Ustadz Ali Nur – Menuju Negeri Abadi

Gunakan Ctrl + F untuk mencari kata
Klik kata tersebut untuk menuju pada video YouTube

Para pendengar dan pemirsa Rodja TV dimanapun anda berada [Musik] TV yang telah kami hadirkan untuk Anda program acara kajian ilmiah secara langsung saluran dan kajian Islam Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah wassalatu Wassalamualaikum kaum muslimin dan muslimat para pemeran semoga dirahmati dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dimanapun anda berada Alhamdulillah pada kesempatan pagi hari ini kita masih diberikan nikmat sehat oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk kembali bersama-sama di dalam kajian Islam ilmiah selesai salam Semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam Insya Allah pada kesempatan pagi hari ini kita masih melanjutkan Tema kita berkaitan tentang menuju negeri Abadi yang insya Allah pada kesempatan pagi hari ini kita memasuki pembahasan berkaitan Apakah sirot itu Hakiki yang Insyaallah akan disampaikan oleh guru kita yaitu Al Ustadz Ali secara langsung dari Medan Sumatera Utara di akhir sesi nanti bagi Anda yang ingin bertanya seputar pembahasan pada kesempatan pagi hari ini anda dapat bertanya melalui Layanan Telepon di 021 823 6543 atau mulai pesan Whatsapp di 081989 6543 hotel islam kaum muslimin dan muslimat marilah kita sama-sama simak pemaparan materi kepada Ustadz Ali Nur Hafidz Allah kami persilahkan fayata father maskuroyosted Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam [Musik] menuju negeri Abadi di mana untuk pagi hari ini kita akan bahas tentang makna dari pada sirot itu Hakiki ataukah majazi Apakah Sirat itu memang dia suatu benda yang Hakiki ataukah itu memiliki makna yang lain bukan yang Hakiki [Musik] di kajian lalu kita telah bahas tentang makna daripada guru benar ini datang ke neraka atau ke neraka memiliki beberapa makna artinya ada beberapa pendapat di sini pertama yang dimaksud dengan yaitu semua manusia akan masuk ke neraka tidak ada diantara kalian kecuali pasti akan memasukinya artinya semua manusia akan masuk ke neraka kemudian yang keluar-keluar yang kelompok kedua menyatakan guru dengar di sini adalah ya melintas di atas sirot melintas di atas Titian artinya semua manusia akan melintas di atas Titian yang dia yang jatuh maka dia dikatakan masuk ke neraka yang sampai ke seberang maka dialah yang akan menjadi penghuni surga dengan kecepatan-kecepatan yang sudah kita Jelaskan ada yang kecepatannya Pak bagaikan kedipan mata ada yang kecepatannya bagaikan tiupan angin kencang ada yang kecepatannya bagaikan pacuan kuda sekencang ucap Kuda dipacu ada yang sekencang berlari ada yang berjalan ada yang jatuh bangun Ada yang berangkat dan seterusnya demi mencapai seberang namun yang rojih karena memang kedua-dua makna ini ada dalam dalil ada disebut kalam dalil maka disimpulkan bahwasanya makna daripada diantara semua kalian akan mendatanginya maksudnya urut itu ada dua makna pertama yaitu masuk ke dalam api neraka dan ini khusus untuk orang-orang yang tidak beriman kepada Allah orang-orang yang kafir orang-orang yang musyrik mereka akan mengikuti sesembahan mereka dan sesembahan mereka itu akan menggiring mereka masuk ke dalam api neraka Adapun Sisanya adalah orang-orang muahidin orang-orang muslim orang-orang yang beriman ya yang beriman dan mereka inilah yang disebutkan juga urut-urutnya artinya mereka yang mereka buruknya di sini mereka yang melintas di atas Titian ataupun di atas pertama masuk ke neraka yang kedua naik ke atas ataupun melintas di atas Titian sirad inilah makna yang paling tepat karena memang memang banyak hadis-hadis yang menunjukkan ini tidak bisa kita katakan Semuanya masuk neraka tidak juga bisa kita katakan semuanya pasti semuanya akan melintas di atas shirat tapi tidak tidak seperti itu Ya seperti yang telah kita Jelaskan di kajian-kajian yang lalu saya ulangi bahwasanya urutnya ada dua makna yaitu untuk orang-orang kafir urut yang dimaksud guru benar mendatangi neraka maksudnya mereka masuk neraka Adapun untuk orang-orang mukmin yang dimaksud tidak ada diantara kalian kecuali akan melintasinya yaitu orang-orang mukmin yang melintas ke melintas di atas pembicaraan terkait dengan Apakah syarat itu Hakiki atau tidak Apakah Sirat itu Hakiki ataukah tidak ataukah dia berupa hanyalah sebuah lafaz yang untuk pengungkapan sesuatu yang lain ungkapan satu lafaz untuk benda-benda yang lain bukan yang Hakiki atau bahasa kita majas ini kita bahas menurut as Safari ini yang dikatakan Sirat dari sisi bahasa yaitu jalan yang jelas diantaranya adalah ucapan jarir Amirul Mukminin itu berada di atas jalan yang lurus disaat orang-orang mulai menyimpang Sirat yang dimaksud disini adalah ambil berada di atas jalan yang lurus jalan yang jelas dan lurus adapun yang dimaksud dari sisi makna syar’i ya istilahi yaitu Jembatan yang membentang di atas neraka jahanam yang akan dilewati oleh orang yang dahulu sampai orang yang terakhir maksudnya tentunya kalau kita kaitkan dengan pembahasan kita yang lalu ya orang-orang mukmin yang sejak dari dahulu di awal-awal manusia sampai akhir manusia ini adalah jembatan antara surga dan nerakatuh beliau menjelaskan keyakinan beliau tentang Siroj itu apa beliau menjelaskan tentang Apa keyakinan beliau tentang Siroj yang disebutkan dalam hadis ingat ikhwasirat itu adalah sebuah istilah yang kita katakan bahwa istilah Apakah dia merupakan memang jembatan karena Sirat itu artinya jembatan Titian ataukah dia makna yang lain di sini menjelaskan tentang aqidahnya apa yang dia yakini tentang Siroj yang disebutkan dalam hadis-hadis kita wajib beriman dengan Sirat wahuwa jisrun ala jahanam yaitu sebuah jembatan yang terbentang di atas neraka jahanam yaitu apabila umat manusia sudah mulai meninggalkan Padang Mahsyar dan menuju tempat yang gelap sebelum jembatan jadi kalau kita alokasikan berarti ketika manusia itu dibangkitkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dari kuburannya mereka semua digirang di padang mahsyar Adapun kejadian-kejadian padang mahsyar sudah kita ceritakan yang sudah kita bacakan di pembahasan jauh sebelumnya Kemudian dari Padang Mahsyar ini umat manusia akan bergerak ke satu tempat dan tempat itu tempat yang sangat gelap udah Tempatnya sangat gelap kemudian setelah tempat gelap inilah manusia akan menuju ke Sirah Adapun orang-orang kafir dari tempat yang gelap ini dia akan mengikuti orang mengikuti sembahannya dan sesembahannya itu akan mengantarkan mereka kenaka jahanam karena memang tempatnya gelap Adapun orang-orang Mukmin ya dengan cahaya yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan maka mereka terus bergerak maju menuju Jembatan ini Saya ulangi dan tahanan yaitu apabila manusia mulai bergerak meninggalkan meninggalkan Padang Mahsyar menuju tempat yang gelap setelah itu baru mereka sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW Aisyah pernah mendengar ada orang yang bertanya kepada beliau kepada Rasulullah tentang Ya Rasulullah di saat sudah bertukar Bumi dan langit yang bukan Bumi dan langit sekarang ini terus manusia di mana Pada saat itu dimana manusia pada saat itu Kemudian beliau mengatakan home mereka berada di dzulmah di tempat yang gelapri sebelum Titian sebelum jembatan jembatan ini dimaksud yaitu Jembatan yang membentang di atas kemudian jadi di sini ikhwah rahimahullah dengan tegas mengatakan yang dikatakan dan itu dan itu Hakiki ya jembatan Bagaimana jembatannya Allah kita tidak bisa berbicara mengomentari jembatan ini kecuali yang ada dalilnya dari Quran dan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kita nggak bisa bicara tentang lebarnya panjang yang berada pada seterusnya Ya hanya yang disebutkan Rasulullah saja yang bisa kita kita ucapkan selebihnya kita katakan Allah yang jelas pada Jester ini adalah yang Hakiki dia adalah Hakiki bukan majassi bukan suatu lafaz yang melambangkan makna yang lain bahwasanya rahimahullah menjelaskan tentang beberapa pendapat beberapa kelompok tentang terkait dengan Apakah makna majazi ataukah makna Hakiki Sebelum kita lanjutkan begini yang dikatakan Akiki dan majazi seperti ini misalnya kalau kita berbicara tentang yang Hakiki misalnya kita katakan datang singa datang singa datang harimau ya kita akan datang singa maka siapapun yang pertama sekali mendengar ucapan ini langsung yang diasumsikan yang dia pahami adalah ya singa hewan buas maka kita katakan Dia adalah singa yang Hakiki karena kalimat ataupun lafaz ya lava singa untuk makna hewan buas yang sudah kita kenal Tetapi kalau kita katakan datang singa dan dia pun berkhotbah datang singa dan dia pun berkhotbah dan dia pun berpidato dengan berapi-api maka dalam masalah ini kita tidak bisa lagi mengartikan singa dalam makna yang Hakiki karena singa yang Hakiki Dalam makna yang Hakiki ya karena singa dalam makna yang Hakiki tidak mungkin bisa berpidato apalagi pakai berapi-api kalau dikatakan datang singa lantas dia menerkam nah ini kita masih mengartikan singa yang Hakiki tapi kalau kalimatnya datang singa kemudian dia berpidato dengan berapi-api maka kita tidak bisa lagi mengartikan singa dalam makna yang Hakiki kita harus mau tidak mau harus mengartikan Sehingga dalam makna majazi Dia adalah seorang pemberani jadi dia adalah kiasan untuk seorang pemberani Kenapa kita katakan begitu karena yang bisa berpidato adalah manusia apalagi sampai berapi-api itu yang dikatakan majazi dan Hakiki dan perlu kita ketahui bahwasanya kita tidak boleh menyatakan satu kalimat itu majazi kecuali kalau ada dalil kecuali kalau ada data yang menguatkan kecuali ada qorinah kecuali ada ada seperti kalimat yang kita sebutkan tadi ya Kalimat pertama saya katakan datang singa maka kita tidak boleh mengartikan singa di sini di mana yang majas yaitu seorang pemberani tidak bisa karena apa Karena tidak ada yang bisa memalingkannya dari makna Hakiki ke majasi nggak ada datanya tapi kalau kita katakan datang singa lantas dia berpidato dengan berapi-api maka dia berpidato dengan berapi-api ini ini merupakan dalil ini merupakan qorinah ini merupakan data bahwasanya singa yang dimaksud adalah seorang manusia yang pemberani tapi tanpa ada keterangan ini maka kita tidak boleh mengartikan lafaz manapun dalam lafaz yang majas jadi pada asalnya lafaz itu dalam pembicaraan itu yang Hakiki bukan majas rahimanya Allah sekarang kita kembali kepada kemudian begini itu sesuatu yang ada di sekitar kita ya itu sesuatu yang ada di sekitar kita yang kita bisa lihat kita bisa pahami ya dengan pikiran kita langsung apa yang kita lihat apa yang kita dengar apa yang kita rasa dan seterusnya namun di situ ada perkara-perkara yang gaib ya perkara-perkara yang gaib ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berbicara tentang ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berbicara tentang alam barzah berbicara tentang azab kubur berbicara dengan hari kebangkitan berbicara dengan padang mahsyar berbicara tentang Siroj berbicara tentang surga dan neraka dan berbicara tentang Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka kita wajib mengartikannya dengan Hakiki dengan catatan selama tidak ada yang apa namanya yang tidak ada qorinah yang memalingkan dia dari makna Hakiki dan pemalingan makna Hakiki ke majassi mengartikan lafaz ke majas dalam masalah-masalah gaib ini lebih rumit lebih ketat ketimbang masalah-masalah yang bisa kita Nalar semasa kita di dunia seperti yang singa tadi ini satu hal yang mudah kita Nalar ya ini satu hal yang mudah kita Nalar dimana ketika kita katakan datang singa kemudian dia berpidato dengan berapi-api kita pernah lihat singa kita tahu juga itu makna pidato Bagaimana apalagi pidato yang berapi-api kita bisa memahami dan ini nggak mungkin ada pada singa ini pasti ada pada manusia pasti maksudnya singa ini adalah adalah manusia yang pemberani tapi ketika bicara dalil bicara tentang masalah Alquran dalil bicara masalah hadis dan bicara masalah akhirat bicara masalah-masalah gaib maka kita tidak bisa mengartikan secara majas bicara tentang Allah maka kita nggak bisa berbicara tentang masalah majas sih kecuali ada dalil yang sangat jelas termasuk juga Berbicara masalah ini Hakiki ataukah majazi kalau yang Hakiki jelas kalau kita lihat dari sisi bahasa dan kalau kita lihat dari hadis-hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang telah kita bacakan bahwasanya Yasir memang jembatan yang membentang di atas neraka jahanam terus Apakah dia punya makna yang majas Sebenarnya dia bukan jembatan tapi ada makna yang lain inilah yang akan dibahas pada pertemuan kali ini apakah Siroj yang dimaksud dalam hadisnya yang telah kita sebutkan di kajian-kajian yang lalu Apakah maknanya maknanya majazi ataukah yang benar ya menetapkan bahwasanya yang dimaksud kalimat Sirat di dinas-nas di Quran dan disunah rasul Dalam Hadis Rasulullah adalah apa namanya disebutkan orang-orang Yang berpegang dengan kebenaran mereka menetapkan bahwasanya sepakat para ulama menetapkan adanya Siroj seluruh para ulama sepakat akan ditetapkannya adanya Siroj nanti di hari akhirat walaupun hanya saja Ahlul Haq mereka-mereka yang berpegangan hak yang hak itu menetapkan bahwasanya Zahir daripada yang Hakiki yaitu berupa jembatan yaitu Titi yang membentang di atas neraka jahanam jadi secara umum secara umum kaum muslimin sepakat itu ada tapi Apa makna daripada Ahlul Haq menyatakan dengan tegas bahwasanya adalah Jembatan yang membentang di atas neraka jahanam tidak ada makna lain adalah makna yang Hakiki kemudian di mana Jembatan ini ataupun Siroj ini Ahad dominan dia lebih tajam daripada pedang dan lebih halus daripada rambut dari mana sifat ini disebutkan membentang di atas neraka jahannam kemudian Siroj ini lebih tajam daripada pedang lebih halus daripada daripada rambut ini dari mana sifat ini kita katakan ikhwah Ya hadis yang menyebutkan Bukan Kita Yang mengada-ngada bukan kita yang mengada-ngada yang mengatakan Siroj itu membentang di atas neraka jahanam Rasulullah SAW seperti yang telah kita sebutkan yang menyatakan bahwasanya Siroj itu lebih tajam daripada daripada Pedang Rasulullah yang Sebutkan yang mengatakan bahwasanya itu lebih halus dibandingkan rambut rasulullah yang menyebutkan Jadi bukan mengada-ngada kita di sini Kita sesuaikan saja dengan apa yang disebutkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan kita beriman dengan itu tapi ya sayangnya ya Sayangnya kok di Abdul Jabbar yang bermazhab mu’tazilah mengingkari hari ini mengingkari makna zhahir daripada makna yang Hakiki daripada kalimat Sirat ini Abdul Jabbar yang muktazilah ini ya banyak pengikutnya mengingkari hal ini dengan alasan nggak mungkin Bagaimana mungkin jembatan yang lebih tajam daripada pedang lebih halus daripada rambut kemudian dia itu di TV apa namanya di uburi hati-hati Gimana caranya melewati Apalagi apalagi yang dalam hadis Sebutkan ada yang berjalan ada yang berlari ada yang kenceng bagaikan kencangnya Kuda ada yang kencangnya kencang ada yang kencangnya itu bagaikan kedip mata Terus kalau orang yang di depannya itu lambat yang kencang di belakang Ini gimana sementara sirupnya itu sangat tipis bagaikan bagaikan pedang terus gimana apa dia bisa nyalip atau lompat begitulah menggunakan akar ingat tadi telah kita sebutkan kita sekarang bicara masalah gaib bukan masalah yang ada di depan mata kita kalau yang singa datang singa lantas dia berpidato itu sesuatu yang bisa kita pahami kita tahu Singa itu apa kita tahu pidato itu apa tapi Ini masalahnya masalah gaib Oleh karena itu orang-orang morotazilah pengikut-pengikut kalau di Abdul Jabbar mengatakan Oh nggak mungkin ini gimana mungkin Bagaimana mungkin ada jembatan yang lebih tajam dibandingkan pedang lebih halus dibandingkan dibandingkan rambut untuk dilalui Ya jelas nggak bisa dilalui demikian dia pasti jatuh takkan mungkin sampai ke sampai ke sebelah Ya tapi ini kita bicara masalah gaib bukan masalah akal pikiran kita satu hal yang perlu saya ingatkan ada perkara-perkara dalam masalah di agama kita ini perkara-perkara itu dimana perkara itu belum bisa kita Nalar belum bisa masuk ke akal kita tapi ingat ketika satu perkara nggak bisa kita Nalar nggak bisa masuk akal kita jangan katakan perkara itu mustahil Jangan katakan perkata Ustaz mustahil Nanti nggak akan mungkin terjadi itu artinya ya ketika kita tidak bisa menawarkannya menalarnya ketika kita tidak bisa memahaminya Jangan katakan perkara itu perkara mustahil jika memang ada dalil yang kuat dalil yang autentik yang shahih dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam jangankan masalah ilmu dunia saja ilmu dunia saja Misalnya nih kita buat soal diferensial kita buat soal matematika masalah limit atau masalah akar lah atau masalah sinus cosinus tangen udah soal ini coba berikan kepada anak TK masuk akal dia nggak untuk menyelesaikan Matematika itu soal itu kita katakan tidak masuk akal dia dia bingung apa ini kok bentuknya Ada bentuk-bentuk ular ada bentuk-bentuk rumah berbentuk rumah ini apa bu guru ini soal apa soal matematika ah gimana cara menyelesaikannya nggak masuk akal kita nggak masuk akal mereka Maksudnya nggak masuk akal murid-murid yang masih di TK tapi bagi yang sudah yang sudah tapi kalau yang sudah masuk di perguruan tinggi ini satu hal yang masuk akan demikian jadi ini perkara yang masuk akal di sebagian dan tak masuk akal di sebagian yang lain kita pengguna handphone kita pengguna handphone bagi orang-orang apa namanya bagi mereka-mereka yang apa namanya yang cara kerja handphone ini bagi mereka masuk akal kita para user para orang orang-orang menggunakan gimana ya Kok bisa gambar orang sana masuk kemari kita bisa melihat kita bisa melihat video di sana kita bisa gambar disana bisa kita lihat di sini itu gimana caranya nggak masuk akal kita tapi bagi teknologi itu masuk akal mereka mereka punya rumusnya mereka tahu kaidah-kaidah formulanya sehingga Buktinya ini bisa terwujud 30 tahun yang lalu ini satu hal yang yang nggak masuk akal kita 30 tahun yang lalu orang berkomunikasi Masih pada masih pakai kabel Telepon Kabel sekarang sudah bisa dibawa kemana-mana 30 tahun yang lalu belum ada yang namanya bluetooth 30 tahun yang lalu belum ada yang namanya wi-fi tapi bagi technocard mereka sudah punya rumusan-rumusannya ini satu hal yang mungkin untuk diwujudkan baru belakangan lah terwujud demikian Apalagi kita bicara masalah akhirat masalah gaib manapun nggak akan bisa nggak akan bisa membuktikannya Kenapa karena belum masuk akal mereka tapi ingat belum masuk akal bukan berarti mustahil seperti ini kita bicara masalah ketika Rasulullah SAW mengatakan surat itu merupakan jembatan jembatannya itu merupakan jembatan yang sifatnya lebih tajam dibandingkan pedang dan lebih halus dibandingkan dibandingkan rambut terus kalau akal kita yang sekarang mengatakan terus gimana menitinya ya jatuh Ini masalah ya Ini masalah gaib kita beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Allah mengatakan ada yang menitinya secepat angin ada itu pasti bagi Allah subhanahu wa ta’ala untuk bisa mewujudkannya baik jadi para mu’tazili yang muktazilah yang memang lebih mengutamakan akal ketimbang iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala iman kepada dalil mereka mengatakan Enggak mungkin Ini ada ini pasti maknanya yang lain ini pasti makna yang lain [Musik] kalaupun memungkinkan sama saja dan mengazab masa orang mukmin di azab karena orang mukmin kan harus menitisi ya kalau di kalau dia meneliti dia mengazab mereka Artinya mereka pasti akan luka bahkan mungkin terbelah dua karena ada hukumnya apa namanya dibandingkan pedang kalaupun memungkinkan untuk untuk dititi itu sama artinya sedang diazab dan Allah tidak akan mengazab orang-orang mukmin dan orang-orang Soleh di hari kiamat inilah logika orang muktazilah kata mereka yang dimaksud dari shirat itu adalah ya jalan yang menuju kepada surganya Allah Subhanahu Wa Ta’ala kemudian [Musik] Allah akan memberi petunjuk kepada mereka dan akan memperbaiki urusan dan kondisi mereka Muhammad ayat 5 bagi mereka bagi orang muktazilah bukan jembatan tapi jalur yang menuju surga dan jalur yang menuju neraka jalur yang menuju surga ini khusus ditempuh oleh orang-orang yang Mukmin orang-orang sholeh Adapun jalur yang menuju Neraka adalah jalur yang ditempuh oleh orang-orang kafir dan orang-orang yang Durjana dasar mereka yaitu seorang Muhammad saya akan menunjukkan mereka ke mana jalur ke surga dan untuk yang neraka Allah katakan mereka jalan ke neraka sesaat ayat 23 itulah dasar yang digunakan oleh mu’tazilah yang mengingkari adanya shirat diantara orang-orang muktazilah ini ada yang mengartikan Sirat itu merupakan dalil-dalil yang jelas yang boleh dan amalan-amalan buruk yang nanti di hari kiamat akan dipertanyakan dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mereka akan diazab dengan itu Jadi mereka katakan adalah yaitu yaitu menunjukkan dalil ataupun menunjukkan apa namanya petunjuk-petunjuk yang mubah yang jelas pemikir dan aman-aman amalan yang yang rendah dimana Nanti itu akan dijadikan sebagai alasan untuk mempertanggungjawab terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai bukti akan dijadikan sebagai bukti untuk menyiksa mereka untuk menghukum mereka jadi yang disebut dengan mereka adalah itu dalil yang jelas ataupun amal-amalan yang buruk walaupun semua pernyataan ini Baik Sirat yang diartikan jalur menuju neraka dan jalur menuju surga maupun syarat yang diartikan dalil-dalil ataupun petunjuk yang jelas dan amal-amalan yang buruk ini semua makna-makna yang batil dan khurafat karena kita sebagai seorang muslim wajib untuk mengartikan lafaz wajib untuk mengartikan Nas dan Dalil sesuai dengan yang hakikatnya yang Hakiki seperti yang tadi kita katakan bahwasanya ya bahwasanya kita tidak boleh mengartikan satu lafaz ke makna yang majazi apabila mungkin untuk diartikan yang Hakiki Dan tidaklah mengarungi tidaklah melewati jembatan satu perkara jadi berjalan di atas Siroj di atas Titian seperti ini tidaklah berjalan di atas di atas Titian yang kita katakan tadi lebih tajam dibandingkan pedang lebih halus dibandingkan rambut tidaklah meniti Titian seperti ini jembatan seperti ini apa namanya sesuatu yang lebih mengherankan ketimbang yang bisa jalan di air atau burung yang yang bisa terbang di Hawa kalau kita katakan bahwa meniti di atas suatu hal yang mustahil Maka kalau kita katakan mustahil kah manusia berjalan di atas air ketika dia pakai alat nggak ada yang mustahil demikian sebagaimana tidak mustahilnya ada benda yang bisa terbang seperti burung jadi apa sulitnya untuk memahami untuk memahami meniti sirup dengan makna yang Hakiki nggak ada yang mustahil toh manusia bisa jalan di atas air kapal yang begitu bersih akal kita kan nggak ada nggak masuk akal bagi mereka buktinya ada pesawat bisa terbang apa yang susah apa yang menjadi apa yang menjadi penghalang bagi kita untuk mengartikan itu sebagaimana yang Hakiki jadi tidak ada satu hal yang bisa yang memberatkan kita yang menghalangi pikiran kita untuk mengartikannya sebagaimana yang Hakiki demikian jadi kita memang harus mengartikannya sebagaimana yang disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis-hadisnya yaitu sebuah jembatan yang membentang di atas neraka jahanam dimana makhluk-makhluk akan melintas di atas jembatan ini dalam melintas jembatan ini manusia-manusia itu memiliki cara yang berbeda-beda seperti yang kita katakan tadi sebagaimana yang disebutkan dalam hadis rasulullah shallallahu alaihi wasallam ada yang sangat cepat bagaikan kedipan mata ada yang sangat yang ada yang bagaikan angin yang sangat kencang ada kecepatannya bagaikan pacuan kuda ada kecepatan bagaikan orang yang berlari kencang ada yang berjalan ada yang merangka ada yang terkadang tergantung kemudian dia balik lagi demikian ada yang satu tangan tangannya satu lagi Sudah sudah tergantung begitu ikhwah itulah masing-masing orang melintasnya dengan caranya yang berbeda-beda sesuai dengan sesuai dengan amalan dia semasa dia di dunia itulah dia bantahan terhadap orang-orang muktazilah kita lanjutkan mazhab mazhab al-qa’ilina Bima jaziyati kemudian Imam qurthubi menyebutkan tentang pendapat orang-orang yang mengatakan Sirat itu makna majazi l musarah hati mustaro hati dan yang yang mentakwilnas yang sangat jelas di sini imam al-qurthubi dan tafsirnya menyebutkan mencantumkan pendapat orang-orang yang mengatakan orang-orang yang yang jelas mentaawil makna Nash yang sudah sangat jelas apa kata beliau sebagian mereka sebagian orang-orang yang mengomentari hadis-hadis tentang sifat daripada Siroj yang mengatakan bahwasanya Siroj itu lebih tajam dibandingkan pedang lebih halus dibandingkan rambut yaitu yang dimaksud dengan lebih tajam dibandingkan pedang yaitu kembali kepada sulit dan tidaknya ya sulit dan tidaknya terkait dengan amalan ketaatan yang dilakukan oleh seseorang sehingga tidak ada yang mengetahui batasannya kecuali hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala Kenapa sangat halusnya sangat samarnya sebagaimana kebiasaan orang-orang Arab yang mengatakan menamakan sesuatu yang gak jelas itu dengan kalimat dakir halus tuh nggak jelas sehingga diberilah percontohnya diungkapkan dengan perkataan bintik ketisar yaitu sehalus rambut ini termasuk dalam masalah bab Pernyataan ini termasuk dalam dalam pembahasan ini artinya begini yang disebut dengan yang disebut dengan lebih halus dibandingkan apa tadi rambut ya bukan artinya jembatan itu lebih halus dibandingkan rambut Tapi maksudnya adalah orang-orang mengatakan sesuatu yang samar itu ya sesuatu yang sama yang yang tidak jelas disebut dengan detik halus masalah halus bukan benda yang halus jadi jadi masalahnya karena ini masalah yang halus hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang tahu seberapa besar seberapa lebar daripada ini maka hingga dikatakanlah dia sehalus rambut dikarenakan apa dikatakan Masalah ini tidak diketahui lebarnya kecuali hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala apa namanya lebar jembatan tersebut kecuali hanya Allah subhanahu wa ta’ala dan lebar sempitnya itu terkait dengan seberapa banyak amalan kebaikan seseorang jadi mudahnya dia lewat ya mudahnya dia lewat itu terkait dengan dengan aman kebaikannya jadi di sini bukan makna yang Hakiki makna majazi jadi bukan dia tipis nggak tapi ya Sebenarnya dia lebar tapi orang yang melintas itu mudah ya dan tidaknya terkait dengan dengan amalannya itu yang pertama jadi diingkari disini makna daripada yang yang Dekik yaitu yang lebih halus dibandingkan rambut kemudian makna yang kedua bahwasanya maknanya makna daripada lebih tajam dibandingkan pedang adalah perintah Allah Subhanahu Wa Ta’Ala kepada malaikat untuk melewatkan untuk melintaskan untuk melintaskan umat manusia di atas Sirat ya di atas Siroj artinya tajamnya ini bukan sirojnya tapi bagaimana cepatnya para malaikat Bagaimana cepatnya malaikat melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan itu bagaikan ini sebagaimana seorang yang memegang memegang pedang kemudian Dengan kekuatannya dia menebaskan pedang tersebut begitulah cepatnya begitulah cepatnya tidak akan ada yang bisa menolak setiap ada yang menghalangi maka dia akan tertebas begitulah dia ya jadi di sini bukan di sini lebih tajam dibandingkan bukan terkait dengan siratnya tapi terkait dengan bagaimana para malaikat dengan sangat cepat dengan sangat cepat bagaikan keterbatasan pedang ya dalam melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu satu mana yang pertama kata mereka jadi di sini para mutakallimin menyebutkan makna yang pertama makna majas artinya kalau dikatakan lebih halus dibandingkan rambut artinya bukan dikarenakan sehalus rambut lebih harus serabut tapi menunjukkan saking samarnya masalah ini nggak jelas yang kedua dikatakan makna daripada lebih tajam dibandingkan pedang maknanya adalah Bagaimana cepatnya malaikat melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dalam melintaskan manusia di atas atau maknanya jadi ini orang mutakallim yang berbicara mengomentari mana pertama seperti yang kita katakan tadi atau maknanya adalah memang yang dikatakan lebih tajam dan lebih halus dibandingkan rambut itu adalah memang silat itu sendiri memang siratnya lebih tajam dan lebih lebih harus dibandingkan rambut kemudian [Musik] malaikat itu berdiri di samping kanan samping kirinya Di sana juga ada cantolan-cantolan para ganti terus kalau seandainya maksud mereka begini kalau seandainya itu lebih tajam dibandingkan pedang dan lebih halus dibandingkan dibandingkan rambut terus hadis yang menyebutkan malaikat berdiri di samping ke samping kanan kemudian di sana juga ada pengait-pengaid itu letaknya di mana begitu letaknya di mana kemudian seperti itu ya pasti setiap orang yang melintas pasti jatuh pasti jatuh pasti tersungkur karena sangat halus diantara mereka ada yang terpeleset cuma Kemudian Kemudian ada dalam hadis juga disebutkan diantara mereka melintas itu ada yang terpeleset kemudian kembali berdiri juga disebutkan dalam hadis bahwasanya yang melintasi itu ada yang diberi cahaya sebesar cahaya mau dikode ada diberi cahaya sebesar jempol kedua kakinya menunjukkan ini menunjukkan bahwasanya mereka yang melintas itu ada tempat yang tempat yang bisa mereka injak kakinya ngerti maksudnya Jadi mereka katakan nggak mungkin nggak mungkin Sirat itu setajam pedang dan lebih halus dibandingkan rambut kenapa pertama Karena ada hadis mengatakan di sisi kanan sisi kiri ada malaikat ada hadis yang mengatakan bahwasanya di situ ada gancu-gacu yang akan mengkait orang-orang yang akan masuk ke neraka disana ada orang-orang yang melintas orang-orang yang melintas ini ya ada yang diberi diberi cahaya sedih di ibu jari kedua kakinya kemudian ada yang terpeleset dan ada yang yang kembali bangkit yang seperti ini nggak mungkin bisa diinformasi seperti ini nggak mungkin berada di atas yang sangat tipis sangat tajam sangat halus dibandingkan dibandingkan apa namanya dibandingkan rambut kadang mereka Mana mungkin yang bisa kita pahami dari hadis-hadis Ini kata mereka yaitu menunjukkan bahwasanya berarti memang ada tempat untuk menapakkan kaki di sana kalau dia setajam pedang Gimana cara menampakkan kaki belum ditampakkan sudah akan tersungkur Kenapa nggak bisa dia jalan di sana itu logika mereka mungkin bisa ini ada karena mungkin ini semua ada di atas logikanya orang-orang muktazilah itulah logikanya orang-orang yang mengatakan bahwasanya mengingkari adanya makna yang Hakiki ya tentang makna daripada ashirah jadi kata mereka tidak mungkin kita artikan ke mana yang Hakiki ini harus diartikan ke mana yang menjadi Dan ini semua tertolak ikhwah ini semua tertolak tidak bisa kita takwil ke makna majas karena ini adalah makna-makna yang gaib dan juga sebenarnya kalau kita amati dengan cerdas dan bukan satu hal yang mustahil juga kalau kita meyakini makna ini makna yang Hakiki demikian ikhwah rahimahullah Lantas bagaimana kemudian Imam qurtubi membantah ucapan mereka semua ini membantah pemikiran dan pendapat mereka ini yang mengetahui rahimahullah membantah pendapat ini semua [Tertawa] yang disebutkan yang mereka sebut-sebutkan ini di atas tadi itu sebagaimana yang telah kita sebutkan dalam hadis-hadis Rasulullah Wasallam dan kita wajib mengimaninya Allah yang Maha berpuasa mampu untuk menahan burung yang bisa terbang di langit Apa susahnya bagi Allah untuk menahan orang mukmin bisa melintas di atas beliau bisa membuat dia berlari di sana dan Allah bisa membuat mereka itu bisa berjalan di atasnya Apa susahnya sedangkan burung saja bisa terbang itu Allah karena kekuasaan Allah Apa susahnya Allah menahan orang mukmin sehingga dia sehingga dia bisa berlari ataupun berjalan di atas yang Walaupun dia itu lebih halus dibandingkan dibandingkan rambut kita tidak boleh mengartikan ini kemana majas jika memang makna Hakiki itu masih memungkinkan tidak ada mustahil dalam masalah ini karena apa hadisnya sangat jelas wabian juga pendapat Hakiki seperti ini makna Hakiki itu juga dinukil dari para ulama-ulama kita Yang Yang Adil yang sudah jelas para ilmuwan Memang barang siapa yang Allah berikan dia cahaya tak akan mendapatkan cahaya Imam al-qurthubi dengan sangat gamblang membantah orang-orang yang mengatakan bahwasanya Siroj itu yang membentang di atas neraka jahanam yang sifatnya lebih tajam dibandingkan pedang dan lebih halus dibandingkan dibandingkan rambut adalah makna yang Hakiki bukan makna majazi dan terlalu banyak hadis-hadis yang menyebutkan tentang sifat Sirat ini ya Sehingga nggak mungkin kita bisa mengartikan kemana aja sih kita hanya bisa mengartikan ke makna yang Hakiki apalagi kalau kita Artikan dengan makna yang Hakiki itu bukanlah satu hal yang mustahil bisa dilakukan bisa diartikan dengan makna yang Hakiki demikian ikhwah rahimahullah kesimpulannya bahwasanya Siroj itu adalah jembatan yang Allah bentangkan di atas neraka jahanam ya yang sifatnya lebih halus dibandingkan rambut dan lebih tajam dibandingkan pedang dan dia licin dan menggelincirkan ada yang berjalan berjalan di atasnya ya yang melewatinya adalah orang-orang mukmin ada yang berlari ada yang kencang ya ada yang merangka ada yang tergantung-gantung dan seterusnya dan di sana ada duri-duri yang siap untuk mengait orang-orang yang memang bakal menjadi penduduk neraka jahanam dan itu semua Hakiki bukan majas Jadi sebenarnya intinya itu saja hanya kita ingin membantah orang-orang yang mengatakan itu maknanya adalah makna majas pagi hari ini itu sajalah ya kita tidak buka tanya jawab karena memang waktu kita sangat terbatas Semoga apa yang kita bahas bermanfaat ya menambah wawasan kita dan ingat ikhwah kita wajib mengimani hadis-hadis yang jelas hadis-hadis yang Saleh nas-nas yang jelas dalam masalah-masalah seperti ini wajib kita Artikan secara hakiki kecuali jika memang mustahil jika mustahil dan mustahil ini Tentunya tidak mudah kita katakan mustahil jadi lebih banyak para ulama menyebutkan masalah ini adalah masalah yang Hakiki demikian dan masa apalagi masalah gaib sudah kita imani saja kita baca kita dengar dan kita beriman dan kita maknai dengan Hakiki kalau belum masuk ke Nalar kita akal kita maka yakini saja ingat belum masuk ke Nalar kita belum bisa terima akal kita bukan berarti perkara tersebut perkara yang mustahil itu hanya belum masuk akal kita tapi dia belum bukan mustahil dan Masalahnya banyak sekali yang sering kita singgung dalam masalah perjalanan ke setelah kematian banyak sekali masalah-masa seperti ini yang nggak masuk akal kita tapi dia tidak mustahil demikian kita hanya belum melihat yang hakikinya kalau kita sudah melihat maka kita akan kata-kataku begini Ya seperti yang saya sebutkan tadi ketika kita memberi soal yang soal anak kuliah di bangku kuliah kita berikan anak TK gak masuk akal mereka tapi bukan mustahil kita hanya belum melihat langsung dari mulai masalah barzah hari kebangkitan kita belum alami makanya belum masuk akal kita tapi kalau sudah mengalami kita akan katakan Oh begini toh rupanya makanya sekali lagi kita tidak boleh mengartikan satu lafaz itu ke makna yang yang majas sih kecuali jika ada dalil-dalil dan data yang jelas dari Quran dan sunnah Rasulullah SAW demikian para pemirsa semoga bermanfaat semoga bermanfaat ya semoga mendapat wawasan dan meningkatkan keimanan kita tentang perkara akhirat demikian saya undur diri [Musik] Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Syukron dzakumullah Khairan wabarakallah atas nasehat-nasehat dan tabahan ilmu yang diberikan pada kesempatan pagi hari ini semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan kesehatan dan perlindungan untuk Ustad beserta keluarga dan kami mohon maaf untuk pertanyaan-pertanyaan sudah masuk belum dapat kami bacakan karena keterbatasan waktu kami ucapkan Syukron jazakumullah Khairan bagi Anda yang sudah menyimak kajian pada kesempatan pagi hari ini kami undur diri mohon maaf apabila ada kesalahan Subhanallah menghentikan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kajian

pada

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *