Video Ceramah Singkat: Selamat Bercanda – Ustadz Firanda Andirja, MA.

Video Ceramah Singkat: Selamat Bercanda – Ustadz Firanda Andirja, MA.

Contoh Perhatian Para Ulama Terhadap Waktu
Materi 54 – Makna Tawadhu’
Saudaraku, Jagalah Keluarga Kita dari Api Neraka
Tulisan tentang “Selamat Bercanda” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA. Hafidzahullahu Ta’ala.

Selamat Bercanda!

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحَمْدُ لله وَالصَّـلَاةُ وَالسَّـلَامُ عَلى رَسُوْلِ للهِ

Seorang muslim boleh bercanda sebagaimana Nabi Shollalahu ‘alaihi wasallam juga beliau terkadang bercanda, bahkan seorang sahabat berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:

قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ تُدَاعِبُنَا

قَالَ: نَعَمْ غَيْرَ إِنِّي لَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا

“Wahai Rasulullah, Sesungguhnya engkau mencandai kami, kemudian Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Benar aku mencandai kalian, akan tetapi aku tidak pernah berkata kecuali yang benar.” (HR. Tirmizi no.1913)

Oleh karenanya diriwayatkan bagaimana nabi shollallahu ‘alaihi wasallam terkadang mencandai para sahabatnya. Suatu saat ada seorang sahabat mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam kemudian berkata:

يَا رَسُوْلُ لله: إحْمِلْنِي, فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: أَنَا حَامِلُكَ عَلَى وَلَدِ نَاقَةٍ

قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا أَصْنَعُ بِوَلَدِ نَاقَةٍ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَهَلْ تَلِدُ الْإِبِلَ إِلَّا النُّوقُ

“Ya Rasulallah shollallahu ‘alaihi wasalam, naikkan aku diatas tunggangan”, jadi dia minta agar dia diletakan/dinaikkan di atas tunggangan, maka kata Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Kami akan mengangkat/ menunggangkan engkau diatas anak onta”. Maka sahabat ini tatkala mendengar dia akan dinaikkan di atas anak onta maka dia terbayang dia akan naik di atas onta yang kecil kemudian melakukan perjalanan di atas onta yang kecil. Maka dia protes kepada Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam:  ” Wahai Rasulullah, Apa yang harus aku lakukan dengan Anak onta ini? bagaimana dia bisa membawaku?”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan dan dia ternyata sedang bercanda dia mengatakan: “Bukankah setiap onta itu dilahirkan?” (HR. Imam Ahmad no.13817, Abu Daud, no. 4998 dan At-Tirmizi, no.1991)

Setiap onta kalau sudah besar pun tetap masih jadi anak ibunya. Ini canda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam. Demikian juga suatu hari ada seorang wanita mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam kemudian dia berkata: “Ya Rasulullah:

يَا رَسُوْلَ اللهِ ! اُدْعُ اللهَ أَنْ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ .فَقَالَ : ” ياَ أُمَّ فُلاَن ! إِنَّ الجَنَّةَ لاَ تَدْخُلُهَا عَجُوْزٌ ” . قَالَ : فَوَلَّتْ تَبْكِي . فَقَالَ : “أَخْبِرُوْهَا أَنَّهَا لاَ تَدْخُلُهَا وَ هِيَ عَجُوْزٌ ، إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْل

إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (35) فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (36) عُرُبًا أَتْرَابًا (37)

“Ya Rasulullah! Doakanlah kepadaku agar aku dimasukkan ke dalam surga oleh Allah Subhanahu wata’ala”. Maka Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Wahai si Fulanah sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki oleh orang yang sudah tua”.  Wanita tua ini pun balik bersedih, maka rasulullah shollalahu ‘alaihi wasallam jelaskan ternyata dia bersedih, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Sesungguhnya Surga itu dimasuki oleh orang yang muda kalau sudah tua akan dijadikan muda oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada orang tua di surga”. (HR. Tirmizi, no. 205)

Ini termasuk canda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam, dari sini kita mengetahui bahwasanya ada adab-adab dalam bercanda. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bukanlah seorang yang selalu serius tetapi beliau orang yang mudah bergaul, beliau mudah senyum. Oleh karenanya Jarir bin Abdillah rodhiyallah ta’ala anhu pernah berkata:

مَا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسلَمْتُ إِلَّا تَبَّسَم فِي وَجْهِي

“Tidaklah Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam melihatku kecuali dia tersenyum (tertawa) dihadapan wajahku (HR. Bukhari, no. 250)

Ini menunjukkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam orangnya periang, suka tersenyum dihadapan para sahabatnya dan terkadang beliau bercanda. Namun disana ada adab-adab dalam bercanda:

Pertama: Jangan jadikan candaan itu adalah kegiatan kita sehari-hari sebagai hukum asal.

Artinya seorang tidaklah kita ketemu dengan dia kecuali kita bercanda, ini tidak benar! Bercanda bukan hukum asal, hukum asalnya seorang serius. Seorang muslim harus serius dalam pekerjaannya, serius dalam aktivitasnya agar dia meraih keberhasilan. Namun bukan berarti dia harus serius terus menerus, Tidak! Dia butuh bercanda, bercanda untuk meregangkan otot-ototnya, bercanda untuk menghilangkan kepenatan yang dia rasakan, bercanda untuk menghilangkan kebosanan dan bercanda untuk mengembalikan lagi semangat aktivitas dia. Oleh karenanya bukanlah kemudian bercanda terus menerus karena kalau bercanda terus menerus dan berlebih-lebihan dan semua yang berlebih-lebihan itu tidak baik. Maka seseorang terkadang akan keras hatinya karena terlalu sering tertawa, terlalu sering bercanda, seriusnya kurang. Ini yang pertama.

Kedua: Adab dalam bercanda adalah seorang tidak boleh berdusta, tidak boleh berbohong.

Sebagaimana tadi candaan Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bahkan ada larangan keras dalam hal ini kata Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa Sallam dalam suatu hadits:

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Celaka! bagi orang yang menyampaikan suatu pembicaraan (Dusta) agar membuat suatu kaum tertawa. Celaka Dia! Celaka Dia!. (HR. Abu Daud, no.4990)

Lihatlah dalam hadist ini rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengatakan celaka sebanyak 3 kali kepada orang yang sengaja berdusta dalam rangka untuk membuat orang-orang tertawa. Ini tidak boleh! canda dengan dusta memang terkadang menggelikan, tetapi kalau itu adalah dusta maka ini tercela di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebaliknya syariat memberi semangat bagi orang-orang agar tatkala bercanda tidak berdusta kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا

“Aku menjamin istana di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan dusta meskipun dalam kondisi bercanda. (HR. Abu Daud, no.4800)

Maka tidak boleh seorang bercanda dengan dusta. Kemudian juga diantara adab dalam bercanda:

Ketiga: Seorang tidak boleh bercanda dengan menakut-nakuti saudaranya

Dalam suatu hadist Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengatakan:

لاَ يَأْخُذَنَّ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ أَخِيهِ لاَعِبًا وَلاَ جَادًّا

“Tidak boleh salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya dalam kondisi bercanda atau serius”. (HR. Abu Daud)

Tidak boleh! jadi ada orang mungkin kita ambil hp-nya, kita ambil barangnya kemudian dia akhirnya bingung cari sana cari sini kita tertawa melihat dia kebingungan, kita tertawa tatkala melihat dia bingung mencari dimana barangnya yang hilang. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam melarang akan hal ini. Bahkan dalam candaan tidak boleh kita menyakiti hati orang lain apalagi sampai menakut-nakuti hati orang lain. Dalam suatu hadits juga disebutkan tatkala para sahabat sedang berjalan bersama dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ada seorang sahabat yang tidur tatkala itu, kemudian datanglah seorang sahabat yang lain, dia pun mengambil ada tali yang dimiliki oleh sahabat yang sedang tidur tersebut, maka dia pun mengambil tali tersebut dengan ditarik tali tersebut dari sahabat yang sedang tidur tersebut maka dia pun kaget. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pun menegur sahabat tadi dengan mengatakan:

لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain. (HR. Abu Daud, no.5004)

Orang ini sedang bercanda temannya lagi tidur maka dia menarik tali yang ada di orang tersebut, jadi seakan-akan dia sedang kecurian maka dia pun kaget bangun terjaga dalam rangka untuk bercan

da tapi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam larang. Oleh karenanya seorang tatkala bercanda tidak boleh kemudian dia menakut-nakuti saudaranya seperti dia seakan-akan ingin mendorongnya di kolam renang misalnya, kemudian dia tahan atau kemudian dia menakut-nakutinya dengan menyodorkan pedang atau pisau di dadanya. Ini semua candaan yang tidak bermutu dan ini semua candaan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Terlebih lagi menjadikan syariat sebagai bahan candaan. Kita melihat sebagian masyarakat menjadikan syariat sebagai bahan candaan ada yang mengatakan misalnya jenggot yang kita tahu jenglot merupakan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dikatakan sebagai jenggot kambing. Sebagai apa? sebagai bahan tertawaan. Tidak boleh sama sekali! Haram! ada yang melihat seorang wanita berjilbab misalnya dengan jilbab yang besar maka dijadikan bahan candaan dikatakan baju Ninja. Ini candaan yang tidak diperbolehkan! Haram! ada juga seorang melihat orang lain misalnya celananya diatas mata kaki maka dijadikan bahan candaan dikatakan cingkrang, dikatakan celana kungfu, dikatakan sebagai kebanjiran dan julukan-julukan yang lainnya yang ini semua diharamkan oleh Syariat. Dan ini adalah bentuk candaan yang sangat berbahaya dibandingkan dengan yang lain-lainnya, karena terkumpul pada candaan seperti ini adalah penghinaan terhadap Syariat Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dan juga ada bentuk dari kedustaan. Oleh karenanya para hadirin Silahkan Anda bercanda dan kita boleh katakan canda merupakan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dilakukan oleh para sahabat akan tetapi sesuai dengan peraturan-peraturan yang tadi kita sebutkan.

Selamat Bercanda! Tapi ingat canda sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi Wasallam

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Video Ceramah Singkat tentang Selamat Bercanda

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang Kultum Singkat ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, telegram, whatsapp, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan dan hidayah bagi kaum muslimin. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: