orang yang mengikuti jalan mereka dengan kebaikan. Inilah yang dijamin keselamatannya oleh Allah Subhanahu wa taala di dalam Al-Qur’an.
(25:43) Ya wasabiquunal awaluna minal muhajirina wal ansar walladina tabauhum biihsan radhiallahu anhum waraduan waad lahum jannat tajri tahtahal anhar. Orang-orang yang terdahulu dan pertama masuk Islam dari kalangan sahabat Muhajirin dan Ansar dan orang-orang serta orang-orang yang mengikuti jalan mereka dengan kebaikan.
(26:07) Allah rida kepada mereka dan mereka rida kepada Allah dan Allah siapkan bagi mereka sungai ee surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Nah, inilah jalan yang lurus yang selamat dari dua bentuk penyimpangan tersebut. Kata Ibnu Qayyim rahimahullah taala, berarti kesimpulannya apa? Awalus surati rahmatun waatuha hidayatun waakir nikmatun. Maka awal surat ini menjelaskan tentang rahmat Allah.
(26:38) Di pertengahan surat ini menjelaskan tentang hidayah dan di akhir surat ini menjelaskan tentang nikmat. Subhanallah. Inilah keagungan surah Al-Fatihah. Di awalnya adalah rahmat Allah, di pertengahannya adalah hidayah, dan di akhirnya adalah nikmat Allah subhanahu wa taala. Semoga Allah subhanahu wa taala memudahkan kita untuk meraih ketiga hal ini yang semua terkandung dengan sempurna di dalam surah Al-Fatihah, surah yang paling agung yang Allah Subhanahu wa taala turunkan di dalam Al-Qur’an.
(27:10) Ya. Maka inilah penjelasan tentang prinsip-prinsip dasar hidayah atau landasan hidayah yang terdapat di dalam surah Al-Fatihah. Nam. Kemudian ada tambahan sedikit penjelasan di sini. Al abdu bainan nikmati wal hidayah. Hamba antara nikmat dan hidayah. Wadzul abdi. Kata Ibnu Qayyim rahimahullah taala. abdi minan nikmati alhi minal hidayah.
(27:43) Bagian yang didapatkan oleh seorang hamba dari nikmat Allah sesuai dengan sesuai dengan kadar bagian yang didapatkan dari hidayah yang didapatkannya dari hidayah Allah tiib. Wahzuhu minha ala qadri hadihi minarahmah. Sebagaimana bagian yang didapatkan oleh seorang hamba dari hidayah Allah sesuai dengan kadar bagian yang didapatkannya dari rahmat Allah.
(28:13) Ketiga-tiganya berkaitan. Faadal amru kulluhu ila nikmatihi warahmatihi wikmatu warahmatu min lawa rububiyatihi. Maka semua perkara berarti kembali kepada nikmat dan rahmat Allah. Yang mana nikmat dan rahmat ini termasuk konsekuensi dari sifat rububiyah Allah Subhanahu wa taala. Termasuk kelaziman dari kandungan namanya yang maha indah arraab yang mengandung makna sifat rububiyah.
(28:48) Fala yakunu illa rahiman muniman. Maka Allah subhanahu wa taala ya selalu dalam keadaan rahiman merahmati hamba-hamb-Nya. muniman senantiasa melimpahkan nikmat kepada mereka. Walika min mujibati ilahiyatihi. Yang ini merupakan konsekuensi dari sifat uluhiyahnya. Nama Allah Subhanahu wa taala yang mengandung makna uluhiyah. Hak untuk diibadahi semata-mata.
(29:22) Fahual ilahul haqin jahahul jahidun wail musyrikun. Maka dialah ilahul haq. Ilah satu-satunya yang benar. La ilahailla hua. Tidak ada sembahan yang benar. Tidak ada yang pantas diibadahi dengan benar selain Dia semata-mata. Selain Allah Subhanahu wa taala satu-satunya. Wain jahadahul jahidun. Meskipun orang-orang musyrik menolaknya, meskipun pelaku-pelaku syirik menyekutukannya dengan selainnya, tapi yang disembah selain Allah semua adalah batil.
(30:04) Yang demikian itu karena Allah Subhanahu wa taala dialah sembahan yang hak, sembahan yang benar satu-satunya. Dan bahwasanya apa yang mereka seru selain Allah itu adalah batil. Itu adalah sembahan yang tidak benar.Qq bili fatihati ilman. Maka barang siapa yang bisa merealisasikan kandungan makna surah Al-Fatihah, baik dengan mengilmuinya, memahaminya, mengamalkannya, dan mempraktikkan dalam keadaannya, maka berarti dia telah meraih kesempurnaan dirinya, kemuliaan dirinya dengan sebesar-besar kemuliaan, dengan sesempurna-sempurna
(30:56) bagian dari kemuliaan. Wasat ubudiyatuhu ubudiyatina irtafaat darajatuhum awamil mutaabbidin. Dan jadilah penghambaan dirinya kepada Allah merupakan penghambaan diri hamba-hamba yang khusus yang Allah Subhanahu wa taala jadikan kedudukan atau derajat mereka lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang beribadah kepada Allah dari kalangan orang-orang awam yang tidak mengenal kandungan makna surah Al-Fatihah ini. Eh, ya jelas orang yang beribadah dengan memahami Al-Qur’an berarti ibadahnya adalah ibadah yang
(31:33) paling tinggi. Karena inilah ibadah yang paling yang didukung dengan ilmu yang benar. Inilah yang menjadikan hamba ini beribadah lahir dan batinnya. Ya, jelas Allah Subhanahu wa taala berfirman, “Innama yaksyallaha min ibadihi al ulama.” Sesungguhnya yang takut kepada Allah dengan sebenarnya di antara hambanya hanyalah orang-orang yang berilmu. Yaitu kata Imam Ibnu Katsir apa? Al ulamaul arifuna bihi.
(32:00) Yaitu orang-orang yang berilmu dan mengenal Allah Subhanahu wa taala. Maka pastinya ketika dia beribadah dengan mengenal kandungan surah Al-Fatihah yang demikian indah seperti yang tadi kita jelaskan, maka kedudukan ibadah hamba ini menjadi kedudukan yang paling tinggi yang lebih mulia tentu saja dibandingkan orang-orang yang beribadah tanpa mengenal kandungan makna dari surat yang agung ini. Wallahul musta’an.
(32:24) Dan Allah subhanahu wa taala lah tempat kita memohon pertolongan. Barakallahu fikum. MaaSyiral Muslimin, para pemerhati Rajak TV dan Radio Rojak di mana pun antum berada. Itulah tadi penjelasan tentang kandungan yang sangat agung dari surah Al-Fatihah yang semoga Allah Subhanahu wa taala mudahkan kita untuk memahaminya.
(32:50) Senantiasa membaca surah Al-Fatihah dengan merenungkan makna-makna yang agung ini agar kandungan dari makna yang indah tersebut benar-benar merasuk ke dalam hati kita. Menguatkan ilmu yang benar. menyempurnakan kekuatan ilmiah yang ada pada diri kita dan juga kekuatan amal. Meluruskan amal kita, membenarkan niat kita sehingga menjadikan kedudukan kita semakin tinggi, semakin mulia di sisi Allah Subhanahu wa taala. Barakallah fikum.
(33:17) Demikianlah penjelasan tentang surat ini dan ini menjadi hal yang ee terakhir dari apa yang bisa kita baca dari penjelasan Imam Ibnu Qayyum rahimahullah taala di kesempatan kajian di pagi hari yang berbahagia ini. Insyaallah untuk ayat-ayat berikutnya kita akan bacakan kembali dengan penjelasan dari faedah yang dibawakan oleh Imam Ibnu Qayyim rahimahullah taala dalam kitab ini di pertemuan berikutnya.
(33:36) Semoga bermanfaat dan kita masih ada waktu untuk bertanya jawab di sisa waktu yang masih ada. Barakallahu fikum. Shallallahu wasallam. Wabarak ala nabiyina Muhammadin wa ala alihi wasahbihi waman tabiahum bianin yaumiddin. Wa akiru dwanahamdulillahiabbil alamin. Wasalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Kami ucapkan terima kasih.
(34:02) Jazakallahuiran wabarakallah fikum. Ustaz telah menyampaikan dari pokok pembahasan kita di kesempatan kali kali ini semoga dapat menghadirkan tambahan ilmu dan kebermanfaatan untuk kita semuanya. Bagi Anda yang ingin bertanya, saya persilakan bisa menghubungi nomor kami di 0218236543 atau mengirimkan melalui pesan singkat di pesan WhatsApp di nomor tersebut.
(34:32) Silakan untuk penelepon yang pertama kami akan coba angkat. Halo. Silakan ulang kembali. Kami persilakan bagi Anda yang bertanya di 021 8236543 via telepon maupun via pesan singkat. Halo. Kami akan coba akan sampaikan pertanyaan. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dari hamba Allah yang bertanya. Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.
(35:19) Silakan, Ustaz. ee saya mendapatkan ijazah atau amalan membaca al-Fatihah 10 kali agar dimudahkan kehidupannya dan segala urusannya. Apakah hal tersebut bisa kita amalkan ijazah tersebut dari guru kami dulu? Silakan. Iya. Barakallahu fikum. Pertanyaan sangat bermanfaat dari beliau yang bertanya tentang ijazah dan amalan tadi ya.
(35:48) Amalan yang seperti ini tidak ada tuntunannya di dalam petunjuk Allah Subhanahu wa taala dan Rasul-Nya. Dan untuk beramal itu orang tidak perlu mendapatkan ijazah dari siapapun. Yang bisa menentukan amal kebaikan itu adalah Allah Subhanahu wa taala dan Rasul-Nya.
(36:05) Ada dalilnya dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis yang sahih dari Nabi sallallahu alaihi wa alihi wasallam. Kita butuh belajar dari guru ya tentang cara membaca Al-Fatihah, membaca surat-surat lain dalam Al-Qur’an dibenarkan tajwid kita apalagi makhraj kita. Kemudian kita belajar tentang maknanya, tafsirnya. Adapun ijazah kayak tadi, ijazah mengamalkan amal tertentu.
(36:25) Dari mana sumbernya? Seorang guru tidak berhak untuk menentukan ini, mengamalkan ini, ini amal saleh, ini dibaca sekian kali. Tidak berhak. Harus ada dalilnya. Karena kita punya guru yang paling besar yaitu Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa alihi wasallam yang dalam hadis sahih riwayat Imam albukhari dan Muslim beliau telah bersabda, “Man amila amalan laisa alaihi amruna fahua rodun.
(36:43) ” Ya, barang siapa yang mengamalkan satu amalan yang tidak ada contohnya dari kami, tidak ada petunjuknya dari Nabi sallallahu alaihi wasallam, maka amal tersebut tertolak, tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa taala. Maka kita mengamalkan Al-Fatihah karena ada perintah dari Allah Subhanahu wa taala untuk membaca surah Al-Fatihah dan itu bahkan dalam surat merupakan rukun ya dan ini merupakan surat yang paling agung dalam Al-Qur’an.
(37:08) Tapi tidak perlu kita menyebutkan jumlah tertentu. Dan cukuplah dengan perintah Allah dan Rasulnya itu sebagai ijazah bagi kita. Kita hanya perlu mempelajari dari guru kita atau dari orang-orang yang berilmu bagaimana membacanya dengan benar, makhrajnya, tajwidnya, kemudian pemahaman maknanya, tafsirnya seperti contoh yang tadi kita bacakan. Itu yang kita butuhkan.
(37:33) Adapun ijazah seperti tadi yang kemudian mengajarkan membaca ayat tertentu dengan sekian kali tanpa ada dalilnya ini bahkan tidak boleh diamalkan menjadi sebab penyimpangan dan kesesatan. Naudubillah minzalik. Nam tib ustaz. Barakallah fikum. Terima kasih atas jawaban yang telah disampaikan.
(37:54) Semoga bermanfaat khususnya untuk yang bertanya dan kita semuanya yang menyimak pada kesempatan kali ini. Pertanyaan berikutnya, Ustaz. Ee kami pernah membaca berkaitan dengan surah al-Fatihah bisa kita gunakan untuk mengobati orang yang sakit dikala orang tersebut tersengat, kala jengking ataupun sedang ee ada gangguan jin.
(38:21) Akan tetapi ketika kami mencoba mempraktikkannya, kenapa tingkat khasiat dari bacaan al-Fatihah ini tidak begitu berpengaruh terhadap orang yang kami bacakan? Silakan yang ditanyakan dalam pertanyaan yang sangat baik tadi ya. Semoga Allah subhanahu wa taala senantiasa melimpahkan keberkahan dan taufik kebaikan bagi antum yang bertanya sekarang maupun yang sebelumnya tadi dan juga untuk kita semua ya. itu memang surat Al-Fatihah adalah rukiah.
(38:54) Disebutkan di dalam hadis sahih riwayat Imam Bukhari, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengatakan al-Fatihah itu adalah rukiah. Ketika sebagian sahabat yang ketika melakukan perjalanan kemudian singgah di sebuah perkampungan yang intinya di perkampungan tersebut kepala sukunya sedang sakit karena disengat kalajengking.
(39:12) Mereka bacakan surah Al-Fatihah kemudian Allah sembuhkan dengan izin Allah jadi sebab kesembuhan. Setelah itu mereka ceritakan kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam dan beliau membenarkan. Berarti ini menunjukkan surat Al-Fatihah memang adalah termasuk rukiah. Bahkan secara umum semua ayat Al-Qur’an sebenarnya merupakan sebab kesembuhan ya dengan izin Allah Subhanahu wa taala. Apalagi surah Al-Fatihah ya.
(39:35) Kemudian seperti misalnya Muawidatan surah Alfalaq dan surah Annas itu jelas kata Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ma taawad bihi mutaawid. tidaklah seorang berlindung ya kepada Allah Subhanahu wa taala seperti meminta perlindungan melalui membaca dua surat ini. Jadi surat-surat dalam Al-Qur’an ini punya kedudukan yang sangat agung seperti surah Al-Fatihah.
(40:02) Cuman ya seperti tadi tidak semua orang membacanya ya bisa mendapatkan khasiat seperti yang didapatkan oleh para sahabat radhiallahu taala anhum ajmain yang tentu mereka membacanya dengan benar dengan pemaham dengan perenungan terhadap isinya dan mereka juga adalah orang-orang yang kuat dalam menegakkan mengamalkannya maka tentu beda dengan orang yang tidak seperti itu. Sama seperti obat biasa.
(40:23) Obat itu ketika dipraktikkan ya obat yang sesuai dengan syariat. Kadang-kadang ada yang memudahkan Allah mudahkan kesembuhan, ada yang tidak. Ya, semua tergantung dari kehendak Allah Subhanahu wa taala. Makanya kita mengobati dengan pengobatan seperti ini tetap kita minta pertolongan kepada Allah. Kita menyandarkan hati kita kepada Allah Subhanahu wa taala. Dan obat ini hanya merupakan sebab ya.
(40:43) Tetap yang menentukan segala sesuatunya yang merupakan Asyafi Maha Penyembuh. Dialah Allah Subhanahu wa taala. Nam. Barakallah fik. Wfq. Barakallah. Terima kasih Ustaz atas jawaban dan nasihatnya. Selanjutnya kami berikan kesempatan silakan untuk Anda yang secara langsung bertanya kepada Ustaz Abdullah Taslim MA hafidahullahu taala. Kami persilakan. 0218236543.
(41:09) Halo, silakan kami tunggu pertanyaan Anda atau melalui pesan singkat WhatsApp di nomor tersebut Anda kirimkan pertanyaannya. Kami akan bacakan pertanyaan kembali dari pesan singkat dari hamba Allah di Lampung. Ustaz, ana guru privat atau guru ngaji. Mendapat titipan dari orang tua ee orang tua wali murid.
(41:47) Bagaimana cara mengatasi anak remaja yang bicaranya ketus atau song agar lebih lunak hatinya. Karena hal ini menjadi beban bagi saya ketika orang tersebut mengamanahkan hal tersebut untuk disampaikan kepada anak ee anak yang saya didik. Silakan. Iya. Barakallahu fik.
(42:19) Semoga Allah subhanahu wa taala senantiasa memudahkan kebaikan bagi antum yang bertanya ya. Seorang guru yang tadi dikatakan dari Lampung. Semoga Allah subhanahu wa taala senantiasa melimpahkan keberkahan dan taufiknya untuk beliau dan untuk kita semua. Ya, ini ee merupakan amanah yang besar ya dan tentu mengandung keutamaan yang besar. Karena mendidik adalah perbuatan mulia yang Allah Subhanahu wa taala jadikan kepada para nabi dan para rasul alaihialatu wasalam dan hamba-hamba yang dipilihnya.
(42:56) Maka mohon pertolongan kepada Allah dan lakukan sebaik-baiknya amanah tersebut. Tunaikan dengan sebaik-baiknya. Berusahalah mungkin anak tersebut setelah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa taala diajak berbicara dari hati ke hati. Dibiarkan dia datang kemudian ajarkan dia sabar menghadapi keketusannya atau kekasarannya dalam berbicara, kesombongannya.
(43:19) Awal-awalnya kita biarkan dulu saja tanpa perlu kita langsung tegur dan salahkan. Seiring dengan waktu, mudah-mudahan dia akan dapatkan banyak pelajaran. Bagaimanapun dia masih punya hati yang sifat asalnya hati manusia kan di atas fitrah ya akan selalu tunduk kepada syariat Allah Subhanahu wa taala.
(43:37) Insyaallah seiring dengan waktu ketika Allah subhanahu wa taala membukakan hatinya dengan pengajaran yang kita sampaikan kepadanya dengan nasihat dengan kita mungkin ajak bicara dari hati ke hati berikan masukan. Semoga Allah subhanahu wa taala membukakan hatinya dan memberikan kesadaran kepadanya untuk bisa menerima kebenaran. Yang jelas kita berusaha untuk menasihatinya dengan ikhlas. Berusaha untuk bersabar menghadapi kekurangan-kekurangannya.
(44:02) Maka Allah Subhanahu wa taala perintahkan kita untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Ya, idfa billatihi ahsan. Balaslah keburukan dengan cara yang lebih baik. Maka dengan sebab itu Allah subhanahu wa taala akan membukakan hati orang-orang yang memang Allah Subhanahu wa taala kehendaki kebaikan baginya.
(44:21) Semoga semoga Allah subhanahu wa taala mudahkan itu bagi antum yang bertanya. Barakallah fikum. Namakallah ustaz. Terima kasih atas jawab dan nasihatnya. Berikutnya kami e berikan kesempatan kembali. Silakan 0218236543 untuk ani bertanya via telepon. Halo, silakan. Belum tersambungkan. 0218236543 bagian yang bertanya seputar pembahasan ini.
(45:02) Selanjutnya pertanyaan. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ustaz. Ustaz, pernah ee ketika saya mengerjakan salat sunah karena banyak pikiran, qaddarallah hanya membaca surat al-Fatihah saja kemudian rukuk. Nah, apakah salatnya harus diulang atau itu sudah sah? Silakan, Ustaz.Allah fikum. Pertanyaan sangat baik sekali dari beliau yang bertanya.
(45:36) Semoga Allah subhanahu wa taala senantiasa memudahkan taufik kebaikan bagi beliau dan bagi kita semua. Jawabannya salatnya sudah sah karena bacaan surat setelah al-Fatihah tidak wajib. Ya. Cuma di sini jelas salat yang dilaksanakan dalam keadaan pikirannya sedang sibuk dengan yang lain ini tidak pantas dia lakukan. Harusnya dia tenangkan dulu pikirannya. Dia berwudu dulu baik-baik.
(46:01) Dia duduk dulu merenungkan untuk menghilangkan pikirannya. Dia usahakan untuk ingat Allah subhanahu wa taala, ingat hajatnya yang demikian banyak dalam urusan dunia dan akhirat supaya dia bisa segera memohon itu kepada Allah Subhanahu wa taala dalam salatnya. Dia ingat dosa-dosanya.
(46:20) Dia ingat bahwa dia akan menghadap Allah subhanahu wa taala zat yang maha agung yang segala kebaikan ada di tangannya. Segala keburukan yang dia ingin jauhkan cuma Allah yang maha kuasa menjauhkan dia darinya. Supaya dalam keadaan dia konsentrasi dia masuk menghadap Allah Subhanahu wa taala. Kalau dia masih ada kesibukan, selesaikan dulu kesibukannya. Masih ada yang dipikirkan, selesaikan dulu pikiran tersebut.
(46:37) Jangan dia menghadap Allah Subhanahu wa taala dalam keadaan seperti ini sehingga seolah-olah dia tidak menghargai, tidak memuliakan Allah subhanahu wa taala. Ingat sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dalam hadis yang sahih. Jika salah seorang dari kalian berdiri melaksanakan salat, sesungguhnya dia sedang bermunajat.
(47:00) sedang berkomunikasi, berbisik-bisik dengan Allah Subhanahu wa taala, maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat bagaimana dia ketika berbisik-bisik atau bermunajat dengan Rabbnya, dengan Allah Subhanahu wa taala. Nah, barakallahu fikallah, Ustaz. Terima kasih atas nasihat dan jawabannya. Akan kami bacakan untuk pertanyaan terakhir dari Ruslan Mukhlis yang bertanya, “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ustaz.
(47:28) Sebagian rumah-rumah kita atau di masjid ada kaligrafi tulisan al-Fatihah dan lain sebagainya. Bagaimana hukum memajang kaligrafi Al-Qur’an tersebut dengan niat keindahan dan bukan niat penjagaan atau niat sebagai jimat. Syukran, Ustaz fikum. Pertanyaan sangat baik sekali dari beliau yang bertanya.
(47:54) Semoga Allah subhanahu wa taala senantiasa melimpahkan keberkahan dan rahmatnya serta taufiknya bagi beliau dan juga untuk kita semua. Ya, sudah ada penjelasan dari para ulama bahkan termasuk lajnada daimah ya komite ulama besar yang ada di Arab Saudi tentang masalah ini. Bahwa memanjang hal-hal yang seperti ini tidak dibolehkan dalam agama. Surah Al-Fatihah maupun ayat-ayat Al-Qur’an yang lain, ayat kursi maupun yang lainnya bukanlah diturunkan untuk sebagai pajangan atau sebagai hiasan.
(48:21) Justru ini menghinakan ayat-ayat tersebut ya. Kalau digunakan juga sebagai penjagaan, maka bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan syirik berlindung kepada selain Allah Subhanahu wa taala. Ayat Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca, untuk kita renungkan maknanya, kita ambil kandungannya yang indah, bukan diturunkan untuk hal-hal yang seperti ini ya.
(48:46) Apalagi seperti tadi untuk dipajang agar keindahan ini justru menghinakannya. Ayat-ayat Al-Qur’an tidak diturunkan untuk hal-hal yang seperti ini. Ya, jadi yang seperti ini hendaknya kita lepas dari rumah-rumah kita karena ini bukan memuliakan Al-Qur’an, tapi ini justru menghinakan Al-Qur’an.
(49:04) Sebagaimana ayat-ayat yang lain atau tulisan-tulisan hadis-hadis yang lain yang dipajang ini tidak diperbolehkan oleh para ulama kita untuk tujuan-tujuan seperti tadi hendaknya kita tinggalkan, kita lepaskan. Jangan kita lakukan lagi. Barakallahu fikum. Ya, tentu kita bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Barakallah fikum.
(49:22) Ini merupakan pertanyaan terakhir dari perjumpaan kita di kesempatan pagi hari ini. Semoga bermanfaat dan menjadi sebab kebaikan untuk dunia dan akhirat kita. Mohon maaf atas segala yang salah dan kurang. Kita akhiri shallallahu wasallam wabarak ala nabina Muhammadin wa ala alihi wasohbihi waman tabiahum bianin yaumiddin. Wa akiru dawanahamdulillahiabbil alamin. Subhanakallahum wabihamdika asadu alla ilahailla anta astagfiruka waubuik. Wasalamualaikum warahmatullah.
(49:48) wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Kami ucapkan jazakallahu khairan. Wabarakallahu fikum. Terima kasih banyak kepada Ustaz Abdullah Taslim, MA hafidahullahu taala dan timnya yang telah meluangkan waktunya dan berkenan untuk membantu terselenggaranya kajian di kesempatan pagi hari ini dari pembahasan kitab Al-Fawaid.
(50:19) Semoga Allah subhanahu wa taala senantiasa melimpahkan rahmat, keberkahan, dan taufik serta kesehatan untuk ustaz sekeluarga dan timnya. Dan semoga kita bisa mengambil ilmu kembali di Kamis pagi yang akan datang. Tak lupa kami ucapkan barakallah fikum jazakumullahu khairan kepada sahabat Roja di mana pun Anda bisa menyimak siaran kami. Semoga pertemuan kita ini diberkahi Allah dan kita akan berjumpa kembali di lain kesempatan.
(50:46) Kami yang bertugas mohon pamit undur diri. Subhanakallahumma w bihamdika ashadu alla ilaha illa anta astagfiruka wa atubu ilaik. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Simak radio Ro Bogor 100.1 FM. Yeah.
Leave a Reply